Pages

Wednesday 3 December 2014

PERAMALAN/ FORECASTING

Suatu analisis ekonomi dan kegiatan usaha perusahaan yang menitikberatkan pada mengkaji situasi dan kondisi yang berlaku sekarang maupun yang telah lalu, dan melihat pengaruhnya pada situasi dan kondisi di masa yang akan mendatang, membutuhkan suatu teknis dan metode analisis peramalan.  Peramalan/forecasting ialah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa akan datang.
Peramalan menjadi penting sebab situasi dan kondisi yang berkaitan dengan ekonomi dan kegiatan usaha dihadapkan pada,
  1. Meningkatnya kompleksitas organisasi
  2. Meningkatnya ukuran-ukuran keberhasilan organisasi
  3. Perubahan lingkungan yang sangat cepat

Kegunaan dari peramalan ialah akan membantu dalam pengambilan keputusan.  Keputusan yang baik ialah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.  Apabila peramalan yang dibuat kurang tepat, maka keputusan yang kita buat kurang baik, sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknik dan metode secara benar.  Ketepatan dalam melakukan peramalan akan menunjang perencanaan yang ditetapkan.
A.        JENIS-JENIS PERAMALAN
Peramalan dilihat dari sifat penyusunannya terbagi atas dua macam, yaitu :
  1. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif bersifat subyektif dan didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya.  Dalam hal ini pandangan atau judgement dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.
2.      Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif didasarkan atas data historis yang relevan di masa lalu, mengikuti pendekatan statistika formal dan pendekatan yang sistematis yang meminimumkan kesalahan (error) peramalan.

            Dalam peramalan kuantitatif, memerlukan tiga kondisi yaitu :
a.       Adanya informasi masa lalu
b.      Informasi tersebut dapat dikuantifisir
c.       Dapat diasumsikan bahwa pola di masa lalu dapat berkelanjutan di masa yang akan datang.
B.        JENIS POLA DATA
            Jenis pola data dapat dilihat dalam gambar sbb :


 



         (1) Pola Data Horizontal                                          (2) Pola Data Musiman



         (3) Pola Data Siklus                                                 (4) Pola Data Trend
Keterangan :
(1)   Pola data horizontal menunjukan bahwa nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata (stasioner terhadap nilai rata-ratanya)
(2)   Pola data musiman menunjukan bahwa nilai data dipengaruhi oleh faktor musiman (harian, mingguan, bulanan, semesteran, tahunan)
(3)   Pola data siklus menunjukan bahwa nilai data dipengaruhi oleh flukstuasi dalam jangka panjang
(4)   Pola data trend menunjukan bahwa nilai data terjadi kenaikan atau penurunan dalam jangka panjang.

C.        TAHAPAN PERAMALAN
            Tahapan peramalan yang baik meliputi 3 hal :
a.       Menganalisis Data Masa Lalu.
      Tahap ini berguna untuk mengetahui pola data yang tepat di masa lalu. Analisis dilakukan dengan cara membuat tabulasi kemudian mem-plot-kan data untuk mengetahui pola data
b.      Menentukan Metode
      Tahap ini ialah menetapkan metode peramalan yang baik.  Metode yang baik  ialah metode yang menghasilkan penyimpangan terkecil.
c.       Memproyeksikan Data.
      Tahap ini ialah memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode terpilih dan mempertimbangkan adanya faktor-faktor perubahan.
D.        MODEL DAN DASAR-DASAR PERAMALAN
            Dalam Peramalan Kuantitatif, dikenal dua model data yaitu :
1.      Model deret berkala/ time series
2.      Model kausal/ eksplanantoris/ regresi

(1)        Model Deret Berkala
            Model deret berkala bertujuan menemukan pola dalam deret data historis, kemudian mengeksplorasi data historis tersebut untuk diekstrapolasi ke masa yang akan datang.  Peramalan dengan model deret berkala memperlakukan sistem sebagai suatu kotak hitam (black box) dan tidak ada upaya untuk menemukan faktor yang berpengaruh pada perilaku sistem tersebut.  Sistem dianggap sebagai suatu proses bangkitan (generating process) yang tidak diketahui mekanismenya.




Proses Bangkitan
Generating Process
 
 
                  Input                                                                                 Output






 
            Terdapat dua alasan utama mempelakukan sebagai black box,
a.       Sistem tidak dimengerti dan kalaupun diketahui sulit untuk mengukur hubungan yang mengaturnya
b.      Perhatian utama hanya untuk meramalakan apa yang akan terjadi dan bukan untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi
(2)        Model Kausal/ Eksplanatoris/ Regresi
Model kausal mengasumsikan adanya hubungan sebab dan akibat antara input dan output sistem dengan satu atau lebih variabel bebas.  Setiap perubahan dalam input akan berakibat pada output sistem dengan carta yangdapat diramalkan  dengan menganggap hubungan sebab dan akibat itu tetap



