Pages

Monday, 3 November 2014

Pembubaran Firma dengan Metode Likuidasi di lakukan secara Berangsur


3.3.       Pembubaran Firma dengan Metode Likuidasi di lakukan secara Berangsur
Tahap Realisasi yang merupakan Tahap penting dalam proses pembubara Firma,adakalanya memerlukan waktu yang lama sehingga pembayaran hutang kepada kreditur ekstern dan kreditur intern serta pengembalian modal kepada anggota juga akan mengalami kelambatan. Apabila terjadi hal yang demikian, cara yang digunakan untuk mengatasi kelambatan likuidasi adalah dengan menggunakan metode likuidasi secara berangsur atau bertahap.
Kemp dan philips (1989) mengatakan bahwa metode likuidasi secara berangsur adalah :”Suatu metode pembayaran likuidasi dengan cara bertahap artinya setiap ada uang kas dari hasil realisasi aktiva non kas menjadi  kas akan langsung dilakukan pembayaran kepada para anggota yang mempunyai saldo kredit rekening modalnya”.
Ada 2 (dua) metode pembagian kas yang dapat digunakan dalam likuidasi yang di lakukan secara berangsur, yaitu :
1.    Pembagian kas tanpa program kas
2.    Pembagian kas dengan program kas

3.3.1.      Pembagian Kas tanpa Program Kas
Yang dimaksud dengan pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan pembagian kas yang ada dari setiap tahap realisasi kepada para anggota setelah pelunasan hutang – hutang Firma. Pembagian kas kepada para anggota ini tanpa di rencanakan atau disusun adanya prioritas pembayaran terlebih dahulu dan yang dipakai sebagai dasar pembagian adalah perbandingan pembagian Laba-Rugi.
Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam pembagian kas tanpa program kas adalah sebagai berikut :
a.    Mencatat realisasi aktiva non kas yang berhasil dijual.
b.    Membebankan laba atau rugi akibat realisasi aktiva non kas kepada modal masing-masing anggota.
c.    Melunasi hutanh – hutang dengan menggunakan uang kas yang ada.
d.   Apabila ada sebagian aktiva non kas yang belum berhasil dijual, maka dianggap suatu kerugian dan membebankan kerugian tersebut kepada para anggota.
e.    Apabila ada biaya likudasi yang timbul, biaya tersebut di bebankan kepada para anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.
f.     Membagikan kas yang ada sebagai pengembalian modal kepada anggota-anggota yang mempunyai rekening modal bersaldo kredit (tidak defisit).
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pembubaran Firma dengan likuidasi dilakukan secara berangsur dengan pembagian kas tanpa program kas, dapat di lihat dalam contoh berikut :
Berikut ini adalah Neraca Fa. “PQRS” sebelum likuidasi per 31 Desember 19X1 :
Fa. “PQRS”
Neraca
31 Desember 19X1
Aktiva

Kas                             Rp. 80.000.000;
Piutang                       Rp. 20.000.000;
Persediaan                  Rp.200.000.000;
Aktiva Tetap              Rp.700.000.000;

Hutang dan Modal

Hutang Dagang           Rp. 25.000.000;
Hutang Tn. P               Rp. 75.000.000;
Hutang Tn.Q               Rp. 50.000.000;
Modal P(30%)            Rp.200.000.000;
Modal Q(20%)           Rp.175.000.000;
Modal R(25%)           Rp.215.000.000;
Modal S(25%)           Rp.260.000.000;
Jumlah Aktiva         Rp.1.000.000.000;
Jumlah Hutang
Dan Modal              Rp.1.000.000.000;

Likuidasi Firma dilakukan secara berangsur yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a.    Januari - 19X2
-          Piutang berhasil ditagih sebesar Rp.15.000.000;
Aktiva Tetap yang harga pokoknya Rp. 250.000.000;
Berhasil dijual seharga Rp.275.000;

b.    Maret – 19X2
-          Persediaan yang harga pokoknya Rp.180.000.000;
Laku dijual seharga Rp.220.000.000;

c.    Mei – 19X2
-          Sisa persediaan yang belum tertagih dihapuskan
-          Piutang yang belum di tagih dihapuskan
-          Sisa aktiva tetap laku dijual seharga Rp.390.000.000;
Berdasarkan contoh diatas dapat di buat jurnal likuidasi Fa.”PQRS” beserta perhitungan dengan menggunakan metode likuidasi berangsur sebagai berikut :
1.    Likuidasi Tahap 1 (bulan januari 19X2) :
a.       Realisasi Piutang..................................Rp.  15.000.000;
Realisasi aktiva tetap............................Rp.275.000.000; +
Jumlah  kas hasil realisasi                    Rp.290.000.000;

