PEMBAHASAN
PENGERTIAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)
Capital
Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model untuk menentukan harga suatu asset.
Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam keadaan ekuilibrium,
tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh risiko saham.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang
menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model ini
digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the
relationship between risk and expected return and that is used in the pricing
of risky securities)
Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan
pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan
memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan
risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk).
Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan
harga aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing
Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital Asset
Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko
sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun
Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital
Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model
akurasi yang cukup pada aplikasi penting.
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para
investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi
yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang
optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang
ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para
price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat
diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan
pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak
berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki
portofolio yang risikonya identik.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan
ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians
portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital
Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset
individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar
dan koefisien beta.
Risiko
dan Return
Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan
meningkatkan perolehan (minimize risk and maximize return). Asumsi umum bahwa
investor individu yang rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk
aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat
perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat
membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.
Risiko
investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H.
2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280):
1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut
juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku
bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss.
Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang
lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
2. Default risk. Risiko apabila penerbit aset
gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset.
3. Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil
aset karena inflasi.
4. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset
karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset.
5. Political risk. Risiko menurunya nilai aset
karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan
pemerintah atau perubahan penguasa.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba untuk menjelaskan
hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya saham
biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti
kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan
(possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah jumlah dari
kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation).
Saham berisiko dapat dikombinasi dalam sebuah portfolio
menjadi investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal.
Diversifikasi akan mengurangi risiko sistematis (systematic risk), tetapi tidak
dapat mengurangi risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Unsystematic
risk adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah perusahaan yang
dapat dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat
dihindari.
Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan dapat membantu
dalam menentukan keputusan investasi. Investor biasanya menghindari risiko,
investor menginginkan perolehan tambahan (additional returns) untuk menanggung
risiko tambahan (additional risks). Oleh karena itu saham berisiko tinggi
(High-risk securities) harus mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih
tinggi daripada perolehan yang diharapkan dari saham berisiko lebih rendah.
Resiko
Sistematis Dan Resiko Tidak Sistematis
Dalam teori portofolio modern telah diperkenalkan bahwa
risiko investor toral dapat dipisakan menjadi dua reiko, atas dasar apakah
suatu jenis resiko tertentu dapat dihilangkan dengan sistematis dan resiko
tidak sistematis. Esiko sisematis atau dikenal dengan resiko pasar – beberapa
penyebut menyebut sebagai resiko umum – merupakan resiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi dipasar recara keseluruhan. Perubahan asar tersebut akn
mempengaruhi variabilitasretur suatu investasi. Dengan kata lain, resiko
sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi.
Sedangkan resiko yang tidak sistematis atau dikenal dengan
risiko spesifik (resiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan. Resiko perusahaan lebih terkait pada
perubahan posisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen
portofolio disebutkan bahwa resiko perusahaan bisa diminimalkan dengan
melakukan diversifikasi asset dalam suatu portofolio.
Menentukan Garis Pasar Modal
Garis
lurus ini, biasanya mengacu pada capital market line (CML),
menggambarkan kondisi ekuilibrium yang berlaku dalam pasar untuk portofolio
efisien yang mengandung portofolio optimal dari aset beresiko dan aset bebas
resiko. Semua kombinasi dari aset bebas resiko dan portofolio beresiko M berada
pada CML., dan, dalam ekuilibrium, semua investor akan berakhir dengan
portofolio pada satu tempat pada CML berdasarkan pada toleransi resiko mereka.
Poin Penting Mengenai CML
Poin
berikut harus dicatat mengenai CML:
1.
Hanya
portofolio yang efisien yang menganding aset bebas resiko dan portofolio M yang
berada pada CML. Portofolio M, portofolio pasar dari sekuritas yang beresiko,
mengandung semua sekuritas dibobotkan oleh nilai pasar mereka masing-masing –
hal itu adalah kombinasi optimum dari sekuritas beresiko, dan dengan definisi,
sebuah portofolio efisien. Aset bebas resiko tidak memiliki resiko.
2.
Sebagai
pernyataan dari ekuilibrium, CML harus selalu miring kearah atas karena harga
dari resiko harus selalu positif. CML diformulasi dalam dunia dari laba yang
diharapkan, dan investor penghindar resiko tidak akan berinvestasi kecuali
mereka berharap untuk dikompensasi atas resiko itu. Semakin besar resiko, maka
semakin besar laba yang diharapkan.
3.
