Pages

Wednesday, 18 June 2014

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN



Kinerja lingkungan dapat meiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Bagi banyak organisasi, pengelolaan biaya lingkunagn menjadi prioritas utama dan minat yang intens. Ada dua alasan utama yang mendukung atas peningkatan minat tersebut :
1.      di banyak negara, peraturan lingkungan telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan akan semakin ketat lagi.
2.      keberhasilan penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin kompetitif. Untuk memahami dua alasan utama tersebut, kita perlu memahami konsep yang disebut ekoefiensi.

 Ekoefiensi
Manfaat Ekoefiensi
Ekoefiensi pada intinya mempertahankana bahawa organisasi dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan mengurangi dampak lingkungan yang negative, konsumsi sumber daya, dan biaya.Konsep ini mengandung paling tidak tiga pesan penting.
1.      perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi.
2.      perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipadang hanya sebagai amal dan derma, melainkan sebagai kebersaingan.
3.      ekoefiensi adalah suatu pelengkap dan mendukung pengembangan yang berkesinambungan. 
Ekoefiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Beberapa penyebab-penyebab dan insentif-insentif untuk peningkatan ekoefiensi antara lain :
   1.      Permintaan pelanggan akn produk yang lebih bersih
   2.      pegawai yang lebih baik dan produktivitas yang lebih besar
   3.      biaya modal yang lebih rendah dan asuransi yang lebih rendah
   4.      keuntungan social yang signifikan sehingga citra perusahaan menjadi lebih baik
   5.      inovasi dan peluang baru
   6.      pengurangan biaya dan keunggulan bersaing

Model Biaya Kualitas Lingkungan
Bagi banyak perusahaan, biaya lingkungan merupakan persentase yang signifikan dari total biaya operasional. Fakta ini, ditambah dengan ekoefisiensi, menekankan pentingnya pendefinisian, pengukuran, dan pelaporan biaya lingkungan. Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu :
1.Biaya pencegahan lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
2.Biaya deteksi lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar yang berlaku atau tidak.
3.Biaya kegagalan internal lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
4.Biaya kegagalan eksternal lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dibagi menjadi dua lagi, antara lain;
·         Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi
, adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan.
·         Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan
 atau biaya sosial, disebabkan oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan Biaya Lingkungan
Pelaporan biaya adalah penting jika sebuah organisasi serius untuk memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya. Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori memberikan hasil yang penting :
1.dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan
2.jumlah relative yang dihabiskan untuk setiap kategori Biaya kegagalan lingkungan dapat dikurangi dengan menginvestasikan lebih banyak pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan deteksi. Adalah sesuatu yang mungkin bahwa model pengurangan biaya lingkungan akan berperilaku serupa dengan model biaya kualitas total. Hal ini dipandang ketika biaya lingkungan yang terendah diperoleh pada titik kerusakan – nol
. Ide yang mendasari pandangan “kerusakan nol” (zero-damage point) adalah mencegah lebih murah daripada mengobati
. Banyak perusahaan dan organisasi yang menerapkan konsep ini pada perusahaannya. Profitabilitas perusahaan tetap menjadi tujuan perusahaan dalam pelaksanaan konsep ini. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategorinya mempeerlihatkan aspek pentingnya dan menunjukkan peluang untuk mengurangi biaya lingkungan dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.
Laporan Keuangan Lingkungan
Ekoefiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan biaya lingkungan. Selain melaporkan biaya lingkungan, keuntungan lingkungan juga perlu adanya untuk dilaporkan. Dalam suatu periode tertentu, ada tiga jenis keuntungan :
1.      Pemasukan, mengacu pada pendapatan yang mengalir ke organisasi karena adanya tindakan lingkungan
2.      Penghematan saat ini, mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang dicapai tahun ini.
3.      Penghindaran biaya, mengacu pada penghematan berjalan yang dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya.

