Kinerja lingkungan dapat meiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Bagi banyak organisasi, pengelolaan biaya lingkunagn menjadi prioritas utama dan minat yang intens. Ada dua alasan utama yang mendukung atas peningkatan minat tersebut :
1.
di banyak negara, peraturan
lingkungan telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan akan semakin
ketat lagi.
2.
keberhasilan penyelesaian
masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin kompetitif. Untuk memahami
dua alasan utama tersebut, kita perlu memahami konsep yang disebut ekoefiensi.
Ekoefiensi
Manfaat
Ekoefiensi
Ekoefiensi pada intinya mempertahankana bahawa organisasi
dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan
mengurangi dampak lingkungan yang negative, konsumsi sumber daya, dan
biaya.Konsep ini mengandung paling tidak tiga pesan penting.
1.
perbaikan kinerja ekologi dan
ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi.
2.
perbaikan kinerja lingkungan
seharusnya tidak lagi dipadang hanya sebagai amal dan derma, melainkan sebagai
kebersaingan.
3.
ekoefiensi adalah suatu pelengkap
dan mendukung pengembangan yang berkesinambungan.
Ekoefiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi
berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Beberapa penyebab-penyebab dan
insentif-insentif untuk peningkatan ekoefiensi antara lain :
1.
Permintaan pelanggan akn produk yang
lebih bersih
2.
pegawai yang lebih baik dan
produktivitas yang lebih besar
3.
biaya modal yang lebih rendah dan
asuransi yang lebih rendah
4.
keuntungan social yang signifikan
sehingga citra perusahaan menjadi lebih baik
5.
inovasi dan peluang baru
6.
pengurangan biaya dan keunggulan
bersaing
Model
Biaya Kualitas Lingkungan
Bagi
banyak perusahaan, biaya lingkungan merupakan persentase yang signifikan dari
total biaya operasional. Fakta ini, ditambah dengan ekoefisiensi, menekankan
pentingnya pendefinisian, pengukuran, dan pelaporan biaya lingkungan. Biaya
lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan
yang buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Biaya lingkungan
dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu :
1.Biaya
pencegahan lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan.
2.Biaya
deteksi lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah
memenuhi standar yang berlaku atau tidak.
3.Biaya
kegagalan internal lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena
diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
4.Biaya
kegagalan eksternal lingkungan
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah
melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal
dibagi menjadi dua lagi, antara lain;
· Biaya kegagalan eksternal yang
direalisasi
,
adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan.
· Biaya kegagalan eksternal yang tidak
direalisasikan
atau
biaya sosial, disebabkan oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh
pihak-pihak diluar perusahaan.
Laporan
Biaya Lingkungan
Pelaporan biaya adalah penting jika sebuah organisasi serius
untuk memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya.
Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya
lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori
memberikan hasil yang penting :
1.dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan
2.jumlah relative yang dihabiskan untuk setiap kategori
Biaya kegagalan lingkungan dapat dikurangi dengan menginvestasikan lebih banyak
pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan deteksi. Adalah sesuatu yang mungkin
bahwa model pengurangan biaya lingkungan akan berperilaku serupa dengan model
biaya kualitas total. Hal ini dipandang ketika biaya lingkungan yang terendah
diperoleh pada titik kerusakan – nol
.
Ide yang mendasari pandangan “kerusakan nol” (zero-damage point) adalah
mencegah lebih murah daripada mengobati
.
Banyak perusahaan dan organisasi yang menerapkan konsep ini pada perusahaannya.
Profitabilitas perusahaan tetap menjadi tujuan perusahaan dalam pelaksanaan
konsep ini. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategorinya mempeerlihatkan
aspek pentingnya dan menunjukkan peluang untuk mengurangi biaya lingkungan
dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.
Laporan
Keuangan Lingkungan
Ekoefiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk
pelaporan biaya lingkungan. Selain melaporkan biaya lingkungan, keuntungan
lingkungan juga perlu adanya untuk dilaporkan. Dalam suatu periode tertentu,
ada tiga jenis keuntungan :
1.
Pemasukan, mengacu pada pendapatan
yang mengalir ke organisasi karena adanya tindakan lingkungan
2.
