Tahap
Realisasi yang merupakan Tahap penting dalam proses pembubara Firma,adakalanya
memerlukan waktu yang lama sehingga pembayaran hutang kepada kreditur ekstern
dan kreditur intern serta pengembalian modal kepada anggota juga akan mengalami
kelambatan. Apabila terjadi hal yang demikian, cara yang digunakan untuk
mengatasi kelambatan likuidasi adalah dengan menggunakan metode likuidasi secara
berangsur atau bertahap.
Kemp
dan philips (1989) mengatakan bahwa metode likuidasi secara berangsur adalah
:”Suatu metode pembayaran likuidasi dengan cara bertahap artinya setiap ada
uang kas dari hasil realisasi aktiva non kas menjadi kas akan langsung dilakukan pembayaran kepada
para anggota yang mempunyai saldo kredit rekening modalnya”.
Ada
2 (dua) metode pembagian kas yang dapat digunakan dalam likuidasi yang di
lakukan secara berangsur, yaitu :
1. Pembagian
kas tanpa program kas
2. Pembagian
kas dengan program kas
3.3.1.
Pembagian
Kas tanpa Program Kas
Yang
dimaksud dengan pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan pembagian
kas yang ada dari setiap tahap realisasi kepada para anggota setelah pelunasan
hutang – hutang Firma. Pembagian kas kepada para anggota ini tanpa di
rencanakan atau disusun adanya prioritas pembayaran terlebih dahulu dan yang
dipakai sebagai dasar pembagian adalah perbandingan pembagian Laba-Rugi.
Adapun
prosedur yang harus dilakukan dalam pembagian kas tanpa program kas adalah sebagai
berikut :
a. Mencatat
realisasi aktiva non kas yang berhasil dijual.
b. Membebankan
laba atau rugi akibat realisasi aktiva non kas kepada modal masing-masing
anggota.
c. Melunasi
hutanh – hutang dengan menggunakan uang kas yang ada.
d. Apabila
ada sebagian aktiva non kas yang belum berhasil dijual, maka dianggap suatu
kerugian dan membebankan kerugian tersebut kepada para anggota.
e. Apabila
ada biaya likudasi yang timbul, biaya tersebut di bebankan kepada para anggota
sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.
f. Membagikan
kas yang ada sebagai pengembalian modal kepada anggota-anggota yang mempunyai
rekening modal bersaldo kredit (tidak defisit).
Untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai prosedur akuntansi pembubaran Firma dengan likuidasi dilakukan secara
berangsur dengan pembagian kas tanpa program kas, dapat di lihat dalam contoh
berikut :
Berikut ini adalah Neraca Fa. “PQRS”
sebelum likuidasi per 31 Desember 19X1 :
Fa. “PQRS”
Neraca
31 Desember 19X1
Aktiva
Kas Rp. 80.000.000;
Piutang Rp. 20.000.000;
Persediaan Rp.200.000.000;
Aktiva Tetap Rp.700.000.000;
|
Hutang dan Modal
Hutang Dagang Rp. 25.000.000;
Hutang Tn. P Rp. 75.000.000;
Hutang Tn.Q Rp. 50.000.000;
Modal P(30%) Rp.200.000.000;
Modal Q(20%) Rp.175.000.000;
Modal R(25%) Rp.215.000.000;
Modal S(25%) Rp.260.000.000;
|
Jumlah Aktiva Rp.1.000.000.000;
|
Jumlah Hutang
Dan Modal Rp.1.000.000.000;
|
Likuidasi Firma dilakukan secara
berangsur yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. Januari
- 19X2
-
Piutang berhasil
ditagih sebesar Rp.15.000.000;
Aktiva Tetap yang harga
pokoknya Rp. 250.000.000;
Berhasil dijual seharga
Rp.275.000;
b. Maret
– 19X2
-
Persediaan yang harga
pokoknya Rp.180.000.000;
Laku dijual seharga
Rp.220.000.000;
c. Mei
– 19X2
-
Sisa persediaan yang
belum tertagih dihapuskan
-
Piutang yang belum di
tagih dihapuskan
-
Sisa aktiva tetap laku
dijual seharga Rp.390.000.000;
Berdasarkan contoh diatas dapat di buat
jurnal likuidasi Fa.”PQRS” beserta perhitungan dengan menggunakan metode
likuidasi berangsur sebagai berikut :
1. Likuidasi
Tahap 1 (bulan januari 19X2) :
a. Realisasi
Piutang..................................Rp.
15.000.000;
Realisasi aktiva
tetap............................Rp.275.000.000; +
Jumlah kas hasil realisasi Rp.290.000.000;
Laba realisasi aktiva
tetap
Rp. 275.000.000; - Rp.