Di dalam laporan keuangan lingkungan, pengurangan biaya yang ditunjukkan adalah jumlah penghematan saat ini ditambah dengan penghindaran biaya lingkungan karena tindakan lingkungan pada periode sebelumnya.
Membebankan Biaya Lingkungan
Biaya Produk Lingkungan
Biaya lingkungan dari proses produksi, pemasaran, dan pengiriman produk serta biaya lingkungan pasca pembelian yang disebabkan oleh penggunaan dan pembuangan produk merupakan contoh-contoh biaya produk lingkungan. Penghitungan biaya lingkungan penuh adalah pembebanan semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke produk. Penghitungan biaya privat penuh adalah pembebanan biaya privat ke produk individual. Biaya privat dapat dibebankan dengan menggunakan data yang dihasilkan di dalam perusahaan, sedangkan biaya penuh memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan di luar perusahaan, yaitu dari pihak ketiga.
Pembebanan Produk Lingkungan Berbasis Fungsi
Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka kerja klasifikasi yang baru dikembangkan, biaya lingkungan harus dipisahkan ke dalam kelompok biaya lingkungan dan tidak lagi disembunyikan di dalam overhead seperti halnya dalam kebanyakan system akuntansi. Dalam penghitungan biaya berbasis fungsi, dibentuk suatu kelompok biaya lingkungan dan tingkat atau tarifnya dihitung dengan menggunakan penggerak tingkat unit seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin. Biaya lingkungan kemudian dibebankan kepada setiap produk berdasarkan pemakaian jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Pendekatan ini dapat berjalan baik untuk produk yang homogen. Namun, dalam perusahaan yang memiliki banyak produk yang bervariasi, pembebanan biaya semacam ini dapat mengakibatkan distorsi biaya.
Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas
Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing) ikut memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan.Untuk perusahaan yang menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih tepat. ABC membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan kemudian menghitung tingkat atau tariff aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk. Untuk aktivitas-aktivitas lingkungan ganda, setiap aktivitas akan dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas akan dihitung. Tingkat ini kemudian digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk berdasrkan penggunaan aktivitas. Penelusuran biaya lingkungan ke produk-produk yang menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari system akuntansi lingkungan yang baik.
·         Penilaian Siklus Hidup Penilaian biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar dari penilaian siklus hidup.
·         Pembebanan produk adalah praktik mendesain, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak buruknya terhdap lingkungan.
·         Penilaian siklus hidup adalah sarana untuk meningkatkan pembenahan produk. Penilaian siklus hidup mengidentifikasi pengaruh lingkungan dari suatu produk di sepanjang siklus hidupnya dan kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan.
Penilaian
biaya siklus hidup membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.
Siklus Hidup Produk
Tahapan dalam siklus hidup antaaraa lain :
1.Ekstraksi sumber daya
2.Pembuatan produk
3.Penggunaan produk
4.Daur ulang dan pembuangan
5.Pengemasan produk
Sudut pandang siklus hidup yang digunakan mengggabungkan sudut pandang pemasok, produsen, dan pelanggan. Hubungan internal maupun eksternal dianggap penting dalam menilai pengaruh lingkungan dari produk, desain produk, dan desain proses yang berbeda-beda.Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal :
1.Analisis PersediaanMenyebutkan jenis dan jumlah input bahan baku dan energy yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan dalam bentuk rsidu padat, cair, dan gas. Anylisis ini mencakup seluruh siklus hidup produk.
2.Analisis DampakMenilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain bersaing dan menyediakan peringkat relative dari pengaruh-pengaruh tersebut
3.Analisis PerbaikanBertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak Penilaian Biaya
Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan dari beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku, energy yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari manufaktur produk. Sebelum menilai pembebanan produk ini, pertama-tama perrlu dilakukan analisis persediaan yang memberikan perrincian bahan baku, energy, dan pelepasan ke lingkungan. Analisis ini dilakukan di sepanjang siklus hidup produk. Setelah selesai, dampak keuangan dan operasional dapat dinilai dan langkah-langkah dapat diambil untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Langkah terakhir ini juga disebut dengan analisis lingkungan.
Akuntansi Pertanggung jawaban Lingkungan Berbasis Strategi
Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan bahwa kinerja perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan yang paling sesuai. Pengendalian biaya lingkungan bergantung pada system akuntansi pertanggungjawaban berbasis strategi. System ini memiliki dua fitur penting : komponen strategi dan komponen operasional. Komponen strategi menggunakan kerangka balance scorecard. Penyesuaian untuk pengendalian lingkungan adalah penambahan perspektif kelima yaitu perspektif lingkungan.
Perspektif Lingkungan
Kita dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari perspektif lingkungan, antara lain :
1.Meminimalkan bahan baku atau bahan yang masih asli
2.Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya
3.Meminimalkan kebutuhan energy untuk produksi dan penggunaan produk
4.Meminimalkan residu padat, cair, dan gas
5.Memaksimalkan peluang untuk daur ulang
Ukuran kinerja yang memungkinkan untuk tujuan nomor 1 dan 2 ialah berapa jumlah kuantitas total dan per unit dari berbagai bahan baku dan energi (misalnya, berat bahan kimia beraun yang digunakan), ukuran produktivitas (output/bahan baku, output/energi), dan biaya bahan(energi)berbahaya yang dinyatakan sebagi persentase total biaya bahan baku.Tujuan inti yang keempat dapat direalisasikan dalam salah satu dari dua car berikut :
(1) menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu, ketika diproduksi, dan
(2) menghindari produksi residu dengan mengidentifikasi penyebab dasar dan mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab-penyebabnya.
Peran Manajemen Aktivitas
Manajemen berbasis aktivitas menyediakan system operasional yang menghasilkan perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan sebagai bernilai tambah (value-added) dan tak bernilai tambah (nonvalue-added).Aktivitas tak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan beroperasi secara optimal dan efisien. Penggunaan paradigma ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa selalu ada aktivitas yang secara simultan dapat menghindari degradasi lingkungan dan menghasilkan keadaan efisiensi ekonomi yang lebih baik daripada keadaan yang sekarang. Biaya lingkungan tak bernilai tambah adalah biaya aktivitas tak bernilai tambah. Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.
Desain untuk lingkungan
Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses, bahan baku, energy, dan daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep ukuran keuangan, perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Jika keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Diperlukan keberhati-hatian dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biay harus terkait dengan perbaikan lingkungan dan bukan sekadar menghilangkan kewajiban terhadap lingkungan. Jadi, biay kegagalan eksternal harus mencerminkan kewajiban thunan rata-rata yang berasal dari efisiensi lingkungan saat ini. Kemungkinan penghitungan lain adalah dengan menghitung biaya lingkungan total sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai tersebut selama beberapa periode. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan ekoefisiensi harus menghasilkan konsekuensi keuangan yang menguntungkan yang dapat diukur dengan menggunakan tren biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya lingkungan.