Penghematan saat ini, mengacu pada
pengurangan biaya lingkungan yang dicapai tahun ini.
3.
Penghindaran biaya, mengacu pada
penghematan berjalan yang dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya.
Di dalam laporan keuangan lingkungan, pengurangan biaya yang
ditunjukkan adalah jumlah penghematan saat ini ditambah dengan penghindaran
biaya lingkungan karena tindakan lingkungan pada periode sebelumnya.
Membebankan
Biaya Lingkungan
Biaya
Produk Lingkungan
Biaya lingkungan dari proses produksi, pemasaran, dan
pengiriman produk serta biaya lingkungan pasca pembelian yang disebabkan oleh
penggunaan dan pembuangan produk merupakan contoh-contoh biaya produk
lingkungan. Penghitungan biaya lingkungan penuh adalah pembebanan semua biaya
lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke produk. Penghitungan biaya
privat penuh adalah pembebanan biaya privat ke produk individual. Biaya privat
dapat dibebankan dengan menggunakan data yang dihasilkan di dalam perusahaan,
sedangkan biaya penuh memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan di luar
perusahaan, yaitu dari pihak ketiga.
Pembebanan
Produk Lingkungan Berbasis Fungsi
Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka
kerja klasifikasi yang baru dikembangkan, biaya lingkungan harus dipisahkan ke
dalam kelompok biaya lingkungan dan tidak lagi disembunyikan di dalam overhead
seperti halnya dalam kebanyakan system akuntansi. Dalam penghitungan biaya
berbasis fungsi, dibentuk suatu kelompok biaya lingkungan dan tingkat atau
tarifnya dihitung dengan menggunakan penggerak tingkat unit seperti jumlah jam
tenaga kerja dan jam mesin. Biaya lingkungan kemudian dibebankan kepada setiap
produk berdasarkan pemakaian jam tenaga kerja langsung atau jam mesin.
Pendekatan ini dapat berjalan baik untuk produk yang homogen. Namun, dalam
perusahaan yang memiliki banyak produk yang bervariasi, pembebanan biaya
semacam ini dapat mengakibatkan distorsi biaya.
Pembebanan
Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas
Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas
(activity-based costing) ikut memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan.Untuk
perusahaan yang menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas
lebih tepat. ABC membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan kemudian
menghitung tingkat atau tariff aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk
membebankan biaya lingkungan ke produk. Untuk aktivitas-aktivitas lingkungan
ganda, setiap aktivitas akan dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas akan
dihitung. Tingkat ini kemudian digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke
produk berdasrkan penggunaan aktivitas. Penelusuran biaya lingkungan ke
produk-produk yang menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari
system akuntansi lingkungan yang baik.
· Penilaian Siklus Hidup Penilaian
biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar dari penilaian siklus hidup.
· Pembebanan produk adalah praktik
mendesain, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak
buruknya terhdap lingkungan.
· Penilaian siklus hidup adalah sarana
untuk meningkatkan pembenahan produk. Penilaian siklus hidup mengidentifikasi
pengaruh lingkungan dari suatu produk di sepanjang siklus hidupnya dan kemudian
mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan.
Penilaian
biaya
siklus hidup membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan
perbaikan.
Siklus
Hidup Produk
Tahapan
dalam siklus hidup antaaraa lain :
1.Ekstraksi sumber daya
2.Pembuatan produk
3.Penggunaan produk
4.Daur ulang dan pembuangan
5.Pengemasan produk
Sudut pandang siklus hidup yang digunakan mengggabungkan
sudut pandang pemasok, produsen, dan pelanggan. Hubungan internal maupun
eksternal dianggap penting dalam menilai pengaruh lingkungan dari produk,
desain produk, dan desain proses yang berbeda-beda.Penilaian siklus hidup
didefinisikan oleh tiga tahapan formal :
1.Analisis PersediaanMenyebutkan jenis dan jumlah input
bahan baku dan energy yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang
dihasilkan dalam bentuk rsidu padat, cair, dan gas. Anylisis ini mencakup
seluruh siklus hidup produk.