250.000.000; = Rp. 25.000.000;
Dibagikan kepada
Tn.PQRS masing – masing sebesar :
Tn. P = 30% x
Rp.25.000.000; = Rp. 7.500.000;
Tn. Q = 20% x
Rp.25.000.000; = Rp. 5.000.000;
Tn. R = 25% x
Rp.25.000.000; = Rp. 6.250.000;
Tn. S = 25% x
Rp.25.000.000; = Rp. 6.250.000;+
Jumlah = Rp.25.000.000;
Jurnal Realisasi tahap
I :
Kas Rp.
290.000.000;
Piutang dagang Rp. 15.000.000;
Aktiva Tetap Rp.250.000.000;
Modal Tn.P Rp. 7.500.000;
Modal Tn.Q Rp. 5.000.000;
Modal Tn. R Rp. 6.250.000;
Modal Tn.S Rp. 6.250.000;
b. Selanjutnya
diadakan pelunasan Hutang – hutang Firma dengan jurnl sebagai berikut :
Hutang Dagang Rp. 25.000.000;
Hutang Tn. P Rp. 75.000.000;
Hutang Tn. Q Rp. 50.000.000;
Kas Rp. 150.000.000;
c. Membebankan
Aktiva non kas yang belum terjual dianggap sebagai kerugian dengan perhitungan
sebagai berikut :
- Jumlah
aktiva non kas yang ada Rp.
920.000.000;
- Yang
telah direalisasi Rp.
265.000.000; +
Aktiva
non kas yang belum
Terjual/terealisasi Rp.
655.000.000;
Kerugian
sebesar Rp. 655.000.000; dibebankan kepada Tn.PQRS sesuai dengan rasio yang
telah ditentukan. Pembebanan rugi ini akan mengurangi saldo modalnya yang
tampak sebagai berikut :
Modal
Tn. P
(30%)
(Rp)
|
Modal
Tn. Q
(20%)
(Rp)
|
Modal
Tn.R
(25%)
(Rp)
|
Modal
Tn.
S(25%)
(Rp)
|
|
Saldo
1 Jan 19X2
Laba
Reali.Thp I
|
200.000.000
7.500.000
|
175.000.000
5.000.000
|
215.000.000
6.250.000
|
260.000.000
6.250.000
|
Rugi
Aktiva non kas yg belum dijual Rp.655.000.000;
|
207.500.000
(196.500.000)
|
180.000.000
(131.000.000)
|
221.250.000
(163.750.000)
|
266.250.000
(163.750.000)
|
Saldo
31 Jan 19X2
|
11.000.000;
|
49.000.000;
|
57.000.000;
|
102.500.000
|
d.
Membagikan kas yang ada
kepada anggota yang rekening modalnya bersaldo kredit dengan perhitngan sebagai
berikut :
-
Jumlah Kas =
Rp. 80.000.000;
-
Kas dari realisasi =
Rp.290.000.000; +
-
Kas yang Tersedia pada
Tahap 1 = Rp.370.000.000;
-
Pelunasan Hutang Firma = Rp.150.000.000; -
Sisa
kas yg dibagikan kepada
anggota =
Rp.220.000.000;
Jurnal
pembagian kas pada tahap 1 adalah sebagai berikut :
Modal Tn. P Rp.
11.000.000;
Modal Tn. Q Rp.
49.000.000;
Modal Tn. R Rp.
57.500.000;
Modal Tn. S Rp.102.500.000;
Kas Rp.
220.000.000;
2.
Likuidasi Tahap II
(Maret 19X2) :
a. Realisasi
persediaan = Rp.
220.000.000;
Harga pokok persediaan = Rp. 180.000.000;
Laba realisasi = Rp. 40.000.000;
Jurnal
realisasi untuk mencatat penjualan persediaan dan pembagian Laba realisasi :
Kas Rp. 220.000.000;
Persediaan Rp. 180.000.000;
Modal Tn. P Rp.
12.000.000;
Modal Tn. Q Rp.
8.000.000;
Modal Tn. R Rp.
10.000.000;
Modal Tn. S Rp.
10.000.000;
b. Aktiva
non kas yang belum terjual sampai
31 januari 19X2 Rp.
655.000.000;
Aktiva non kas
yang terjual
Maret 19X2 Rp.
180.000.000;
Aktiva non kas belum terjual
Per 31 Maret 19X2 Rp. 475.000.000;
Aktiva
non kas belum terjual dianggap kerugian, sehigga saldo modal masing-masing
anggota sampai tanggal 31 Maret 19X2 akan tampak sebagai berikut :
Modal
Tn. P
(30%)
(Rp)
|
Modal
Tn. Q
(20%)
(Rp)
|
Modal
Tn.R
(25%)
(Rp)
|
Modal
Tn.