Hubungan
Sebab & Akibat
 
 
                  Input                                                                                 Output






 




            Kedua model tersebut pada dasarnya mempunyai keuntungan dalam kondisi tertentu.  Model deret berkala seringkali dapat digunakan dengan mudah untuk meramal sedangkan model kausal dapat digunakan dengan keberhasilan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.
Contoh data deret berkala :
Data Penjualan Benang Type TC 600 30 KW Tahun 2010 (PT Gramatex)
Waktu
Data Penjualan (Kg)
Januari
73.236,43
Pebruari
85.554,97
Maret
153.556,63
April
168.997,7
Mei
68.905,17
Juni
103.501,17
Juli
45.212,59
Agustus
67.186,55
September
111.979,88
Oktober
5.150,65
Nopember
129.424,66
Desember
88.137,96
Contoh data deret berkala :
Data Penjualan Deterjen Merk A, Harga Deterjen Merk A dan Pendapat per Kapita 2006-2010
Waktu
Penjualan (ton)
Harga
(Rp per Kg)
Pendapatan
Perkapita ($)
2006
1.400
6.000
10.300
2007
1.550
6.750
10.500
2008
1.620
7.350
10.750
2009
1.900
8.000
11.000
2010
2.300
8.200
11.500

            Didalam mengamati output terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
a.       Hubungan fungsional yang mengatur sistem (untuk seterusnya disebut Pola)
b.      Unsur random (kesalahan/galat)

Dari kedua hal tersebut di atas, maka data adalah gabungan pola dan kesalahan atau :Text Box: DATA = POLA + KESALAHAN


Text Box: Kesalahan (error) = Data – Pola 
ei = xi - fi

Kesalahan Kuadrat (squared error)
ei2= (xi - fi)2

Jumlah Kesalahan Kuadrat (sum of squared error/SSE)
SSE = Σ ei2 = Σ (xi - fi)2  

Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (mean of squared error/MSE)
MSE = (Σ ei2)/n

Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute  (mean absolute 
Percentage error)
MAPE = ((Xi – Fi)/Xi) x 100

            Masalah kritis dalam peramalan yaitu memisahkan pola dari komponen kesalahan, sehingga pola tersebut dapat digunakan untuk peramalan.  Prosedur umum untuk menduga pola hubungan baik kausal maupun deret berkala ialah dengan mencocokan suatu bentuk fungsional sedemikian rupa, sehingga komponen kesalahan pada persamaan di atas dapat diminimumkan.  Salah satu bentuk penduga ialah kuadrat terkecil, istilah kuadrat terkecil didasarkan atas kenyataan bahwa prosedur penaksiran berusaha meminimumkan jumlah kuadrat kesalahan atau nilai tengah kesalahan kuadrat










E.        METODE NILAI TAKSIRAN DAN NILAI RATA-RATA
            Salah satu metode dalam model deret berkala dapat menggunakan nilai taksiran atau nilai taksiran.  Nilai rata-rata membuthkan suatu kondisi bahwa data harus stasioner atau berada dalam keseimbangan di sekitar nilai kosntan.  Adapun nilai taksiran merupakan metode coba-coba (trial and error) di mana yang menggunakan metode ini, sebagaimana layaknya metode-metode dalam model deret berkala, dapat melakukan coba-coba untuk setiap perhitungannya.
Contoh Soal : (Peramalan dengan metode nilai taksiran dengan penyimpangan terkecil MSE)
                  Seorang manajer sebuah toko ingin mengetahui berapa banyak jumlah uang yang dibelanjakan oleh pelanggan khsususnya setiap kali berbelanja, lalu ia mengambil 12 orang sebagai ukuran sampel, dengan data sebagai berikut :
Pelanggan
Jumlah Pengeluaran ($)
1
9
2
8
3
9
4
12
5
9
6
12
7
11
8
7
9
13
10
9
11
11
12
10

            Kemudian dengan memperhatikan data di atas, manajer toko mencoba untuk membuat suatu perkiraan degan menetapkan nilai taksiran dengan nilai $7 (artinya bahwa setiap pelanggan khusus yang berbelanja di tokonya akan membelanjakan sebesar $7), lalu dibuatlah tabelnya sebagai berikut :
Pelanggan
Jumlah Pengeluaran ($)
Nilai Taksiran = $7
Kesalahan (e)
Kesalahan Kuadrat (e2)
1
9
2
4
2
8
1
1
3
9
2
4
4
12
5
25
5
9
2
4
6
12
5
25
7
11
4
16
8
7
0
0
9
13
6
36
10
9
2
4
11
11
4
16
12
10
3
9
Jumlah
144