2.Analisis DampakMenilai pengaruh lingkungan dari beberapa
desain bersaing dan menyediakan peringkat relative dari pengaruh-pengaruh
tersebut
3.Analisis PerbaikanBertujuan untuk mengurangi dampak
lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak Penilaian Biaya
Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak
lingkungan dari beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan
bahan baku, energy yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal
dari manufaktur produk. Sebelum menilai pembebanan produk ini, pertama-tama perrlu
dilakukan analisis persediaan yang memberikan perrincian bahan baku, energy,
dan pelepasan ke lingkungan. Analisis ini dilakukan di sepanjang siklus hidup
produk. Setelah selesai, dampak keuangan dan operasional dapat dinilai dan
langkah-langkah dapat diambil untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Langkah
terakhir ini juga disebut dengan analisis lingkungan.
Akuntansi
Pertanggung jawaban Lingkungan Berbasis Strategi
Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan
mengusulkan bahwa kinerja perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan
yang paling sesuai. Pengendalian biaya lingkungan bergantung pada system
akuntansi pertanggungjawaban berbasis strategi. System ini memiliki dua fitur
penting : komponen strategi dan komponen operasional. Komponen strategi
menggunakan kerangka balance scorecard. Penyesuaian untuk pengendalian
lingkungan adalah penambahan perspektif kelima yaitu perspektif lingkungan.
Perspektif
Lingkungan
Kita
dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari perspektif
lingkungan, antara lain :
1.Meminimalkan
bahan baku atau bahan yang masih asli
2.Meminimalkan
penggunaan bahan berbahaya
3.Meminimalkan
kebutuhan energy untuk produksi dan penggunaan produk
4.Meminimalkan
residu padat, cair, dan gas
5.Memaksimalkan
peluang untuk daur ulang
Ukuran
kinerja yang memungkinkan untuk tujuan nomor 1 dan 2 ialah berapa jumlah
kuantitas total dan per unit dari berbagai bahan baku dan energi (misalnya,
berat bahan kimia beraun yang digunakan), ukuran produktivitas (output/bahan baku,
output/energi), dan biaya bahan(energi)berbahaya yang dinyatakan sebagi
persentase total biaya bahan baku.Tujuan inti yang keempat dapat direalisasikan
dalam salah satu dari dua car berikut :
(1)
menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu, ketika
diproduksi, dan
(2)
menghindari produksi residu dengan mengidentifikasi penyebab dasar dan
mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab-penyebabnya.
Peran
Manajemen Aktivitas
Manajemen berbasis aktivitas menyediakan system operasional
yang menghasilkan perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan
sebagai bernilai tambah (value-added) dan tak bernilai tambah
(nonvalue-added).Aktivitas tak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak
perlu ada jika perusahaan beroperasi secara optimal dan efisien. Penggunaan
paradigma ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa selalu ada aktivitas yang secara
simultan dapat menghindari degradasi lingkungan dan menghasilkan keadaan
efisiensi ekonomi yang lebih baik daripada keadaan yang sekarang. Biaya
lingkungan tak bernilai tambah adalah biaya aktivitas tak bernilai tambah.
Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara memperbaiki
kinerja lingkungan.
Desain
untuk lingkungan
Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses,
bahan baku, energy, dan daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup
produk dan pengaruhnya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep
ukuran keuangan, perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan
yang signifikan. Jika keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan
harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Diperlukan
keberhati-hatian dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biay harus terkait
dengan perbaikan lingkungan dan bukan sekadar menghilangkan kewajiban terhadap
lingkungan. Jadi, biay kegagalan eksternal harus mencerminkan kewajiban thunan
rata-rata yang berasal dari efisiensi lingkungan saat ini. Kemungkinan
penghitungan lain adalah dengan menghitung biaya lingkungan total sebagai
persentase penjualan dan menelusuri nilai tersebut selama beberapa periode.
Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan ekoefisiensi harus
menghasilkan konsekuensi keuangan yang menguntungkan yang dapat diukur dengan
menggunakan tren biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya
lingkungan.