Contoh kasus ;
Pierce enterprises memproduksi dua jenis pupuk : Quickrichen dan Longrichen. Pierce baru saja menerima kritik signifikan dari kelompok lingkungan, penduduk local, dan pemerintah federal mengenai kinerja lingkungannya. Henry Hiede, presiden direktur pierce ingin mengetahui bagaimanaa aktivitas lingkungan perusahaan mempengaruhi biaya setiap produk. Ia yakin bahwa sumber utama masalah lingkungan adalah Quickrichen tetapi ia memerlukan beberapa bukti untuk mendukung atau mematahkan keyakinannya. Pengawas perusahaan telah menyusun data berikut ini untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut :         
                                                                                         Longrichen                                   Quickrichen
                                                          
Berat (dalam pon) pupuk yang dipoduksi                1.000.000                                   2.000.000
Jam rekayasa (desain proses)                                         1.500                                            4.500
Berat (dalam pon) residu padat yang diolah                             30.000                                         10.000
Jam pemeriksaan (lingkungan)                                                10.000                                              5.000
Jam pembersihan (danau local)                                     8.000                                              2.000
Selain itu, dilaporkan juga biaya aktivitas lingkungan berikut ini :
Mendesain Proses$      150.000
Mengolah residu           600.000
Memeriksa proses         120.000
Membersihkan danau               200.000
Diminta
1.Hitunglah biaya lingkungan per pon pupuk untuk setiap produk
2.Berdasarkan perhitungan pada pertanyaan 1, produk manakah yang kelihatannya paling merusak lingkungan ?
Penyelesaian :
1.Hitung tarif aktivitas
Mendesain proses                $ 150.000/6.000   =  $25 per jam
rekayasaMengolah residu    $ 600.000/40.000 =  $15 per pon residu
Memeriksa proses                $ 120.000/15.000 =  $ 8 per jam pemeriksaan
Membersihkan danau           $ 200.000/10,000 =  $ 20 per jam
pembersihanGunakan tarif tersebut untuk membebankan biaya lingkungan dan hitung biaya lingkungan unit :
Quickrichen
25 x 1.500$   
   37500$
15 x 30.000
450.000$
8 x 10.000
   80.000$
20 x  8.000
160.000$
Total    
727.500$
Dibagi    
1.000.000
Biaya unit per pon            
0,7275

Longrichen
25 x   4.500                
112.500$
15 x 10.000                   
150.000$
8 x   5.000
  40.000$
20 x   2.000                    
  40.000$
Total       
342.500$ 
Dibagi         
2.000.000
Biaya unit per pon            
0,17125


2.Seperti yang telah diukur oleh biaya lingkungan per unit, Quickrichen adalah produk yang menyebabkan sebagian besar kerusakan lingkungan. Hal ini memperkuat keyakinan presiden direktur.
2. Perangkat Manajemen Lingkungan
2.1. Pencegahan Polusi (P2) atau Cleaner Production (CP)
Konsep 'pollution prevention' (P2) dinyatakan sebagai pola pikir lingkungan proaktif yang menjanjikan manajemen industri lebih berkelanjutan. Dengan sasaran pada penyebab, daripada akibat, aktifitas mempolusi, P2 mencari cara menghilangkan polutan disumbernya dan sekaligus menghindari kebutuhan untuk mengolah atau membuang polutan tersebut. Konsep P2 menawarkan pemecahan ‘win-win’ dimana inovasi dan cara berpikir baru akan membawa pada pengurangan limbah, dan sekaligus membuat keuntungan bagi perusahaan dengan mengurangi biaya atau merangsang produk baru.
Hambatan dalam implementasi P2 antara lain :
1. Isu-isu teknis. Proyek P2 akan menyuguhkan tantangan teknis yang kompleks yang punya implikasi penting pada analisa keuangan. Dalam operasi manufaktur kompleks, bahkan proses perubahan P2 yang kecil akan memerlukan perubahan dalam keseluruhan pola proses yang berhubungan. Jika begitu, pilihan P2 tidak dapat dianalisa secara finansial tanpa analisa teknis, finansial, dan peraturan dari perubahan-perubahan proses yang diperlukan.
2. Implikasi ketidak pastian. Ketidak pastian apakah itu berhubungan dengan pasar, teknis, atau peraturan, pada dasarnya dapat mengalihkan secara ekonomi keputusan proyek. Sebagai contoh ketidakpastian dapat dalam beberapa kasus menciptakan insentif untuk menunda aksi. Dengan sejumlah investasi, terdapat nilai dalam penundaan keputusan proyek. Penundaan memungkinkan untuk memikirkan ketidak pastian dan menghindari kemungkinan investasi terbuang atau tidak kembali.
3. Tekanan peraturan dan hambatan peraturan. Tekanan peraturan efektif akan sangat penting untuk membangun dan memasarkan produk P2. Standar efluen yang ada dapat bertindak sebagai motivator yang sangat kuat bagi pencegahan polusi dengan menciptakan pasarpasar bagi teknologi yang dapat mengarah pada isu-isu pemenuhan perusahaan. Dalam beberapa kasus, peraturan dapat meningkatkan biaya pemasokan dan penggunaan teknologi pencegahan polusi. Hal ini mendatangkan konsekuensi menghambat disfusi teknologi kedalam karakteristik lingkungan yang diinginkan.
4. Pencarian yang tidak sukses bagi kejelasan studi keuangan / profitabilitas P2. Teknik-teknik akuntansi harus dievaluasi dalam rangka menentukan bilamana figur ukuran yang dilaporkan (seperti Internal Rate of Return / IRR) dilihat manajemen dalam bentuk utuh dan tidak bias. Rate of return relevan hanya jika dibandingkan pada biaya modal proyek. Biaya modal biasanya tidak mudah untuk diukur, karena sangat erat berhubungan dengan resiko proyek. Implikasi figur rate of return tertentu bagi pengambilan keputusan memerlukan pengetahuan detail faktor-faktor yang memberi sumbangan pada resiko. P2 menjadi solusi paling langsung dari masalah lingkungan - menghilangkan polutan lewat reduksi sumber polusi atau mendaur ulang sebelum pengolahan atau pembuangan akhir (final disposal) menjadi isu. P2 menjadi tantangan bagi sektor swasta karena memerlukan bentuk inovasi berbeda. P2 dapat memerlukan rancang ulang produk, konfigurasi kembali proses manufaktur, dan penyusunan kembali hubungan pemasok dan konsumen. Karena inovasi sulit, bahkan mahal, perusahaan harus juga mencari cara lain mengintegrasi pertimbangan lingkungan ke dalam proses perencanaan perusahaan. Kata Cleaner Production (produksi bersih / CP) dan pollution prevention (pencegahan polusi / PP) sering digunakan secara bergantian, padahal pengertiannya relatif sama. Perbedaan antara dua frasa ini hanya bersifat geografis -- frasa Pencegahan Polusi cenderung banyak digunakan di Amerika Utara, sementara Produksi Bersih (Cleaner Production) banyak digunakan di tempat lain di dunia. Baik PP maupun CP berfokus pada strategi untuk secara terus-menerus mengurangi polusi dan dampak lingkungan melalui pengurangan di sumbernya – yaitu menghilangkan limbah dalam proses. Pengolahan limbah tidak termasuk dalam definisi CP atau P2 karena tidak mencegah terjadinya limbah. Environment Canada mendefinisikan PP sebagai penggunaan proses2x, praktek2x, material, produk atau energi yang menghindari atau meminimalkan terjadinya polutan dan limbah, dan mengurangi resiko keseluruhan pada kesehatan manusia dan lingkungan (4). US EPA mendefinisikan PP sebagai pengurangan sumber -- mencegah atau mengurangi limbah di tempat dimana dihasilkan, pada sumbernya -- termasuk praktek mengkonservasi sumberdaya alami dengan mengurangi atau menghilangkan polutan melalui peningkatan efisiensi dalam penggunaan material mentah, energi, air, dan tanah. Dibawah undang2x Pollution Prevention Act di 1990, pencegahan polusi menjadi kebijakan lingkungan nasional di AS. Manajemen limbah (dari yang paling diinginkan ke paling tidak diinginkan) menurut saran EPA:
1. Minimisasi limbah :
·         Formulasi produk
·         Modifikasi proses
·         Perancangan ulang peralatan
2. Recovery sumberdaya (spt. recycle, reuse)
3. Pengolahan (spt. insinerasi, kimiawi, filtrasi fisika, biologis)
4. Pembuangan (spt. landfill)