Laba realisasi aktiva tetap
Rp. 275.000.000; - Rp. 250.000.000; = Rp. 25.000.000;
Dibagikan kepada Tn.PQRS masing – masing sebesar :
Tn. P = 30% x Rp.25.000.000; = Rp. 7.500.000;
Tn. Q = 20% x Rp.25.000.000; = Rp. 5.000.000;
Tn. R = 25% x Rp.25.000.000; = Rp. 6.250.000;
Tn. S = 25% x Rp.25.000.000; = Rp. 6.250.000;+
                              Jumlah         = Rp.25.000.000;

Jurnal Realisasi tahap I :
Kas                                       Rp. 290.000.000;
            Piutang dagang                                Rp.  15.000.000;
            Aktiva Tetap                                    Rp.250.000.000;
            Modal Tn.P                                      Rp.    7.500.000;
            Modal Tn.Q                                     Rp.    5.000.000;
            Modal Tn. R                                    Rp.    6.250.000;
            Modal Tn.S                                      Rp.    6.250.000;


b.      Selanjutnya diadakan pelunasan Hutang – hutang Firma dengan jurnl sebagai berikut :

Hutang Dagang                   Rp. 25.000.000;
Hutang Tn. P                       Rp. 75.000.000;
Hutang Tn. Q                       Rp. 50.000.000;
                     Kas                                         Rp. 150.000.000;
                                            
c.       Membebankan Aktiva non kas yang belum terjual dianggap sebagai kerugian dengan perhitungan sebagai berikut :
-       Jumlah aktiva non kas yang ada      Rp. 920.000.000;
-       Yang telah direalisasi                       Rp. 265.000.000; +
Aktiva non kas yang belum
Terjual/terealisasi                                  Rp. 655.000.000;

Kerugian sebesar Rp. 655.000.000; dibebankan kepada Tn.PQRS sesuai dengan rasio yang telah ditentukan. Pembebanan rugi ini akan mengurangi saldo modalnya yang tampak sebagai berikut :


Modal
Tn. P (30%)
(Rp)
Modal
Tn. Q (20%)
(Rp)
Modal
Tn.R (25%)
(Rp)
Modal
Tn. S(25%)
(Rp)
Saldo 1 Jan 19X2
Laba Reali.Thp I
200.000.000
    7.500.000
175.000.000
    5.000.000
215.000.000
    6.250.000
260.000.000
    6.250.000

Rugi Aktiva non kas yg belum dijual Rp.655.000.000;
207.500.000



(196.500.000)
180.000.000



(131.000.000)
221.250.000



(163.750.000)
266.250.000



(163.750.000)

Saldo 31 Jan 19X2

  11.000.000;

 49.000.000;

  57.000.000;

102.500.000


d.        Membagikan kas yang ada kepada anggota yang rekening modalnya bersaldo kredit dengan perhitngan sebagai berikut :
-          Jumlah Kas                                           = Rp.  80.000.000;
-          Kas dari realisasi                                  = Rp.290.000.000; +
-          Kas yang Tersedia pada Tahap 1         = Rp.370.000.000;
-          Pelunasan Hutang Firma                      = Rp.150.000.000; -
Sisa kas yg dibagikan kepada
anggota                                                 = Rp.220.000.000;
Jurnal pembagian kas pada tahap 1 adalah sebagai berikut :
Modal Tn. P                                                        Rp. 11.000.000;
Modal Tn. Q                                           Rp. 49.000.000;
Modal Tn. R                                           Rp. 57.500.000;
Modal Tn. S                                            Rp.102.500.000;
                     Kas                                                Rp. 220.000.000;

2.         Likuidasi Tahap II (Maret 19X2) :
a.       Realisasi persediaan                   = Rp. 220.000.000;
Harga pokok persediaan            = Rp. 180.000.000;
Laba realisasi                             = Rp.   40.000.000;

Jurnal realisasi untuk mencatat penjualan persediaan dan pembagian Laba realisasi :
Kas                          Rp. 220.000.000;
        Persediaan                                   Rp. 180.000.000;
        Modal Tn. P                                Rp.   12.000.000;
        Modal Tn. Q                               Rp.     8.000.000;
        Modal Tn. R                                Rp.   10.000.000;
        Modal Tn. S                                Rp.   10.000.000;

b.      Aktiva non kas yang belum terjual sampai
31 januari 19X2                                  Rp. 655.000.000;
Aktiva non kas yang terjual
Maret 19X2                                         Rp. 180.000.000;
      Aktiva non kas belum terjual
      Per 31 Maret 19X2                        Rp. 475.000.000;

