Pages

Tuesday, 3 March 2015

Makalah penganggaran produksi

1.      Pengertian anggaran produksi
Anggaran produksi disebut pula budget unit yang akan diprodukis adalah rencana yang disusun secara rinci dan sistematis tentang jumlah unit barang yang akan diproduksi untuk periode tertentu yang akan datang. Dalam budget produksi tersebut akan membicarakan masalah :
1.1  Jenis atau kualitas barang apa yang akan diproduksi.
1.2   Jumlah masing-masing jenis atau kualitas barang yang akan diproduksi perusahaan.
1.3  Keterangan waktu, kapan barang tersebut akan diproduksi
1.4  Keterangan tempat, dimana barang tersbut akan diproduksi
Pada hakekat budget produksi atau budget unit yang akan diproduksi adalah bukan satu-satunya budget tentang produksi yang disusun oleh manajemen perusahaan, akan tetapi hanya salah satu budget produksi yang disusun oleh perusahaan yang bersangkutan. Adapun budget atau rencana produksi yang disusun dapat berupa
1.1.1        Rencana tentang organisasi produksi yang akan diterapkan perusahaan untuk periode yang akan datang.
1.1.2        Rencana tentang routing dan scedulling yang akan diterapkan oleh perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang
1.1.3        Rencana tentang pengembangan produk yang akan dilakukan perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang.
1.1.4        Rencana tentang biaya produksi dan efisiensi produksi yang akan dilaksanakan perusahaan untuk periode yang akan datang
1.1.5        Rencana pengawasan produksi yang akan dilaksanakan untuk periode tertentu yang akan datang
2.       Fungsi budget produksi
Pada dasarnya budget produksi mempunyai dua macam fungsi yaitu:
2.1  Fungsi umum
Fungsi umum dari budget produksi adalah sama hanya fungsi budget pada umumnya bahkan sama dengan fungsi dari rencana, yaitu:
a.       Sebagai pedoman kerja
b.      Sebagai alat koordinasi
c.       Sebagai alat kontrol
2.2  Fungsi khusus
Yang membedakan fungsi budget produksi dengan fungsi budget yang lain adalah terletak pada fungsi khususnya. Adapun fungsi khusus budget produksi adalah:
a.       Sebagai pedoman dalam menyusun budget kebutuhan bahan mentah
b.      Sebagai pedoman dalam menyusun budget upah tenaga kerja langsung
c.       Sebagai pedoman dalam menyusun budget biaya pabrik tidak langsung
d.      Sebagai pedoman dalam menyusun budget biaya administrasi
Budget bahan mentah, budget upah tenaga kerja langsung, budget biaya pabrik tidak langsung dan budget administrasi tersebut belum bisa disusun kalau budget produksi belum selesai.
3.       Faktor-faktor yang mempengaruhi budget produksi
Budget produksi harus dapat disusun dengan tepat waktu dan benar, karena budget produksi menjadi pedoman dari budget yang lain. Kalau budget produksi yang disusun tidak tepat waktu (molor), maka budget yang lain juga akan molor. Jika budget produksi kurang benar atau salah, maka budget yang lain juga terjadi kesalahan.
Oleh karena itubudget produksi yang disusun harus benar, tidak berbeda jauh dengan realisasinya.
Adapun beberapa faktor yang harus dipertimbangkan atau diperhatikan dalam menyusun budget produksi antara lain:
3.1  Rencana atau budget penjualan, baik jenis kualitas barang, maupun jumlah barang yang akan dijual untuk periode yang akan datang. Semakin besar jumlah barang yang akan dijual, semakin besar pula jumlah barang tersebut yang akan diproduksi, begitu pula bila terjadi sebaliknya.
3.2   Kapasitas mesin dan peralatan yang dimiliki
3.3  Tenaga kerja yang ada, baik jumlah maupun ketrampilannya
3.4  Modal kerja yang dimiliki, untuk periode yang akan datang
3.5  Fasilitas-fasilitas produksi yang lain dan berhubungan dengan proses produksi yang ada
3.6  Keberadaan bahan mentah
4.       Pola produksi
Yang dimaksud dengan pola produksi adalh bentuk perkembangan jumlah unit yang dapat diproduksi dari waktu ke waktu untuk periode yang akan datang dalam rangka menghadapi jumlah permintaan pasar atau penjua. Adapun pola penjualan ialah bentuk perkembangan jumlah unit yang dapat dijual dari waktu ke waktu untuk periode yang akan datang.