Contoh
kasus ;
Pierce
enterprises memproduksi dua jenis pupuk : Quickrichen dan Longrichen. Pierce
baru saja menerima kritik signifikan dari kelompok lingkungan, penduduk local,
dan pemerintah federal mengenai kinerja lingkungannya. Henry Hiede, presiden
direktur pierce ingin mengetahui bagaimanaa aktivitas lingkungan perusahaan
mempengaruhi biaya setiap produk. Ia yakin bahwa sumber utama masalah
lingkungan adalah Quickrichen tetapi ia memerlukan beberapa bukti untuk
mendukung atau mematahkan keyakinannya. Pengawas perusahaan telah menyusun data
berikut ini untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut
:
Longrichen
Quickrichen
Berat
(dalam pon) pupuk yang dipoduksi
1.000.000
2.000.000
Jam
rekayasa (desain proses)
1.500
4.500
Berat
(dalam pon) residu padat yang diolah
30.000
10.000
Jam
pemeriksaan (lingkungan)
10.000
5.000
Jam
pembersihan (danau local)
8.000
2.000
Selain
itu, dilaporkan juga biaya aktivitas lingkungan berikut ini :
Mendesain
Proses$ 150.000
Mengolah
residu 600.000
Memeriksa
proses 120.000
Membersihkan
danau
200.000
Diminta
1.Hitunglah
biaya lingkungan per pon pupuk untuk setiap produk
2.Berdasarkan
perhitungan pada pertanyaan 1, produk manakah yang kelihatannya paling merusak
lingkungan ?
Penyelesaian
:
1.Hitung
tarif aktivitas
Mendesain
proses
$ 150.000/6.000 = $25 per jam
rekayasaMengolah
residu $ 600.000/40.000 = $15 per pon residu
Memeriksa
proses
$ 120.000/15.000 = $ 8 per jam pemeriksaan
Membersihkan
danau $
200.000/10,000 = $ 20 per jam
pembersihanGunakan
tarif tersebut untuk membebankan biaya lingkungan dan hitung biaya lingkungan
unit :
Quickrichen
25 x 1.500$
|
37500$
|
15 x 30.000
|
450.000$
|
8 x 10.000
|
80.000$
|
20 x 8.000
|
160.000$
|
Total
|
727.500$
|
Dibagi
|
1.000.000
|
Biaya unit per
pon
|
0,7275
|
Longrichen
25
x
4.500
|
112.500$
|
15
x
10.000
|
150.000$
|
8
x 5.000
|
40.000$
|
20
x
2.000
|
40.000$
|
Total
|
342.500$
|
Dibagi
|
2.000.000
|
Biaya
unit per
pon
|
0,17125
|
2.Seperti
yang telah diukur oleh biaya lingkungan per unit, Quickrichen adalah produk
yang menyebabkan sebagian besar kerusakan lingkungan. Hal ini memperkuat
keyakinan presiden direktur.
2.
Perangkat Manajemen Lingkungan
2.1.
Pencegahan Polusi (P2) atau Cleaner Production (CP)
Konsep
'pollution prevention' (P2) dinyatakan sebagai pola pikir lingkungan proaktif
yang menjanjikan manajemen industri lebih berkelanjutan. Dengan sasaran pada
penyebab, daripada akibat, aktifitas mempolusi, P2 mencari cara menghilangkan
polutan disumbernya dan sekaligus menghindari kebutuhan untuk mengolah atau
membuang polutan tersebut. Konsep P2 menawarkan pemecahan ‘win-win’ dimana
inovasi dan cara berpikir baru akan membawa pada pengurangan limbah, dan
sekaligus membuat keuntungan bagi perusahaan dengan mengurangi biaya atau
merangsang produk baru.
Hambatan
dalam implementasi P2 antara lain :
1.
Isu-isu teknis. Proyek P2 akan menyuguhkan tantangan teknis yang kompleks yang
punya implikasi penting pada analisa keuangan. Dalam operasi manufaktur
kompleks, bahkan proses perubahan P2 yang kecil akan memerlukan perubahan dalam
keseluruhan pola proses yang berhubungan. Jika begitu, pilihan P2 tidak dapat
dianalisa secara finansial tanpa analisa teknis, finansial, dan peraturan dari
perubahan-perubahan proses yang diperlukan.
2.