Teknik alternatif minimisasi limbah (minimisasi limbah adalah pengurangan bila mungkin setiap
limbah yang dihasilkan) yang umum disarankan EPA:
1. Perubahan proses produksi :
·         penggantian material mentah berbahaya dengan non berbahaya
·          memisahkan limbah dengan tipenya untuk daur ulang
·         menghilangkan sumber2x kebocoran dan tumpahan
·         memisahkan limbah berbahaya dengan non berbahaya
·         mendisain ulang atau merumuskan kembali prodk akhir untuk mencapai lebih non
berbahaya
2. Modifikasi peralatan :
·         menginstal peralatan yang memproduksi limbah sedikit atau tidak sama sekali
·         memodifikasi peratalatn untuk memungkinkkan daur ulang
·         mendisain peralatan atau jalur produksi untuk memproduksi limbah lebih sedikit
·         memperbaikai efisiensi peralatan dan
·         menjaga program perawatan pencegahan
3. Mendaur ulang dan menggunakan kembali (recycling and reuse) :
·          menginstal sistem lingkar tertutup (closed loop system)
·          mendaur ulang on atau off-site
·          menukar limbah
4. Manajemen inventory dan operasi yang diperbaiki :
·          memiliki material kurang beracun dan material produksi lebih tak beracun
·         mengimplemntasi pelatihan karyawan dan umpan balik manajemen
·          memperbaikai penyimpanan material yang diterima, dan menangani praktek penanganan (handling)
·         menyimpan dan menelusuri semua material mentah

Akuntansi Lingkungan (Environment Accounting / EA)
Praktek-praktek akuntansi tradisional seringkali melihat biaya lingkungan sebagai biaya mengoperasikan bisnis, meskipun biaya-biaya tersebut signifikan, meliputi : biaya sumberdaya,yaitu mereka yang secara langsung berhubungan dengan produksi dan mereka yang terlibat dalam operasi bisnis umum, pengolahan limbah, dan biaya pembuangan. Biaya reputasilingkungan, dan biaya membayar premi asuransi resiko lingkungan.
Dalam banyak kasus, biaya-biaya lingkungan seperti yang berkaitan dengan sumberdayaalam (energi, udara, air) dimasukkan ke dalam satu jalur ‘biaya operasi’ atau ‘biaya administ rasi’yang diperlakukan independen dengan proses produksi.Juga biaya lingkungan sering didefinisikan secara sempit sebagai biaya yang terjadidalam upaya pemenuhan dengan atau kaitan dengan hukum atau peraturan lingkungan. Hal inikarena sistem akunting cenderung berfokus pada biaya bisnis yang teridentifikasi secara jelas,bukan pada biaya dan manfaat pilihan alternatif.Akuntansi Lingkungan adalah mengenai secara spesifik mendefinisikan danmenggabungkan semua biaya lingkungan ke dalam laporan keuangan perusahaan. Bila biayabiayaersebut secara jelas teridentifikasi, perusahaan akan cenderung mengambil keuntungandari peluang-peluang untuk mengurangi dampak lingkungan. Manfaat -manfaat dari mengadopsiakuntansi lingkungan dapat meliputi :
1.      Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa. Ini bermuara memperbaiki harga dan profitabilitas
2.      Mengidentifikasi biaya-biaya sebenarnya dari produk, proses, sistem, atau fasilitas dan menjabarkan biaya-biaya tersebut pada tanggungjawab manajer
3.      Membantu manajer untuk menargetkan area operasi bagi pengurangan biaya dan perbaikan dalam ukuran lingkungan dan kualitas
4.      Membantu dengan penanganan keefektifan biaya lingkungan atau ukuran perbaikan kualitas
5.      Memotivasi staf untuk mencari cara yang kreatif untuk mengurangi biaya -biaya lingkungan.
6.      Mendorong perubahan dalam proses untuk mengurangi penggunaan sumberdaya dan mengurangi, mendaur ulang, atau mengidentifikasi pasar bagi limbah
7.      Meningkatkan kepedulian staf terhadap isu -isu lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
8.      Meningkatkan penerimaan konsumen pada produk atau jasa perusahaan dan sekaligus meningkatkan daya kompetitif.
Definisi Environmental Accounting antara lain :
1. adalah penggabungan informasi manfaat dan biaya lingkungan kedalam macam2x praktek2x akuntansi (Shapiro et.al., 2000).
2. adalah identifikasi, prioritisasi, kuantifikasi, atau kualifikasi, dan penggabungan biaya lingkungan kedalam keputusan2x bisnis (EPA742-R-97-003, 1997).
Biaya lingkungan
Biaya lingkungan adalah dampak, baik moneter atau non -moneter terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Bagaimana perusahaan menjelaskan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana perusahaan menggunakan informasi biaya tersebut (alokasi biaya, penganggaran modal, disain proses/produk, keputusan manajemen lain), dan skala atau cakupan aplikasinya. Tidak selalu jelas apakah biaya itu masuk lingkungan atau tidak, beberapa masuk zona abu -abu atau mungkin diklasifikasikan sebagian lingkungan sebagian lagi tidak. Terminologi akuntansi lingkungan menggunakan ungkapan seperti full, total, true, dan life cycle untuk menegaskan bahwa pendekatan tradisional adalah tidak lengkap cakupannya karena mereka mengabaikan biaya lingkungan penting (serta pendapatan dan penghematan biaya).