Aktiva non kas belum terjual dianggap kerugian, sehigga saldo modal masing-masing anggota sampai tanggal 31 Maret 19X2 akan tampak sebagai berikut :










Modal
Tn. P (30%)
(Rp)
Modal
Tn. Q (20%)
(Rp)
Modal
Tn.R (25%)
(Rp)
Modal
Tn. S(25%)
(Rp)
Saldo awal I jan 19X2
Pembaian Tahap I

200.000.000;

( 11.000.000;)


175.000.000;

( 49.000.000;)

215.000.000;

(57.500.000;)

260.000.000;

(102.500.000;)

Bagian Laba Realisasi Tahap I
Bagian Laba Realisasi tahap II
189.000.000;


    7.500.000;


  12.000.000;
126.000.000;


    5.000.000;


   8.000.000;
157.500.000;


    6.250.000;


  10.000.000;
157.500.000;


   6.250.000;


  10.000.000;

Bagian Rugi Karena Aktiva non kas belum terjual
208.500.000;



(142.500.000)
139.000.000;



(95.000.000)
173.750.000;



(118.750.000)
173.750.000;



(118.750.000)
Saldo modal per 31 maret 19X2


66.000.000;


44.000.000;


55.000.000;


55.000.000;

c.    Membagikan kas yang ada sebesar Rp. 220.000.000; kepada para anggota yang mempunyai saldo modal kredit dengan jurnal likuidasi sebagai berikut :
Modal Tn. P                           Rp. 66.000.000;
Modal Tn. Q                           Rp. 44.000.000;
Modal Tn. R                           Rp. 55.000.000;
Modal Tn. S                           Rp. 55.000.000;
     Kas                                                  Rp. 220.000.000;

3.         Likuidasi tahap III ( Bulan Mei 19X2) :
a.    Piutang yg belum tertagih                                              = Rp.   5.000.000;
Persediaan yg belum terjual                     = Rp. 20.000.000;+
Jumlah Aktiva non kas yg dihapuskan    = Rp. 25.000.000;

Realisasi aktiva tetap                               = Rp. 390.000.000;
Harga pokok aktiva tetap yg blm terjual = Rp. 450.000.000;
Rugi realisasi aktiva tetap                        = Rp. (60.000.000)
       Jurnal penghapusan dan rugi realisasi tahap III adalah sebagai berikut :
       Kas                                                Rp. 390.000.000;
       Modal Tn. P                                   Rp.   25.500.000;                
       Modal Tn. Q                                  Rp.   17.000.000;
       Modal Tn. R                                  Rp.   21.250.000;                
       Modal Tn. S                                   Rp.   21.250.000;
                   Persediaan                                                 Rp.   20.000.000;
                   Piutang dagang                                         Rp.    5.000.000;
                   Aktiva Tetap                                             Rp. 450.000.000;

b.         Membagi kas yang ada sebesar Rp. 390.000.000; kepada para Anggota dengan perhitungan sebagai berikut :

Modal
Tn. P(30%)
(Rp)
Modal
Tn. Q(20%)
(Rp)
Modal
Tn. R(25%)
(Rp)
Modal
Tn. S(25%)
(Rp)

Saldo 1 jan 19X2

Pembagian Tahap I

Pembagian tahap II

200.000.000;

(11.000.000)

(66.000.000)

175.000.000;

(49.000.000)

(44.000.000)

215.000.000;

(57.500.000)

(55.000.000)

260.000.000;

(102.500.000)

(55.000.000)

Bagian Laba Realisasi Tahap I
Bagian Laba Realisasi tahap II
123.000.000;

   7.500.000;

 12.000.000;
82.000.000;

   5.000.000;

   8.000.000;
102.500.000;

    6.250.000;

  10.000.000;
102.500.000;

    6.250.000;

  10.000.000;

Rugi penghapusan dan Realisasi Tahap III
142.500.000;


(25.500.000)
95.000.000;


(17.000.000)
118.750.000;


(21.500.000;)
118.750.000;


(21.500.000;)
Saldo Modal Akhir Per 31 Mei 19X2


117.000.000;


78.000.000;


97.500.000;


97.500.000;
                                                                      
Jurnal yang Harus di buat Untuk mencatat pengembalian Modal untuk para anggota pada tahap III adalah sebagai berikut :
Modal Tn.P                                          Rp. 117.000.000;
Modal Tn. Q                                         Rp.  78.000.000;
Modal Tn. R                                         Rp.   97.500.000;
Modal Tn. S                                         Rp.   97.500.000;
                   Kas                                                         Rp. 390.000.000;