Implikasi ketidak pastian. Ketidak pastian apakah itu berhubungan dengan pasar,
teknis, atau peraturan, pada dasarnya dapat mengalihkan secara ekonomi
keputusan proyek. Sebagai contoh ketidakpastian dapat dalam beberapa kasus
menciptakan insentif untuk menunda aksi. Dengan sejumlah investasi, terdapat
nilai dalam penundaan keputusan proyek. Penundaan memungkinkan untuk memikirkan
ketidak pastian dan menghindari kemungkinan investasi terbuang atau tidak
kembali.
3.
Tekanan peraturan dan hambatan peraturan. Tekanan peraturan efektif akan sangat
penting untuk membangun dan memasarkan produk P2. Standar efluen yang ada dapat
bertindak sebagai motivator yang sangat kuat bagi pencegahan polusi dengan
menciptakan pasarpasar bagi teknologi yang dapat mengarah pada isu-isu
pemenuhan perusahaan. Dalam beberapa kasus, peraturan dapat meningkatkan biaya
pemasokan dan penggunaan teknologi pencegahan polusi. Hal ini mendatangkan
konsekuensi menghambat disfusi teknologi kedalam karakteristik lingkungan yang
diinginkan.
4.
Pencarian yang tidak sukses bagi kejelasan studi keuangan / profitabilitas P2.
Teknik-teknik akuntansi harus dievaluasi dalam rangka menentukan bilamana figur
ukuran yang dilaporkan (seperti Internal Rate of Return / IRR) dilihat
manajemen dalam bentuk utuh dan tidak bias. Rate of return relevan hanya jika
dibandingkan pada biaya modal proyek. Biaya modal biasanya tidak mudah untuk
diukur, karena sangat erat berhubungan dengan resiko proyek. Implikasi figur
rate of return tertentu bagi pengambilan keputusan memerlukan pengetahuan
detail faktor-faktor yang memberi sumbangan pada resiko. P2 menjadi solusi
paling langsung dari masalah lingkungan - menghilangkan polutan lewat reduksi
sumber polusi atau mendaur ulang sebelum pengolahan atau pembuangan akhir
(final disposal) menjadi isu. P2 menjadi tantangan bagi sektor swasta karena
memerlukan bentuk inovasi berbeda. P2 dapat memerlukan rancang ulang produk,
konfigurasi kembali proses manufaktur, dan penyusunan kembali hubungan pemasok
dan konsumen. Karena inovasi sulit, bahkan mahal, perusahaan harus juga mencari
cara lain mengintegrasi pertimbangan lingkungan ke dalam proses perencanaan
perusahaan. Kata Cleaner Production (produksi bersih / CP) dan pollution
prevention (pencegahan polusi / PP) sering digunakan secara bergantian, padahal
pengertiannya relatif sama. Perbedaan antara dua frasa ini hanya bersifat
geografis -- frasa Pencegahan Polusi cenderung banyak digunakan di Amerika
Utara, sementara Produksi Bersih (Cleaner Production) banyak digunakan di
tempat lain di dunia. Baik PP maupun CP berfokus pada strategi untuk secara
terus-menerus mengurangi polusi dan dampak lingkungan melalui pengurangan di
sumbernya – yaitu menghilangkan limbah dalam proses. Pengolahan limbah tidak termasuk
dalam definisi CP atau P2 karena tidak mencegah terjadinya limbah. Environment
Canada mendefinisikan PP sebagai penggunaan proses2x, praktek2x, material,
produk atau energi yang menghindari atau meminimalkan terjadinya polutan dan
limbah, dan mengurangi resiko keseluruhan pada kesehatan manusia dan lingkungan
(4). US EPA mendefinisikan PP sebagai pengurangan sumber -- mencegah atau
mengurangi limbah di tempat dimana dihasilkan, pada sumbernya -- termasuk
praktek mengkonservasi sumberdaya alami dengan mengurangi atau menghilangkan
polutan melalui peningkatan efisiensi dalam penggunaan material mentah, energi,
air, dan tanah. Dibawah undang2x Pollution Prevention Act di 1990, pencegahan
polusi menjadi kebijakan lingkungan nasional di AS. Manajemen limbah (dari yang
paling diinginkan ke paling tidak diinginkan) menurut saran EPA:
1.