S(25%)
(Rp)
|
|
Saldo
awal I jan 19X2
Pembaian
Tahap I
|
200.000.000;
( 11.000.000;)
|
175.000.000;
( 49.000.000;)
|
215.000.000;
(57.500.000;)
|
260.000.000;
(102.500.000;)
|
Bagian
Laba Realisasi Tahap I
Bagian
Laba Realisasi tahap II
|
189.000.000;
7.500.000;
12.000.000;
|
126.000.000;
5.000.000;
8.000.000;
|
157.500.000;
6.250.000; 10.000.000; |
157.500.000;
6.250.000;
10.000.000; |
Bagian
Rugi Karena Aktiva non kas belum terjual
|
208.500.000;
(142.500.000)
|
139.000.000;
(95.000.000)
|
173.750.000;
(118.750.000)
|
173.750.000;
(118.750.000)
|
Saldo modal per 31 maret 19X2
|
66.000.000;
|
44.000.000;
|
55.000.000;
|
55.000.000;
|
c. Membagikan
kas yang ada sebesar Rp. 220.000.000; kepada para anggota yang mempunyai saldo
modal kredit dengan jurnal likuidasi sebagai berikut :
Modal
Tn. P Rp.
66.000.000;
Modal
Tn. Q Rp.
44.000.000;
Modal
Tn. R Rp.
55.000.000;
Modal
Tn. S Rp.
55.000.000;
Kas Rp.
220.000.000;
3.
Likuidasi tahap III (
Bulan Mei 19X2) :
a. Piutang
yg belum tertagih =
Rp. 5.000.000;
Persediaan
yg belum terjual =
Rp. 20.000.000;+
Jumlah
Aktiva non kas yg dihapuskan = Rp.
25.000.000;
Realisasi
aktiva tetap =
Rp. 390.000.000;
Harga
pokok aktiva tetap yg blm terjual = Rp.
450.000.000;
Rugi
realisasi aktiva tetap =
Rp. (60.000.000)
Jurnal penghapusan dan rugi realisasi
tahap III adalah sebagai berikut :
Kas Rp.
390.000.000;
Modal Tn. P Rp. 25.500.000;
Modal Tn. Q Rp. 17.000.000;
Modal Tn. R Rp. 21.250.000;
Modal Tn. S Rp. 21.250.000;
Persediaan Rp. 20.000.000;
Piutang dagang Rp. 5.000.000;
Aktiva Tetap Rp.
450.000.000;
b.
Membagi kas yang ada
sebesar Rp. 390.000.000; kepada para Anggota dengan perhitungan sebagai berikut
:
Modal
Tn. P(30%)
(Rp)
|
Modal
Tn. Q(20%)
(Rp)
|
Modal
Tn. R(25%)
(Rp)
|
Modal
Tn. S(25%)
(Rp)
|
|
Saldo 1
jan 19X2
Pembagian
Tahap I
Pembagian
tahap II
|
200.000.000;
(11.000.000)
(66.000.000)
|
175.000.000;
(49.000.000)
(44.000.000)
|
215.000.000;
(57.500.000)
(55.000.000)
|
260.000.000;
(102.500.000)
(55.000.000)
|
Bagian
Laba Realisasi Tahap I
Bagian
Laba Realisasi tahap II
|
123.000.000;
7.500.000;
12.000.000;
|
82.000.000;
5.000.000;
8.000.000;
|
102.500.000;
6.250.000;
10.000.000;
|
102.500.000;
6.250.000;
10.000.000;
|
Rugi
penghapusan dan Realisasi Tahap III
|
142.500.000;
(25.500.000)
|
95.000.000;
(17.000.000)
|
118.750.000;
(21.500.000;)
|
118.750.000;
(21.500.000;)
|
Saldo
Modal Akhir Per 31 Mei 19X2
|
117.000.000;
|
78.000.000;
|
97.500.000;
|
97.500.000;
|
Jurnal yang Harus di buat Untuk mencatat
pengembalian Modal untuk para anggota pada tahap III adalah sebagai berikut :
Modal Tn.P Rp. 117.000.000;
Modal Tn. Q Rp. 78.000.000;
Modal Tn. R Rp. 97.500.000;
Modal Tn. S Rp. 97.500.000;
Kas Rp.
390.000.000;
3.3.2.
Pembagian
Kas dengan Program Kas
Berbeda
dengan metode pembagian kas tanpa program kas yang telah di bahas di atas,dalam
metode ini terlebih dahulu di susun rencana prioritas pembayaran kas sehingga
para anggota sudah dapat menentukan siapa yang berhak menerima kas terlebih
dahulu. Rencana prioritas pembayaran kas yang disusun sebelum proses pembubaran
berlangsung sering disebut dengan istilah “Program kas”.