3.3.2.      Pembagian Kas dengan Program Kas
Berbeda dengan metode pembagian kas tanpa program kas yang telah di bahas di atas,dalam metode ini terlebih dahulu di susun rencana prioritas pembayaran kas sehingga para anggota sudah dapat menentukan siapa yang berhak menerima kas terlebih dahulu. Rencana prioritas pembayaran kas yang disusun sebelum proses pembubaran berlangsung sering disebut dengan istilah “Program kas”.
Jadi sesuai dengan namanya,program kas disusun dengan tujuan untuk menentukan prioritas atau tata urutan pembagian kas masing – masing anggota sehingga dapat diketahui siapa yang pertama kali menerima pembagian kas, kemudian siapa yang menempati urutan kedua dan seterusnya. Perlu diingat bahwasannya pembagian kas dengan program kas ini dilakukan setelah hutang atau kewajiban Firma kepada Kreditur ekstern dan kreditur intern dilunasi.
Prosedur akuntansi yang harus ditempuh untuk likuidasi berangsur dengan menggunakan program kas ini adalah sebagai berikut :
a.       Menghitung kemampuan untuk menanggung rugi maksimum (maximum loss absorbable)
b.      Menyusun urutan prioritas pembayaran kas kepada para anggota
c.       Membuat program pembayaran kas
d.      Melaksanakan pembagian kas atau likuidasi sesuai dengan tata urutan yang berlaku dan program kas yang telah tersusun.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penggunaan program kas untuk likuidasi berangsur, dapat dilihat pada contoh pembahasan berikut ini :
Contoh:
Sebuah persekutuan yang didirikan oleh Tn. Andi, Ny.Ari dan Nn. Afni telah bersepakat untuk likuidasi karena para anggota tersebut masing-masing akan mendirikan usaha sendiri. Persekutuan tersebut didirikan dengan nama Fa. “3 A” yang mempunyai posisi keuangan sesaat sebelum likuidasi sebagai berikut :
NERACA
Fa.”3A”
Kas                           Rp.   80.000.000;
Pesediaan                 Rp. 220.000.000;
Aktiva Tetap            Rp. 500.000.000;
Aktiva lain – lain     Rp. 200.000.000; +

Jumlah                   Rp.1.000.000.000;
Hutang dagang            Rp. 100.000.000;
Hutang Nn.afni           Rp.   50.000.000;
Modal Tn.Andi           Rp. 250.000.000;
Modal Tn.Ari              Rp.300.000.000;
Modal Nn.Afni          Rp.300.000.000;+
Jumlah                       Rp.1.000.000.000;


Likudasi Firm “3 A” akan dilakukan secara berangsur dan rasio Perbandingan laba-Rugi Firma adalah 20% : 40% : 40%. Tahap – tahap  realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut :
            Tahap I :  Aktiva Tetap yang harga pokoknya Rp.300.000.000; laku dijual seharga Rp.240.000.000;
            Tahap II :  persediaan laku dijual dengan harga Rp.250.0000.000;
            Tahap III :  Sisa aktiva laku di jual seharga Rp.210.000.000;
Berdasarkan data dalam contoh diatas ,langkah – langkah pembagian kas dengan program kas adalah sebagai berikut :
a.         Menghitung Kemampuan Untuk Menanggung Rugi Maksimum (KMRM) Masing – masing amggota.
Kemampuan untuk menanggung Rugi maksimum anggota adapat dihitung dengan cara menghitung jumlah kekayaan yang tertanam (investasi) dalam Firma dibagi dengan rasio perbandingan Laba – Rugi. Jumlah investasi dalam firma meliputi jumlah saldo modal ditambah piutang anggota (bila ada) dan dikurangi jumlah hutang anggota (bila ada).
b.         Menyusun Urutan prioritas pembayaran kas kepada Anggota
Prioritas Pembayaran kas kepada anggota dibuat berdasarkSan hasil perhitungan kemampuan untuk menanggung rugi maksimum dengan urutan yang paling besar kapasitasnya sebagai prioritas pertama kemudian diikuti oleh kapasitas kemampuan rugi maksimum yang berada dibawahnya.
c.         Membuat Program Pembayaran kas
Program pembayaran kas digunakan untuk menentukan berapa besar prioritas pembayaran yang akan diberikan kepada masin – masing anggota sesuai dengan urutan prioritas pembayaran. Besarnya hak untuk menerima prioritas pembayaran terlebih dahulu milik seorang anggota tergantung pada kelebuhan kemampuan menanggung rugi maksimum anggota tersebut di atas anggota lain.
d.        Melaksanakan Pembagian Kas dengan Program Kas
Pembagian Kas diawali dengan realisasi aktiva non kas menjadi kas kemudiaan barulah diadakan likuidasi.
Comments
2 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

2 komentar:

Post a Comment

DAFTAR ISI