Minimisasi limbah :
· Formulasi produk
· Modifikasi proses
· Perancangan ulang peralatan
2.
Recovery sumberdaya (spt. recycle, reuse)
3.
Pengolahan (spt. insinerasi, kimiawi, filtrasi fisika, biologis)
4.
Pembuangan (spt. landfill)
Teknik
alternatif minimisasi limbah (minimisasi limbah adalah pengurangan bila mungkin
setiap
limbah
yang dihasilkan) yang umum disarankan EPA:
1.
Perubahan proses produksi :
· penggantian material mentah
berbahaya dengan non berbahaya
· memisahkan limbah dengan
tipenya untuk daur ulang
· menghilangkan sumber2x kebocoran dan
tumpahan
· memisahkan limbah berbahaya dengan
non berbahaya
· mendisain ulang atau merumuskan
kembali prodk akhir untuk mencapai lebih non
berbahaya
2.
Modifikasi peralatan :
· menginstal peralatan yang
memproduksi limbah sedikit atau tidak sama sekali
· memodifikasi peratalatn untuk
memungkinkkan daur ulang
· mendisain peralatan atau jalur
produksi untuk memproduksi limbah lebih sedikit
· memperbaikai efisiensi peralatan dan
· menjaga program perawatan pencegahan
3.
Mendaur ulang dan menggunakan kembali (recycling and reuse) :
· menginstal sistem lingkar
tertutup (closed loop system)
· mendaur ulang on atau off-site
· menukar limbah
4.
Manajemen inventory dan operasi yang diperbaiki :
· memiliki material kurang
beracun dan material produksi lebih tak beracun
· mengimplemntasi pelatihan karyawan
dan umpan balik manajemen
· memperbaikai penyimpanan
material yang diterima, dan menangani praktek penanganan (handling)
· menyimpan dan menelusuri semua
material mentah
Akuntansi
Lingkungan (Environment Accounting / EA)
Praktek-praktek
akuntansi tradisional seringkali melihat biaya lingkungan sebagai biaya
mengoperasikan bisnis, meskipun biaya-biaya tersebut signifikan, meliputi :
biaya sumberdaya,yaitu mereka yang secara langsung berhubungan dengan produksi
dan mereka yang terlibat dalam operasi bisnis umum, pengolahan limbah, dan
biaya pembuangan. Biaya reputasilingkungan, dan biaya membayar premi asuransi
resiko lingkungan.
Dalam
banyak kasus, biaya-biaya lingkungan seperti yang berkaitan dengan
sumberdayaalam (energi, udara, air) dimasukkan ke dalam satu jalur ‘biaya
operasi’ atau ‘biaya administ rasi’yang diperlakukan independen dengan proses
produksi.Juga biaya lingkungan sering didefinisikan secara sempit sebagai biaya
yang terjadidalam upaya pemenuhan dengan atau kaitan dengan hukum atau
peraturan lingkungan. Hal inikarena sistem akunting cenderung berfokus pada
biaya bisnis yang teridentifikasi secara jelas,bukan pada biaya dan manfaat
pilihan alternatif.Akuntansi Lingkungan adalah mengenai secara spesifik
mendefinisikan danmenggabungkan semua biaya lingkungan ke dalam laporan
keuangan perusahaan. Bila biayabiayaersebut secara jelas teridentifikasi,
perusahaan akan cenderung mengambil keuntungandari peluang-peluang untuk
mengurangi dampak lingkungan. Manfaat -manfaat dari mengadopsiakuntansi
lingkungan dapat meliputi :
1.
Perkiraan yang lebih baik dari biaya
sebenarnya pada perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa. Ini bermuara
memperbaiki harga dan profitabilitas
2.
Mengidentifikasi biaya-biaya
sebenarnya dari produk, proses, sistem, atau fasilitas dan menjabarkan
biaya-biaya tersebut pada tanggungjawab manajer
3.
Membantu manajer untuk menargetkan
area operasi bagi pengurangan biaya dan perbaikan dalam ukuran lingkungan dan
kualitas
4.
Membantu dengan penanganan
keefektifan biaya lingkungan atau ukuran perbaikan kualitas
5.