Hasil : SSE = 144
            MSE = 12
Coba hitung dengan nilai taksiran 8, 9, 10, 11, 12 kemudian hitung MAPE yang paling kecil diantara ke enam nilai taksiran yang dibuat.  Nilai taksiran dengan MAPE yang terkecil ialah nilai ramalan yang paling tepat.
F.         METODE PEMULUSAN (SMOOTHING)
            Apabila suatu model deret berkala (time series) ditunjukan suatu proses konstan yang mengandung kesalahan random, maka nilai tengah akan sangat bermanfaat sebagai nilai ramalan di masa yang akan datang.  Akan tetapi apabila deret berkala mengandung kecenderungan trend (naik atau turun) atau pengaruh musiman atau kecenderungan dan musiman sekaligus, maka nilai tenagh tidak dapat menggambarkan pola sata tersebut.  Untuk hal seperti ini, maka metode pemulusan/ smoothing akan lebih baik dibandingkan dengan nilai tengah.
            Klasifikasi metode pemulusan ialah sebagai berikut :














Metode pemulusan Eksponensial
 

Metode Rata-rata
 








Metode Rata-rata Bergerak Tunggal
 

Metode Pemulusan
Eksponsial Tunggal
 







Metode Rata-rata Bergerak Ganda
 

Metode Pemulusan
Eksponsial Ganda
 







Metode Rata-rata Bergerak Lainnya
 

Metode Pemulusan
Eksponsial Triple
 






Metode Pemulusan
Klasifikasi Pegel’s
 
 














1) Metode Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average/SMA)
            SMA merupakan suatu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan, dengan cara menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa lalu yang akan digunakan untuk menghitung nilai tengah.  Pengertian rata-rata bergerak digunakan untuk nilai ramalan di masa mendatang, hal yang harus diperhatikan ialah jumlah titik dalam setiap rata-rata ialah konstan dan observasi yang digunakan ialah yang paling akhir.
2) Metode Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average/DMA)
DMA merupakan variasi dari prosedur rata-rata bergerak yang diinginkan untuk dapat mengatasi adanya trend yang lebih baik,  DMA selanjutnya disebut Metode rata-rata bergerak linier.  Dasar metode ini ialah menghitung rata-rata bergerak yang kedua, sehingga disebut juga rata-rata bergerak dari rata-rata bergerak.
3) Metode Pemulusan Eksponensial 
Metode pemulusan eksponensial menjelaskan sekelompok metode yang menunjukan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai observasi yang terdahulu.  Metode pemulusan eksponensial terdiri atas metode pemulusan tunggal, metode pemulusan ganda dan metode pemulusan lainnya, mempunyai sifat yang sama yaitu bahwa nilai yang lebih baru diberikan bobot yang relatif lebih besar dibanding dengan nilai observasi yang terdahulu.
G.       METODE REGRESI
Metode regresi merupakan model sebab dan akibat/ eksplanatoris, yaitu pendekatan yang mencoba mengajukan variabel lain yang berkaitan dengan rangkaian data dan mengembangkan suatu model yang menyatakan adanya saling ketergantungan fungsional diantara semua variabel tersebut.
Model-model regresi ialah sebagai berikut :
Regresi Sederhana Y terhadap X
a.       Satu Variabel Tidak Bebas (Y)
b.      Satu Variabel Bebas (X)
c.       n Buah pengamatan (Observasi)
 
a.




Regresi Berganda Y Terhadap X1, X2, …Xk
a.       Satu Variabel Tidak Bebas (Y)
b.      K buah Variabel Bebas (X1, X2, …, Xk)
d.      n Buah pengamatan (Observasi)
 
b.



Model Ekonometrik (Korelasi Kanonik)
a.       m Variabel Tidak Bebas (Y1, Y2, ..., Ym)
b.      k buah Variabel Bebas (X1, X2, …, Xk)
c.       n Buah pengamatan (Observasi)
 
c.



RUMUS-RUMUS
i.            RATA-RATA SEDERHANA

X  = ( ∑ Xi / n) ; i = 1,2,3, …, n
ii.            RATA-RATA BERGERAK TUNGGAL (SINGLE MOVING AVERAGE)

T     à X = (X1 + X2 + X3 + … + XT)/T  à  F T+1 = X = ( ∑ Xi / T) ; i = 1,2,3, …, T
T+1  à X = (X2 + X3 + X4 + … + XT+1)/T  à  F T+2 = X = ( ∑ Xi / T) ; i = 1,2,3, …, T+1
T+2  à X = (X3 + X4 + X5 + … + XT+2)/T  à  F T+3 = X = ( ∑ Xi / T) ; i = 1,2,3, …, T+2
iii.            RATA-RATA BERGERAK GANDA/ RATA-RATA BERGERAK LINIER         (LINEAR MOVING AVERAGE)

S’ t   = (Xt + Xt-1 + Xt-2 + … + Xt-N+1)/N 
S” t   = (S’t + S’t-1 + S’t-2 + … + S’t-N+1)/N 
at       =  2 S’ t - S” t  
bt       = (2/(N-1)) (S’ t - S” t)
Ft+m   =  at  + btm

0 komentar:

Post a Comment

DAFTAR ISI