Jadi
sesuai dengan namanya,program kas disusun dengan tujuan untuk menentukan
prioritas atau tata urutan pembagian kas masing – masing anggota sehingga dapat
diketahui siapa yang pertama kali menerima pembagian kas, kemudian siapa yang
menempati urutan kedua dan seterusnya. Perlu diingat bahwasannya pembagian kas
dengan program kas ini dilakukan setelah hutang atau kewajiban Firma kepada
Kreditur ekstern dan kreditur intern dilunasi.
Prosedur
akuntansi yang harus ditempuh untuk likuidasi berangsur dengan menggunakan
program kas ini adalah sebagai berikut :
a. Menghitung
kemampuan untuk menanggung rugi maksimum (maximum loss absorbable)
b. Menyusun
urutan prioritas pembayaran kas kepada para anggota
c. Membuat
program pembayaran kas
d. Melaksanakan
pembagian kas atau likuidasi sesuai dengan tata urutan yang berlaku dan program
kas yang telah tersusun.
Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai penggunaan program kas untuk likuidasi berangsur, dapat dilihat
pada contoh pembahasan berikut ini :
Contoh:
Sebuah persekutuan yang didirikan
oleh Tn. Andi, Ny.Ari dan Nn. Afni telah bersepakat untuk likuidasi karena para
anggota tersebut masing-masing akan mendirikan usaha sendiri. Persekutuan
tersebut didirikan dengan nama Fa. “3 A” yang mempunyai posisi keuangan sesaat
sebelum likuidasi sebagai berikut :
NERACA
Fa.”3A”
Kas Rp. 80.000.000;
Pesediaan Rp. 220.000.000;
Aktiva
Tetap Rp. 500.000.000;
Aktiva
lain – lain Rp. 200.000.000;
+
Jumlah Rp.1.000.000.000;
|
Hutang
dagang Rp. 100.000.000;
Hutang
Nn.afni Rp. 50.000.000;
Modal
Tn.Andi Rp. 250.000.000;
Modal
Tn.Ari Rp.300.000.000;
Modal
Nn.Afni Rp.300.000.000;+
Jumlah Rp.1.000.000.000;
|
Likudasi
Firm “3 A” akan dilakukan secara berangsur dan rasio Perbandingan laba-Rugi
Firma adalah 20% : 40% : 40%. Tahap – tahap
realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut :
Tahap
I : Aktiva Tetap yang harga pokoknya
Rp.300.000.000; laku dijual seharga Rp.240.000.000;
Tahap
II : persediaan laku dijual dengan harga
Rp.250.0000.000;
Tahap
III : Sisa aktiva laku di jual seharga
Rp.210.000.000;
Berdasarkan data dalam contoh diatas
,langkah – langkah pembagian kas dengan program kas adalah sebagai berikut :
a.
Menghitung Kemampuan
Untuk Menanggung Rugi Maksimum (KMRM) Masing – masing amggota.
Kemampuan untuk
menanggung Rugi maksimum anggota adapat dihitung dengan cara menghitung jumlah
kekayaan yang tertanam (investasi) dalam Firma dibagi dengan rasio perbandingan
Laba – Rugi. Jumlah investasi dalam firma meliputi jumlah saldo modal ditambah
piutang anggota (bila ada) dan dikurangi jumlah hutang anggota (bila ada).
b.
Menyusun Urutan
prioritas pembayaran kas kepada Anggota
Prioritas
Pembayaran kas kepada anggota dibuat berdasarkSan hasil perhitungan kemampuan
untuk menanggung rugi maksimum dengan urutan yang paling besar kapasitasnya
sebagai prioritas pertama kemudian diikuti oleh kapasitas kemampuan rugi
maksimum yang berada dibawahnya.
c.
Membuat Program
Pembayaran kas
Program
pembayaran kas digunakan untuk menentukan berapa besar prioritas pembayaran
yang akan diberikan kepada masin – masing anggota sesuai dengan urutan
prioritas pembayaran. Besarnya hak untuk menerima prioritas pembayaran terlebih
dahulu milik seorang anggota tergantung pada kelebuhan kemampuan menanggung
rugi maksimum anggota tersebut di atas anggota lain.
d.
Melaksanakan Pembagian
Kas dengan Program Kas
Pembagian
Kas diawali dengan realisasi aktiva non kas menjadi kas kemudiaan barulah
diadakan likuidasi.
fair Proxifier 3.31 Crack + Keygen Full Latest Version Download Free
ReplyDeleteSaya mau tanya modal tuan pqrs bulan maret dapat dari mana?
ReplyDelete