Memotivasi staf untuk mencari cara
yang kreatif untuk mengurangi biaya -biaya lingkungan.
6.
Mendorong perubahan dalam proses
untuk mengurangi penggunaan sumberdaya dan mengurangi, mendaur ulang, atau
mengidentifikasi pasar bagi limbah
7.
Meningkatkan kepedulian staf
terhadap isu -isu lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
8.
Meningkatkan penerimaan konsumen
pada produk atau jasa perusahaan dan sekaligus meningkatkan daya kompetitif.
Definisi
Environmental Accounting antara lain :
1.
adalah penggabungan informasi manfaat dan biaya lingkungan kedalam macam2x
praktek2x akuntansi (Shapiro et.al., 2000).
2.
adalah identifikasi, prioritisasi,
kuantifikasi, atau kualifikasi, dan penggabungan biaya lingkungan kedalam
keputusan2x bisnis (EPA742-R-97-003, 1997).
Biaya
lingkungan
Biaya
lingkungan adalah dampak, baik moneter atau non -moneter terjadi oleh hasil
aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Bagaimana
perusahaan menjelaskan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana perusahaan
menggunakan informasi biaya tersebut (alokasi biaya, penganggaran modal, disain
proses/produk, keputusan manajemen lain), dan skala atau cakupan aplikasinya.
Tidak selalu jelas apakah biaya itu masuk lingkungan atau tidak, beberapa masuk
zona abu -abu atau mungkin diklasifikasikan sebagian lingkungan sebagian lagi
tidak. Terminologi akuntansi lingkungan menggunakan ungkapan seperti full,
total, true, dan life cycle untuk menegaskan bahwa pendekatan tradisional
adalah tidak lengkap cakupannya karena mereka mengabaikan biaya lingkungan
penting (serta pendapatan dan penghematan biaya).
Sistem
akuntansi konvensional biasanya mengklasifikasi biaya sebagai :
· Biaya langsung material dan buruh
· Biaya pabrik manufaktur atau factory
overhead atau termasuk biaya taklangsung (biaya operasi selain biaya langsung
buruh dan material, seperti depresiasi modal, sewa, pajak bangunan, asuransi,
pasokan, utilitas, pemeliharaan dan perbaikan, dan biaya operasi pabrik)
· Penjualan
· Biaya umum dan administratif
(General & Administrative)
· Biaya riset dan pengembangan
(R&D)
Panduan
GEMI dan EPA menjelaskan klasifikasi biaya lingkungan :
1.
Biaya konvensional --> biaya penggunaan material, utilitas, benda modal, dan
pasokan.
2.
Biaya berpotensi tersembunyi -->
· Biaya ‘upfront’ : yang terjadi
karena operasi proses, sistem, atau fasilitas
· Biaya ‘backend’ : biaya
prospektif, yang akan terjadi tidak tentu dimasa depan.
· Biaya pemenuhan peraturan atau
setelah pemenuhan (voluntary, beyond compliance), yaitu biaya yang terjadi
dalam operasi proses, sistem, fasilitas, umumnya dianggap biaya overhead
3.
Biaya tergantung (contingent) --> biaya yang mungkin terjadi di masa depan
dijelaskan dalam bentuk probabilistik
4.
Biaya imej dan hubungan (image and relationship) --> seperti biaya pelaporan
dan aktifitas hubungan masyarakat.
Dalam
skala berbeda, mikroekonomis atau tingkat perusahaan, EA digunakan dalam
kerangka akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial. Akuntansi keuangan
menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada pengamat
eksternal (seperti pemegang saham). Kebutuhan pelaporan menurut aturan
Securities dan Exchange Comission (SEC Amerika), dimana mencakup kebutuhan
pemaparan pertanggungan2x lingkungan dan biaya2x lingkungan tertentu.
Akuntansi
manajerial menyediakan informasi ke penentu keputusan internal dalam rangka
mendukung keputusan2x manajemen internal. Berbeda dengan akuntansi keuang an,
akuntansi manajerial berstruktur bebas dan tidak diatur dalam peraturan
tertentu. EA dapat mendukung pembuatan keputusan di perusahaan dalam hal :
1.