Pola penjualan pada suatu perusahaan dapat stabil dan tidak berubah-ubah dari dari waktu ke waktu yang akan datang. Sehingga kalau digambarkan bentuk penjualan perusahaan yang bersangkutan seperti garis lurus dari bulan Januari hingga Desember. Kemungkinan naik atau turun tetap ada tetapi kenaikan atau penurunan tidak besar atau tidak berarti, sehingga digambarkan seperti garis lurus saja dari Januari hingga Desember.
Pola penjualan dari perusahaan umumnya tidak stabil atau bergelombang. Pada suatu saat tertentu jumlah permintaan tinggi tetapi pada saat yang lain turun bahkan turun drastis. Atau sebaliknya pada saat tertentu jumlah barang yang dapat dijual rendah tetapi pada saat yang lain jumlah penjualan naik cukup tinggi. Sehingga bila digambarkan pola penjualan dari perusahaan tersebut pasang surut seperti air laut.
Pada saat penjualan perusahaan bergelombang naik turun, maka perusahaan yang bersangkutan dalam menanggapi pola penjualan tersebut dapat dengan pola produksi yang bergelombang pula. Pola produksi yang bergelombang adalah perkembangan jumlah unit yang dapat diproduksi dari waktu ke waktu tidak merata sehingga bila digambarkan bentuk penjualan perusahaan yang bersangkutan dari bulan Januari hingga Desember naik turun seperti air laut.
Sebaliknya pola produksi stabil tersebut seperti garis lurus saja. Jadi jumlah unit yang diproduksi dari bulan Januari sampai bulan Desember direncanakan tetap, tetapi tidak berubah.
Sebagai gambaran diberikan sebuah contoh supaya memberikan pemahaman yang konkrit CV “SRIKANDI” Malang pada tahun 20xx mempunyai program kegiatan sebagai berikut:
a.       Rencana penjualan tahun 20xx
Bulan
Penjualan (dos)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
15.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
16.500
190.000
b.      Diketahui persediaan awal barang dalam gudang sebesar 2500 dos, sedang perusahaan mengharapkan barang dalam gudang pada akhir tahun sebesar 4500 dos.
c.       Dari data tersebut susunlah program produksi dengan pola:
1)      Produksi stabil atau persediaan bergelombang
2)      Produksi bergelombang atau persediaan stabil
Jawab
4.1 Produksi stabil atau persediaan bergelombang
Rencana penjualan tahun 20xx                 = 190.000 dos
Persediaan akhir                                        =     4.500 dos +
Jumlah                                                       = 194.500 dos
Persediaan awal                                         =     2.500 dos -
Jumlah produksi                                        = 192.000 dos
Produski rata-rata perbulan sebesar 192.000  dos : 12 = 16.000 dos
CV “SRIKANDI” Malang
Budget Produksi tahun 20xx
(dalam dos)
Bulan
Budget
Penjualan
Persediaan
Awal
Kurang/Lebih
Budget
Produksi
Persediaan
Akhir
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
15.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
16.500
2500
3500
9500
8500
4500
2500
3500
4500
500
-
1000
5000
12.500
6.500
7.500
11.500
13.500
12.500
11.500
15.500
16.000
15.000
11.000
11.500
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
16.000
3.500
9.500
8.500
4.500
2.500
3.500
4.500
500
-
1.000
5.000
4.500
Dari tabel diatas diketahui, dengan produksi stabil maka dampaknya yang terjadi ialah persediaan barang menjadi bergelombang. Kadangkala persediaan barang dalam gudang menumpuk tinggi sekali, kadangkala kosong.
4.2 Pola produksi bergelombang
Dari kasus yang terjadi pada CV “SRIKANDI’ Malang diatas dapat direncanakan dengan pola produksi bergelombang sebagai berikut.
Persediaan awal barang jadi                      = 2500 dos
Persediaan akhir barang jadi                     = 4500 dos+
Jumlah                                                       = 7000 dos
Persediaan rata-rata barang dalam gudang = 7000 dos : 2 = 3500 dos
CV “SRIKANDI” Malang
Budget Produksi tahun 20xx
(dalam dos)
Bulan
Budget
Penjualan
Persediaan
Awal
Kurang/Lebih
Persediaan
Akhir