Sistem akuntansi konvensional biasanya mengklasifikasi biaya sebagai :
·         Biaya langsung material dan buruh
·         Biaya pabrik manufaktur atau factory overhead atau termasuk biaya taklangsung (biaya operasi selain biaya langsung buruh dan material, seperti depresiasi modal, sewa, pajak bangunan, asuransi, pasokan, utilitas, pemeliharaan dan perbaikan, dan biaya operasi pabrik)
·         Penjualan
·         Biaya umum dan administratif (General & Administrative)
·         Biaya riset dan pengembangan (R&D)
Panduan GEMI dan EPA menjelaskan klasifikasi biaya lingkungan :
1. Biaya konvensional --> biaya penggunaan material, utilitas, benda modal, dan pasokan.
2. Biaya berpotensi tersembunyi -->
·         Biaya ‘upfront’ : yang terjadi karena operasi proses, sistem, atau fasilitas
·          Biaya ‘backend’ : biaya prospektif, yang akan terjadi tidak tentu dimasa depan.
·         Biaya pemenuhan peraturan atau setelah pemenuhan (voluntary, beyond compliance), yaitu biaya yang terjadi dalam operasi proses, sistem, fasilitas, umumnya dianggap biaya overhead
3. Biaya tergantung (contingent) --> biaya yang mungkin terjadi di masa depan dijelaskan dalam bentuk probabilistik
4. Biaya imej dan hubungan (image and relationship) --> seperti biaya pelaporan dan aktifitas hubungan masyarakat.
Dalam skala berbeda, mikroekonomis atau tingkat perusahaan, EA digunakan dalam kerangka akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial. Akuntansi keuangan menyediakan  informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada pengamat eksternal (seperti pemegang saham). Kebutuhan pelaporan menurut aturan Securities dan Exchange Comission (SEC Amerika), dimana mencakup kebutuhan pemaparan pertanggungan2x lingkungan dan biaya2x lingkungan tertentu.
Akuntansi manajerial menyediakan informasi ke penentu keputusan internal dalam rangka mendukung keputusan2x manajemen internal. Berbeda dengan akuntansi keuang an, akuntansi manajerial berstruktur bebas dan tidak diatur dalam peraturan tertentu. EA dapat mendukung pembuatan keputusan di perusahaan dalam hal :
1. Penganggaran modal - Capital budgeting adalah proses menganalisa alternatif investasi dan memutuhkan investasi mana untuk digunakan menggunakan standar keuangan standar (seperti ROI, periode pengembalian, dan IRR) yang mana mempertimbangkan aliran pendapatan dan biaya2x dihasilkan dari sepanjang waktu investasi.
2. Pemilihan produk - Perusahaan secara rutin membuat keputusan mengenai produk mana untuk didapatkan didasarkan pada pertimbangan biaya mereka. Biaya2x termasuk tidak hanya biaya pembelian, namun biaya yang terjadi kare na menggunakan dan membuang produk pada akhir masa penggunaannya. Mengidentifikasi biaya2x lingkungan diasosiasikan dengan siklus hidup produk - pemilikan, penggunaan, dan pembuangan - dapat membantu manajer material dalam meilih mproduk dengan biaya siklus hidup terendah.
3. Manajemen limbah - Perusahaan menghasilkan sejumlah besar limbah yang pilihan pengolahan dan pembuangannya ditentukan oleh komposisi aliran limbah. Karena biaya2x pembuangan adalah biaya2x lingkungan, mencoba untuk meminimalkan biaya2x in i akan mendapat manfaat dari akuntansi lingkungan.

