1. Pengertian
anggaran produksi
Anggaran
produksi disebut pula budget unit yang akan diprodukis adalah rencana yang
disusun secara rinci dan sistematis tentang jumlah unit barang yang akan
diproduksi untuk periode tertentu yang akan datang. Dalam budget produksi
tersebut akan membicarakan masalah :
1.1 Jenis
atau kualitas barang apa yang akan diproduksi.
1.2 Jumlah masing-masing jenis atau kualitas
barang yang akan diproduksi perusahaan.
1.3 Keterangan
waktu, kapan barang tersebut akan diproduksi
1.4 Keterangan
tempat, dimana barang tersbut akan diproduksi
Pada hakekat budget produksi atau budget unit yang
akan diproduksi adalah bukan satu-satunya budget tentang produksi yang disusun
oleh manajemen perusahaan, akan tetapi hanya salah satu budget produksi yang
disusun oleh perusahaan yang bersangkutan. Adapun budget atau rencana produksi
yang disusun dapat berupa
1.1.1
Rencana tentang
organisasi produksi yang akan diterapkan perusahaan untuk periode yang akan
datang.
1.1.2
Rencana tentang routing
dan scedulling yang akan diterapkan oleh perusahaan untuk periode tertentu yang
akan datang
1.1.3
Rencana tentang
pengembangan produk yang akan dilakukan perusahaan untuk periode tertentu yang
akan datang.
1.1.4
Rencana tentang biaya
produksi dan efisiensi produksi yang akan dilaksanakan perusahaan untuk periode
yang akan datang
1.1.5
Rencana pengawasan
produksi yang akan dilaksanakan untuk periode tertentu yang akan datang
2.
Fungsi budget produksi
Pada
dasarnya budget produksi mempunyai dua macam fungsi yaitu:
2.1 Fungsi
umum
Fungsi umum dari budget produksi
adalah sama hanya fungsi budget pada umumnya bahkan sama dengan fungsi dari
rencana, yaitu:
a. Sebagai
pedoman kerja
b. Sebagai
alat koordinasi
c. Sebagai
alat kontrol
2.2 Fungsi
khusus
Yang membedakan fungsi budget
produksi dengan fungsi budget yang lain adalah terletak pada fungsi khususnya.
Adapun fungsi khusus budget produksi adalah:
a. Sebagai
pedoman dalam menyusun budget kebutuhan bahan mentah
b. Sebagai
pedoman dalam menyusun budget upah tenaga kerja langsung
c. Sebagai
pedoman dalam menyusun budget biaya pabrik tidak langsung
d. Sebagai
pedoman dalam menyusun budget biaya administrasi
Budget
bahan mentah, budget upah tenaga kerja langsung, budget biaya pabrik tidak
langsung dan budget administrasi tersebut belum bisa disusun kalau budget
produksi belum selesai.
3.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi budget produksi
Budget
produksi harus dapat disusun dengan tepat waktu dan benar, karena budget
produksi menjadi pedoman dari budget yang lain. Kalau budget produksi yang
disusun tidak tepat waktu (molor), maka budget yang lain juga akan molor. Jika
budget produksi kurang benar atau salah, maka budget yang lain juga terjadi
kesalahan.
Oleh
karena itubudget produksi yang disusun harus benar, tidak berbeda jauh dengan
realisasinya.
Adapun
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan atau diperhatikan dalam menyusun
budget produksi antara lain:
3.1 Rencana
atau budget penjualan, baik jenis kualitas barang, maupun jumlah barang yang
akan dijual untuk periode yang akan datang. Semakin besar jumlah barang yang
akan dijual, semakin besar pula jumlah barang tersebut yang akan diproduksi,
begitu pula bila terjadi sebaliknya.
3.2 Kapasitas mesin dan peralatan yang dimiliki
3.3 Tenaga
kerja yang ada, baik jumlah maupun ketrampilannya
3.4 Modal
kerja yang dimiliki, untuk periode yang akan datang
3.5 Fasilitas-fasilitas
produksi yang lain dan berhubungan dengan proses produksi yang ada
3.6 Keberadaan
bahan mentah
4.
Pola produksi
Yang
dimaksud dengan pola produksi adalh bentuk perkembangan jumlah unit yang dapat
diproduksi dari waktu ke waktu untuk periode yang akan datang dalam rangka
menghadapi jumlah permintaan pasar atau penjua. Adapun pola penjualan ialah
bentuk perkembangan jumlah unit yang dapat dijual dari waktu ke waktu untuk
periode yang akan datang.