Budget
Produksi
Jaunari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
15.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
16.500
2.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
12.500
6.500
13.500
16.500
14.500
11.500
11.500
16.500
13.000
11500
8.500
13.000
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
3.500
4.500
16.000
10.000
17.000
20.000
18.000
15.000
15.000
20.000
16.500
15.000
12.000
17.500
Dari hasil perhitungan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa budget produksi bergelombang pada dasarnya merencanakan jumlah produksi sesuai dengan rencana jumlah penjualannya. Bila jumlah penjualan pada periode yang akan datang naik, maka budget produksinya juga akan naik begitu pula bila penjualannya bulan berikutnya turun maka budget produksinya juga akan turun.
A. Kelebihan dan Kelemahan Pola Produksi Stabil
Kelebihan pola produksi stabil
1) Mesin dan peralatan lain yang dipergunakan dalam proses produksi dari perusahaan yang bersangkutan dipakai secara teratur dari waktu ke waktu sepanjang tahun. Hal demikian bisa membuat mesin dan peralatan yang dipergunakan menjadi awet, karena tidak ada pemakaian mesin secara berlebihan.
2) Pengadaan bahan baku dan bahan pembantu yang lain juga stabil. Sehingga memungkinkan perusahaan untuk dapat menjalin hubungan baik dengan para pemasok bahan baku dan bahan pembantu secara berlebihan atau rutin. Dengandemikian perusahaan akan dapat memperoleh potongan harga maupun pelayanan ekstra yang lebih baik.
3) Semua tenaga kerja yang ada akan bekerja secara ajek an stabil dari waktu ke waktu sepanjang tahun. Tidak ada bulan produksi sepi maupun bulan produksi ramai atau padat. Sehingga tidak terjadi pengistirahatan atau pemberhentian sementara tenaga kerja yang ada. Sudah barang tentu kondisi demikian sangat menyenangkan bagi karyawan serta menguntungkan bagi perusahaan yang bersangkutan. Keuntungan yang diperoleh antara lain:
a) Tidak terjadi masalah sosial tentang ketenagakerjaan
b) Karyawan bisa bekerja dengan tenang, tentram, tidak ada rasa khawatir atas pemberhentian sementara
c) Tidak terjadi penambahan karyawan baru yang bersifat esidental pada waktu bulan produksi padat yang tidak diinginkan oleh semua perusahaan karena sangat merepotkan disamping merugikan
Kelemahan pola produksi stabil
Dengan pola produksi stabil maka persediaan barang dalam gudang menjadi bergelombang (tidak stabil). Kadangkala persediaan barang dalam gudang menumpuk sangat banyak dan kadangkala kosong. Kondisi demikian sudah barang tentu memiliki resiko yang sebenarnya tidak diinginkan oleh perusahaan. Resikonya antara lain:
1) Biaya pemeliharaan barang biaya penyimpanan barang dan bahan melimpah sangat tinggi
2) Resiko rusak, hilang, susut pada waktu persediaan barang dan bahan melimpah sangat mungkin
3) Resiko tidak dapat melayani permintaan konsumen yang bersifat esidental pada waktu persediaan kosong sangat mungkin terjadi
B. Kelebihan dan kelemahan pola produksi bergelombang
1) tidak ada pengeluaran ekstra untuk biaya pemeliharaan, penyimpanan, dan pengawasan barang jadi karena persediaan barang di gudang selalu stabil
2) tidak ada resiko hilang, rusak susut karena persediaan barang dalam gudang stabil dan terkontrol dengan baik
3) Tidak terjadi resiko permintaan konsumen yang tidak terlayani
Kelemahan
1) Pemakaian mesin dan peralatan yang tidak stabil kadang rendah karena bulan sepi akan tetapi kadang tinggi (over). Oleh karena pemakaian mesin dan peralatan lain tidak ajek maka membuat mesin dan peralatan lain menjadi cepat rusak.
2)Pengadaan bahan baku dan bahan pembantu stabil kadangkala besar kadangkala kecil sehingga sulit bagi perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan pemasok.
3) Oleh karena tidak pola produksi bergelombang maka pemakaian tenaga kerja atau karyawan tidak stabil. Suatu saat perusahaan kekurangan tenaga kerja namun di saat lain perusahaan harus mengistirahatkan karyawan.

0 komentar:

Post a Comment

DAFTAR ISI