Hambatan dalam penerapan EA:
1. Informasi yang kurang / tidak cukup sistem pendukung akuntansi. Informasi mengenai biaya lingkungan sangat kurang. Sistem akuntansi - idealnya informasi sumber biaya – umumnya tidak cukup untuk kebutuhan EA, dimana manfaat2x dari memisahkan biaya2x lingkungan dari pos overhead dalam rangka untuk menelusuri biaya ke produk atau aktifitas yang menyebabkan biaya tersebut. Dalam kelangkaan tekanan untuk mengontrol biaya2x, informasi yang kurang mengenai biaya2x lingkungan mengarah pada (1) fokus yang sempit pada reduksi harga pembelian unit, atau (2) fokus pada perubahan2x tersebut – biasanya tidak berhubungan dengan biaya2x lingkungan - dimana informasi tersedia, dan dimana penghematan dipersepsikan tinggi. Contoh meliputi perubahan dalam staffing atau alokasi tugas, seperti peningkatan penggunaan perawat, daripada ahli fisik, atau pengurangan staf perawat.
2. Hubungan yang kurang antara bidang pembelian dan EHS. Hubungan institusion al antara pembelian atau usaha mendapatkan dan fungsi2x EHS sangat lemah. Ketika penggunaan tim pendapatan produk antar fungsi terlihat meningkat, hal ini cenderung difokuskan pada mengintegrasi secara efektif kriteria klinis kedalam keputusan pembelian, terutama usaha2x standarisasi. Input EHS cenderung secara spesifik diminta hanya bagi keputusan dengan aspek lingkungan yang jelas - seperti kontrak manajemen limbah. 3. Halangan pembelian. Seperti fasilitas di banyak sektor lain, fasilitas penjagaan kesehatan sering kali merupakan subyek pada halangan pembelian yang cenderung mengurangi alternatif2x produk dari mana mereka mungkin dipilih secara efektif. Fasilitas atau jaringan yang dimiliki melalui GPO adalah subyek pada halangan produk pilihan yang timbul dari praktek paket GPO. Perusahaan terkadang mencerminkan kekuatan pasar terbatas dan
seringkali tidak mampu menegaskan keinginan lingkungan secara efektif ke pihak pabrik atau organisasi pembelian

Industrial Ecology / Industrial Metabolism
Satu pendekatan bagi penerapan manajemen lingkungan adalah dengan Industrial Ecology (IE). IE adalah konsep menyeimbangkan pembangunan industri dan penggunaan berkelanjutan sumberdaya alami, dengan cara meneliti peluang dan hambatan bagi aktor –aktor yang berbeda dalam masyarakat industri dalam merubah aliran material dan produk dalam arah selaras lingkungan (environmentally compatible). Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan menurut aktor (actor specific approach). Tentunya ada perbedaan antara industri (jasa dan barang), konsumen, dan pemerintah. Industrial Ecology is an emerging concept for the promotion of environmentally sound manufacturing and consumption. It aims to balance industrial development with the sustainable use of natural resources’ (van Berkel et.al., 1997).
Pendorong (drivers) bagi penerapan IE di perusahaan terbagi 2 yaitu pendorong internal dan external. Pendorong internal perusahaan yaitu :
1. Komitmen manajemen, komitmen senior manajemen untuk mempertimbangkan dampak lingkungan diakibatkan oleh produk dan proses perusahaan sebagai bagian integral dari operasi dan manajemen sehari-hari perusahaan.
2. Keterlibatan karyawan, komunikasi efektif antara manajer, staf dan departemen produksi sangat kritis bagi memulai dan menjaga kesuksesan aktifitas IE.
3. Kepedulian pada biaya, kepedulian sewajarnya terhadap biaya -biaya lingkungan akan meningkatkan minat perusahaan pada IE, karena IE akan menolong mengurangi biaya lingkungan dan meminimalkan bahkan menghindarkan biaya lingkungan di masa depan. Biasanya informasi biaya harus didasarkan pada metoda Total Cost Accounting. Hal ini untuk mengenali biaya lingkungan nyata (obvious), seperti biaya pembuangan dan pengolahan, dan nilai produk aliran limbah; dengan biaya lingkungan kurang jelas (less -obvious) seperti pertanggungan (liability), biaya asuransi, resiko kesehatan dan keselamatan kerja, pada produk atau unit produksi.
4. Program-program kesehatan dan keselamatan kerja.
Pendorong eksternal bagi perusahaan untuk menerapkan IE antara lain :
1. Peraturan lingkungan (environmental legislation), bersifat koersif, karena dapat memaksa perusahaan mengurangi limbah, emisi dan/atau penggunaan material beracun (B3). Sayangnya peraturan lingkungan cenderung fokus pada hasil akhir (end -of-pipe), dan tidak berlaku sebagai pendukung aksi pencegahan pencemaran seperti IE.
2. Tekanan pasar,
3. Tekanan publik, berasal dari tetangga yang menaruh perhatian, organisasi lingkungan sekitar, dsb.
4. Pertanggungan produk (product liability), inisiatif peraturan baru, seperti peraturan pengembalian produk, spesifikasi kandungan material beracun, pengunaan energi, dsb, juga dapat memaksa perusahaan.
Pendorong internal bersifat jangka panjang bagi perusahaan, sedangkan pendorong eksternal lebih bersifat jangka pendek. Perangkat berikut memungkinkan industri untuk merencanakan dan mengorganisasi aktifitas IE, untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengimplementasi perbaikan lingkungan, dan untuk mengevaluasi kemajuan dalam mereduksi dampak lingkungan pada produk dan proses:
1. Perangkat inventory: memungkinkan identifikasi, kuantifikasi, dan alokasi intervensi lingkungan pada proses produksi, produk, atau daur ulang. Seperti : Life Cycle Inventory, Materials Energy Toxic emission Matrix, Eco-balance, Material balance, Process Flow Chart, dsb.
2. Perangkat perbaikan: untuk memfasilitasi pembangkitan pilihan -pilihan perbaikan bagi produk, proses produksi, dan daur ulang dalam berbagai tahapan rantai nilai. Seperti : prinsip ekology, Pollution Prevention Techniques, PP Strategy, dsb.
3. Perangkat penentu prioritas: menyediakan pendekatan struktural dengan kriteria tertentu bagi evaluasi,dan prioritas penyetelan, diantara pilihan perbaikan lingkungan. Seperti : Life Cycle Cost Calculation, Life Cycle Evaluation, Total Cost Calculation (kriteria tunggal), Eco Portofolio, Eco Opportunity, Product Summary Matrix (kriteria jamak), dsb.
4. Perangkat manajemen: menjelaskan prosedur rutin bagi pengembangan proyek IE. Seperti : Design for Environment, Clean Production Guide, Audit Proses, dsb.