Pada
basis historis, bagi beberapa periode waktu tertentu seperti satu atau dua
tahun, atau empat kuartal berurutan, CML bisa menjadi slope yang berarah
kebawah; yaitu, laba pada RF melebihi laba pada portofolio pasar. Hal ini tidak
mengurangi validitas dari CML; hal itu hanya mengindikasikan bahwa laba
sebenarnya direalisasikan berbeda dari laba yang diharapkan. Jelasnya,
ekspektasi investor tidak selalu direalisasikan.
4.
CML
bisa digunakan untuk menentukan laba optimal yang diharapkan yang berasosiasi
dengan tingkatan resiko portofolio yang berbeda. Dengan demikian, CML
mengindikasikan laba yang dibutuhkan untuk tiap tingkatan resiko portofolio.
Garis Pasar Sekuritas
Garis
pasar modal menggambarkan trade-off resik laba dalam pasar finansial dalam
ekuilibrium. Namun, hal itu hanya berlaku bagi portofolio efisien dan tidak
bisa digunakan untuk mempertimbangkan ekuilibrium laba yang diharapkan untuk
satu negara. Dalam CAPM semua investor akan memegang portofolio pasar, yang
merupakan portofolio pembanding terhadap portofolio lainnya yang diukur.
Investor akan mengharapkan premium resiko untuk membeli sebuah aset beresiko
seperti saham. Semakin besar resiko dari saham itu, maka seharusnya semakin
tinggi premium resiko. Jika investor memegang portofolio yang didiversifikasi
dengan baik, mereka harus tertarik dalam resiko portofolio daripada resiko
sekuritas individual. Saham yang berbeda akan mempengaruhi sebuah portofolio
yang didiversifikasi dengan baik secara berbeda. Resiko relevan bagi sebuah
saham individual adalah kontribusinya pada resiko dari sebuah portofolio yang
didiversifikasi dengan baik.
BETA
Beta
menghubungkan kovarian dari sebuah aset dengan portofolio pasar dengan varian
dari portofolio pasar, dan didefinisikasi sebagai Laba yang diharapkan CAPM –
hubungan BETA. Garis pasar sekuritas (SML) adalah sebuah spesifikasi
CAPM akan bagaimana resiko dan tingkat laba yang dibutuhkan untuk aset,
sekuritas atau portofolio apapun adalah terkait. Teori ini mengajukan sebuah
hubungan linier antara resiko aset dan tingkat laba yang dibutuhkannya.
Beta Saham dan Beta Portfolio
Dapat
dilihat bahwa tidak berisikonya suatu portfolio tidak memiliki hubungan
sederhana dengan risiko asset dalam portfolio tersebut. namun, portfolio beta
dapat dihitung seperti juga taksirasn pengembalian portfolio. Beta merupakan
pengukur risiko yang relevan daned terdapat hubungan linier dan positif antara
tingkat keuntungan yang diharapkan dengan beta
Secara
umum, jika kita memiliki beberapa asset dalam portfolio, kita akan mengalikan
beta setiap asset dengan bobotnya dalan portfolio, lalu menjumlahkan hasilnya
untuk memperoleh beta portfolio.
Factor Tunggal dan Banyak Faktor
Factor
tunggal memberikan alternative bagi variance portofolio , yang lebih
mudah untuk menghitung. Alternative ini dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah portofolio. faktor tunggal adalah model yang berkaitan dengan return
pada setiap sekuritas atas return pada indeks pasar. Factor tunggal membagi dua
return sekuritas ke dalam komponen yaitu unik part dan market related part.
Unik
part sebagai mikro event, mempengaruhi perusahaan secara khusus tetapi tidak
secara umum. Di lain sisi, market related part adalah macro event, yang
mempengaruhi keseluruhan perusahaan. Sebagai contoh: BI mengumumkan discount
rate, perubahan pada prime rate atau mengenai supply money. Jadi factor tunggal
diasumsikan bahwa harga saham hanya karena perubahan umum denganssatu index
khususnya pasar. Beberapa peneliti mencoba untuk mengambil beberapa pengaruh
nonmarket dengan menciptakan banyak factor.
Terlihat
logis bahwa banyak factor harus mencerminkan sesuatu yang lebih baik dari satu
factor karena menggunakan lebih banyak informasi mengenai interrelationship
anatar return saham. Pengaruhnya, banyak factor menjadi turun antara metode
varian-covarian dan satu factor. Banyak factor telah dicoba, sebenarnya
menghasilkan historical korelasi yang lebih baik dari pada satu factor.
Meskipun hal ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena portofolio dibuat
untuk periode masa mendatang.