Pola
penjualan pada suatu perusahaan dapat stabil dan tidak berubah-ubah dari dari
waktu ke waktu yang akan datang. Sehingga kalau digambarkan bentuk penjualan
perusahaan yang bersangkutan seperti garis lurus dari bulan Januari hingga
Desember. Kemungkinan naik atau turun tetap ada tetapi kenaikan atau penurunan
tidak besar atau tidak berarti, sehingga digambarkan seperti garis lurus saja
dari Januari hingga Desember.
Pola
penjualan dari perusahaan umumnya tidak stabil atau bergelombang. Pada suatu saat
tertentu jumlah permintaan tinggi tetapi pada saat yang lain turun bahkan turun
drastis. Atau sebaliknya pada saat tertentu jumlah barang yang dapat dijual
rendah tetapi pada saat yang lain jumlah penjualan naik cukup tinggi. Sehingga
bila digambarkan pola penjualan dari perusahaan tersebut pasang surut seperti
air laut.
Pada
saat penjualan perusahaan bergelombang naik turun, maka perusahaan yang
bersangkutan dalam menanggapi pola penjualan tersebut dapat dengan pola
produksi yang bergelombang pula. Pola produksi yang bergelombang adalah
perkembangan jumlah unit yang dapat diproduksi dari waktu ke waktu tidak merata
sehingga bila digambarkan bentuk penjualan perusahaan yang bersangkutan dari
bulan Januari hingga Desember naik turun seperti air laut.
Sebaliknya
pola produksi stabil tersebut seperti garis lurus saja. Jadi jumlah unit yang
diproduksi dari bulan Januari sampai bulan Desember direncanakan tetap, tetapi
tidak berubah.
Sebagai
gambaran diberikan sebuah contoh supaya memberikan pemahaman yang konkrit CV
“SRIKANDI” Malang pada tahun 20xx mempunyai program kegiatan sebagai berikut:
a. Rencana
penjualan tahun 20xx
Bulan
|
Penjualan
(dos)
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
15.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
16.500
|
190.000
|
b. Diketahui
persediaan awal barang dalam gudang sebesar 2500 dos, sedang perusahaan
mengharapkan barang dalam gudang pada akhir tahun sebesar 4500 dos.
c. Dari
data tersebut susunlah program produksi dengan pola:
1) Produksi
stabil atau persediaan bergelombang
2) Produksi
bergelombang atau persediaan stabil
Jawab
4.1 Produksi
stabil atau persediaan bergelombang
Rencana
penjualan tahun 20xx =
190.000 dos
Persediaan
akhir = 4.500 dos +
Jumlah =
194.500 dos
Persediaan
awal = 2.500 dos -
Jumlah
produksi =
192.000 dos
Produski
rata-rata perbulan sebesar 192.000 dos :
12 = 16.000 dos
CV “SRIKANDI” Malang
Budget Produksi tahun 20xx
(dalam dos)
Bulan
|
Budget
Penjualan
|
Persediaan
Awal
|
Kurang/Lebih
|
Budget
Produksi
|
Persediaan
Akhir
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
15.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
16.500
|
2500
3500
9500
8500
4500
2500
3500
4500
500
-
1000
5000
|
12.500
6.500
7.500
11.500
13.500
12.500
11.500
15.500
16.000
15.000
11.000
11.500
|
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
|
3.500
9.500
8.500
4.500
2.500
3.500
4.500
500
-
1.000
5.000
4.500
|
Dari tabel diatas diketahui, dengan
produksi stabil maka dampaknya yang terjadi ialah persediaan barang menjadi
bergelombang. Kadangkala persediaan barang dalam gudang menumpuk tinggi sekali,
kadangkala kosong.
4.2
Pola produksi bergelombang
Dari
kasus yang terjadi pada CV “SRIKANDI’ Malang diatas dapat direncanakan dengan
pola produksi bergelombang sebagai berikut.