Cleaner Production Indicator
Adalah nilai2x referensi dimana pengusaha dapat menggunakannya dalam rangka  membandingkan kinerja perusahaannya dengan kinerja perusahaan pembanding yang telah mengimplementasi perbaikan lingkungan.
Cleaner Production Guide
Adalah alat manajemen, bertujuan pada implementasi pilihan2x perbaikan lingkungan dan inisiasi aktifitas2x IE yang telah dikerjakan dalam suatu perusahaan. Prosedurnya sebagai berikut :
·         Persiapan. Komitment umum pihak manajemen dan membentuk tim proyek.
·         Pra-penanganan. Identifikasi peluang2x dan hambatan perbaikan lingkungan dari proses2x produksi.
·         Investigasi dan implementasi. Rangkaian aktifitas yang dilakukan paralel, seperti implementasi pilihan2x fisibel saat pra-penanganan.
·         Kelanjutan. Kelanjutan implementasi pilihan2x fisibel dan perulangan siklus perbaikan lingkungan bagi daerah prioritas tersisa dan pembangunan EMS preventif.

Activity Based Costing / Management (ABC/M)
ABC adalah metode pengukuran biaya dari kinerja aktifitas, sumberdaya, dan obyek  biaya. Sumberdaya ditelusuri ke aktifitas sumbernya, kemudian aktifitas tersebut dimasukkan ke obyek2x biaya berdasarkan penggunaannya. ABC menjelaskan hubungan kausal penyebab biaya an aktifitas penyebabnya. ABM adalah disiplin yang memfokuskan pada manajemen aktifitas sebagai jalan memperbaiki nilai yang diterima konsumen dan keuntungan yang dicapai dengan menyediakan nilai tersebut. Disiplin meliputi analisa penyebab biaya, analisa aktifitas, dan pengukuran kinerja. ABM berhubungan dengan ABC karena ABC sebagai sumber u tama informasi. Jadi : ABC --> menangkap elemen2x biaya dalam proses2x, ABM --> menggunakan data untuk membuat keputusan “ABC mengarahkan biaya2x ke penyebab biaya2x atau akar2 masalah. Banyak biaya2x lingkungan tetap dimasukkan dalam pos overhead bagi fasilitas dan dialokasikan menggunakan toda2x yang mungkin hanya cocok dengan operasi buruh intensif. Namun hal tersebut tidak akan terjadi di industri elektronik teknologi tinggi sekarang ini dimana buruh akan secara kontinyu berkurang menjadi porsi yang kecil dari biaya produk total” (Dambach & Allenby, AT&T Research Vice President for Technology and Environment). Faktor yang menunjang kesuksesan implementasi ABC (EPA 742-R-00-002):
1.      Bekerja dengan grup perusahaan untuk mengerti pendekatan mereka saat i ni sehingga pertimbangan EH&S dapat dialamatkan dengan perubahan minimal pada proses yang ada
2.      Pelibatan konsultan eksternal untuk secara cepat mengembangkan kemampuan akuntansi biaya EH&S
3.      Menggunakan seri interview dengan individual dari baik fasilitas pab rik dan grup EH&S perusahaan untuk mengidentifikasi isu2x biaya utama
4.      Menegaskan pola isu2x biaya dengan mewawancarai berbagai rekaman, termasuk rekaman pelatihan, pengiriman barang, dan pelaporan produksi
5.      Memulai fase implementasi dengan cara mendapatkan persetujuan senior manajemen Environment - Oriented Cost Management (EoCM) adalah satu perangkat dari Profitable Environmental Management (PREMA) yang meningkatkan kemampuan industri menengah kecil secara sistematis dan berkesinambungan untuk:
  • Mengurangi baik biaya produksi yang tampak dan yang tersembunyi melalui pengurangan biaya NPO, seperti:bahan baku, air dan energi yang digunakan dalam produksi
  • Mengurangi dampak lingkungan negatif perusahaan
  • Mempromosikan perubahan proses internal, yang meningkatkan efisiensi organisasi secara keseluruhan, transparansi dalam perusahaan dan efektifitas penerapan langkah-langkah, dan jgua partisipasi dan motivasi setiap pekerja yang selanjutnya akan mendorong proses perbaikan yang berkesinambungan
·         Bagaimana meningkatkan keuntungan melalui pengambilan keputusan yang lebih baik? Bagaimana mengukur dan meningkatkan eko-efisiensi? EMA dapat mengintegrasikan secara sistematis isu lingkungan di perusahaan dalam manajemen akuntasi konvensional dan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini akan membekali para manajer untuk meningkatkan kinerja finansial maupun kinerja lingkungan. Beberapa perangkat EMA seperti akuntansi alur bahan dan energi, akuntansi biaya lingkungan, dan penilaian investasi lingkungan, serta pembiayaan lingkungan hidup.
Monetary Environmental Project Investment Appraisal
·         Tools ini merupakan salah satu tools dasar dari EMA yang bertujuan menghitung efek netto dari biaya dan keuntungan dari berbagai opsi investasi yang tersedia. DEngan melakukan appraisal investasi ini, termasuk kuantifikasi keuntungan lingkungan yang didapat dan adanya penghematan biaya. Walaupun perhitungan biaya langsung merupakan bagian terpenting dari berbagai metode appraisal investasi, membuat biaya dengan keuntungan lingkungan yang biasanya tersembunyi menjadi biaya dan untung transparan. Aspek lainnya dari tool appraisal investasi ini adalah untuk memperhitungkan indicator finansial jangka panjang, dikarenakan investasi lingkungan seringkali mempunyai waktu payback yang lebih panjang dibandingakan dengan investasi lainnya. Perhitungan indicator finansial jangka panjang akan membantu para manajer untuk mempertimbangkan dampak finansial di masa yang akan datang yang terimbas dari dampak lingkungan.
Perkembangan suatu perusahaan berpengaruh pada dampak-dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas industri bagi masyarakat. Perusahaan selain bertujuan untuk mencari laba yang sebesar-besamya, hendaknya dalam menggunakan sumber-sumber ekonomi yang ada juga memikirkan dampak sosial yang akan berpengaruh terhadap masyarakat. Dampak yang diakibatkan diantaranya adalah polusi udara, air, tanah, kebisingan, dan lain-lain. Untuk mengantisipasi dampak tersebut, maka perusahaan hendaknya menerapkan suatu manajemen biaya lmgkungan untuk memperbaiki kualitas lingkungan alam disekitar perusahaan sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Pada manjemen biaya lingkungan dilaporkan suatu laporan keuangan lingkungan yang memuat keuntungan lingkungan dan biaya lingkungan. Laporan keuangan lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah karena sebagai sumber infonnasi yang amat penting untuk perencanaan dan pengendalian dalam meningkatkan kinerja lingkungan
Penelitian ini dilakukan di pabrik kawat PT Sidoarjo Universal Metal Works di Sidoarjo dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif Rumusan maasalah yang akan dibahas adalah "Bagaimana identifikasi dan penentuan biaya limbah yang dilakukan perusahaan dan bagaimana usaha perusahaan dalam mengolah limbah cair sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup sekitar?" Data yang diguniakan dalam penelitian ini adalah data proses produksi, data proses pengolahan limbah, dan data biaya operasional perusahaan pada tahun 2004.

Laporan keuangan lingkungan belum diterapkan dalam perusahaan, sehingga terlebih dahulu menyusun laporan keuangan lingkungan dengan menggunakan model laporan keuangan lingkungan Hansen dan Mowen yang terdiri dari empat klasifikasi biaya lingkungan. Dari data dan basil analisis dapat diketahui bahwa perusahaan telah mampu menerapkan manajemen biaya lingkungan pada perusahaan, hal ini dapat dilihat dari adanya upaya-upaya dari penisahaan untuk mencegah adanya kegagalan-kegagalan baik internal maupun eksternal dan perusahaan mampu mewujudkan eksistensinya sebagai industri berwawsan lingkungan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menerapkan manajemen biaya lingkungan dengan adanya keuntungan lingkungan yang cukup besar. Meskipun demikian, perusahaan hendaknya secara berkala mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan lingkungan sehingga kualitas lingkungan  di masa mendatang meningkat.
SML ISO adalah siswtm management dari suatu organisasi yang keluarnya adalah proses untuk meningkatkan pengelulaan lingkungan yang baik dan berkesinambungan. PEndekatan utama yang dilakukan dalam SML ini adalah berupa pencapaian perbaikan yang berkelanjutan, maka secara bertahap kinerja lingkungan yang semakin baik akan dicapai, yang berarti pula akan menuju pada penataan terhadap peraturan perunadang untdangan yang berlaku. Proses perbaikan yang berkelanjutan ini dapat dicapai melalui berbagai program lingkungan ajtara lain: Program 3R, Produksi bersih, dll.
Meskipun SML merupakan standar yang sukarela, namun apabila suatu organisasi telah memberikan komitmen akan menerapkan standar tersebut, maka organisasi tersebut harus memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan dalam standarnya. Kunci utama keberhasilan penerapan SML ISO 14001 adalah adanya komitmen top management untuk mengelola lingkungannya. Konsep SML ISO 14001 adalah mengikuti
Contoh kasus
Permasalahan terkait dengan perangkat pengambil keputusan khususnya yang berhubungan dengan investasi lingkungan seringkali dihadapi oleh pihak manajemen. PT Astra internasional mengundang PPBN dalam workshop untuk berbagi ilmu terkait dengan manfaat Environmental Management Accounting bagi industri.
Selama ini biaya lingkungan yang dimasukkan dalam overhead cost hanya terkait dengan biaya-biaya pengolahan dan pembuangan limbah saja. Hal ini menyebabkan pihak manajemen selalu merasa terbebani oleh biaya-biaya lingkungan yang timbul akibat proses produksi. Namun bila ditinjau lebih dalam, biaya lingkungan sebenarnya memiliki kesamaan dengan fenomena gunung es, dimana biaya yang tampak dipermukaan hanya sebagian kecil dari pada biaya yang sesungguhnya, bahkan menurut penelitian bisa mencapai hingga 8-9 kali lipat dari biaya yang selama ini diperhitungkan.
Sehingga bila ada teknologi yang mampu mereduksi limbah dengan harga yang cukup tinggi, pihak manajemen tidak menyadari bahwa kemungkinan besar biaya investasi tersebut akan kembali lebih cepat dari pada yang diperkirakan apabla nilai biaya yang tersembunyi selama ini telah disadari oleh pihak management
Dalam scientific disscussion yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2010 di PT Astra Internasional, perwakilan anak-anak perusahaan astra yang datang dalam diskusi tersebut mendapatkan gambaran yang jelas terkait dengan ruang lingkup dan manfaat dari EMA dan bagaimana cara mengimplementasikan EMA yang efektif melalui manajemen lingkungan berorientasi keuntungan (MeLOK)
Diskusi ini dibuka oleh Manager ESRD kemudian dilanjutkan sambutan dari PPBN IbuTitiresmi. Acara yang berlangsung selama 3 jam ini diisi oleh narasumber dari PPBN yaitu Bpk Ario Tranggono, Bpk Chandra Wirman, dan  Bpk Adi Sulaksono

0 komentar:

Post a Comment

DAFTAR ISI