Persediaan
awal barang jadi =
2500 dos
Persediaan
akhir barang jadi = 4500
dos+
Jumlah =
7000 dos
Persediaan
rata-rata barang dalam gudang = 7000 dos : 2 = 3500 dos
CV “SRIKANDI” Malang
Budget Produksi tahun 20xx
(dalam dos)
Bulan
|
Budget
Penjualan
|
Persediaan
Awal
|
Kurang/Lebih
|
Persediaan
Akhir
|
Budget
Produksi
|
Jaunari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
15.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
16.500
|
2.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
|
12.500
6.500
13.500
16.500
14.500
11.500
11.500
16.500
13.000
11500
8.500
13.000
|
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
4.500
|
16.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
17.500
|
Dari
hasil perhitungan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa budget produksi
bergelombang pada dasarnya merencanakan jumlah produksi sesuai dengan rencana
jumlah penjualannya. Bila jumlah penjualan pada periode yang akan datang naik,
maka budget produksinya juga akan naik begitu pula bila penjualannya bulan
berikutnya turun maka budget produksinya juga akan turun.
A.
Kelebihan dan Kelemahan Pola Produksi Stabil
Kelebihan
pola produksi stabil
1)
Mesin dan peralatan lain yang dipergunakan dalam proses produksi dari
perusahaan yang bersangkutan dipakai secara teratur dari waktu ke waktu
sepanjang tahun. Hal demikian bisa membuat mesin dan peralatan yang
dipergunakan menjadi awet, karena tidak ada pemakaian mesin secara berlebihan.
2) Pengadaan bahan baku dan bahan
pembantu yang lain juga stabil. Sehingga memungkinkan perusahaan untuk dapat
menjalin hubungan baik dengan para pemasok bahan baku dan bahan pembantu secara
berlebihan atau rutin. Dengandemikian perusahaan akan dapat memperoleh potongan
harga maupun pelayanan ekstra yang lebih baik.
3) Semua tenaga kerja yang ada akan
bekerja secara ajek an stabil dari waktu ke waktu sepanjang tahun. Tidak ada
bulan produksi sepi maupun bulan produksi ramai atau padat. Sehingga tidak
terjadi pengistirahatan atau pemberhentian sementara tenaga kerja yang ada.
Sudah barang tentu kondisi demikian sangat menyenangkan bagi karyawan serta
menguntungkan bagi perusahaan yang bersangkutan. Keuntungan yang diperoleh
antara lain:
a)
Tidak terjadi masalah sosial tentang ketenagakerjaan
b) Karyawan bisa bekerja dengan
tenang, tentram, tidak ada rasa khawatir atas pemberhentian sementara
c) Tidak terjadi penambahan
karyawan baru yang bersifat esidental pada waktu bulan produksi padat yang
tidak diinginkan oleh semua perusahaan karena sangat merepotkan disamping
merugikan
Kelemahan
pola produksi stabil
Dengan
pola produksi stabil maka persediaan barang dalam gudang menjadi bergelombang
(tidak stabil). Kadangkala persediaan barang dalam gudang menumpuk sangat
banyak dan kadangkala kosong. Kondisi demikian sudah barang tentu memiliki
resiko yang sebenarnya tidak diinginkan oleh perusahaan. Resikonya antara lain:
1)
Biaya pemeliharaan barang biaya penyimpanan barang dan bahan melimpah sangat
tinggi
2)
Resiko rusak, hilang, susut pada waktu persediaan barang dan bahan melimpah
sangat mungkin
3)
Resiko tidak dapat melayani permintaan konsumen yang bersifat esidental pada
waktu persediaan kosong sangat mungkin terjadi
B.
Kelebihan dan kelemahan pola produksi bergelombang
1)
tidak ada pengeluaran ekstra untuk biaya pemeliharaan, penyimpanan, dan
pengawasan barang jadi karena persediaan barang di gudang selalu stabil
2)
tidak ada resiko hilang, rusak susut karena persediaan barang dalam gudang
stabil dan terkontrol dengan baik
3)
Tidak terjadi resiko permintaan konsumen yang tidak terlayani
Kelemahan
1) Pemakaian mesin dan peralatan
yang tidak stabil kadang rendah karena bulan sepi akan tetapi kadang tinggi
(over). Oleh karena pemakaian mesin dan peralatan lain tidak ajek maka membuat
mesin dan peralatan lain menjadi cepat rusak.
2)Pengadaan bahan baku dan bahan
pembantu stabil kadangkala besar kadangkala kecil sehingga sulit bagi
perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan pemasok.
3) Oleh karena tidak pola produksi
bergelombang maka pemakaian tenaga kerja atau karyawan tidak stabil. Suatu saat
perusahaan kekurangan tenaga kerja namun di saat lain perusahaan harus
mengistirahatkan karyawan.
0 komentar:
Post a Comment