Penganggaran modal - Capital budgeting adalah proses menganalisa alternatif
investasi dan memutuhkan investasi mana untuk digunakan menggunakan standar
keuangan standar (seperti ROI, periode pengembalian, dan IRR) yang mana
mempertimbangkan aliran pendapatan dan biaya2x dihasilkan dari sepanjang waktu
investasi.
2.
Pemilihan produk - Perusahaan secara rutin membuat keputusan mengenai produk
mana untuk didapatkan didasarkan pada pertimbangan biaya mereka. Biaya2x
termasuk tidak hanya biaya pembelian, namun biaya yang terjadi kare na
menggunakan dan membuang produk pada akhir masa penggunaannya. Mengidentifikasi
biaya2x lingkungan diasosiasikan dengan siklus hidup produk - pemilikan,
penggunaan, dan pembuangan - dapat membantu manajer material dalam meilih
mproduk dengan biaya siklus hidup terendah.
3.
Manajemen limbah - Perusahaan menghasilkan sejumlah besar limbah yang pilihan
pengolahan dan pembuangannya ditentukan oleh komposisi aliran limbah. Karena
biaya2x pembuangan adalah biaya2x lingkungan, mencoba untuk meminimalkan
biaya2x in i akan mendapat manfaat dari akuntansi lingkungan.
Hambatan
dalam penerapan EA:
1.
Informasi yang kurang / tidak cukup sistem pendukung akuntansi. Informasi
mengenai biaya lingkungan sangat kurang. Sistem akuntansi - idealnya informasi
sumber biaya – umumnya tidak cukup untuk kebutuhan EA, dimana manfaat2x dari
memisahkan biaya2x lingkungan dari pos overhead dalam rangka untuk menelusuri
biaya ke produk atau aktifitas yang menyebabkan biaya tersebut. Dalam
kelangkaan tekanan untuk mengontrol biaya2x, informasi yang kurang mengenai
biaya2x lingkungan mengarah pada (1) fokus yang sempit pada reduksi harga
pembelian unit, atau (2) fokus pada perubahan2x tersebut – biasanya tidak
berhubungan dengan biaya2x lingkungan - dimana informasi tersedia, dan dimana
penghematan dipersepsikan tinggi. Contoh meliputi perubahan dalam staffing atau
alokasi tugas, seperti peningkatan penggunaan perawat, daripada ahli fisik,
atau pengurangan staf perawat.
2.
Hubungan yang kurang antara bidang pembelian dan EHS. Hubungan institusion al
antara pembelian atau usaha mendapatkan dan fungsi2x EHS sangat lemah. Ketika
penggunaan tim pendapatan produk antar fungsi terlihat meningkat, hal ini
cenderung difokuskan pada mengintegrasi secara efektif kriteria klinis kedalam
keputusan pembelian, terutama usaha2x standarisasi. Input EHS cenderung secara
spesifik diminta hanya bagi keputusan dengan aspek lingkungan yang jelas -
seperti kontrak manajemen limbah. 3. Halangan pembelian. Seperti
fasilitas di banyak sektor lain, fasilitas penjagaan kesehatan sering kali
merupakan subyek pada halangan pembelian yang cenderung mengurangi alternatif2x
produk dari mana mereka mungkin dipilih secara efektif. Fasilitas atau jaringan
yang dimiliki melalui GPO adalah subyek pada halangan produk pilihan yang
timbul dari praktek paket GPO. Perusahaan terkadang mencerminkan kekuatan pasar
terbatas dan
seringkali
tidak mampu menegaskan keinginan lingkungan secara efektif ke pihak pabrik atau
organisasi pembelian
Industrial
Ecology / Industrial Metabolism
Satu
pendekatan bagi penerapan manajemen lingkungan adalah dengan Industrial Ecology
(IE). IE adalah konsep menyeimbangkan pembangunan industri dan penggunaan
berkelanjutan sumberdaya alami, dengan cara meneliti peluang dan hambatan bagi
aktor –aktor yang berbeda dalam masyarakat industri dalam merubah aliran
material dan produk dalam arah selaras lingkungan (environmentally compatible).
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan menurut aktor (actor specific
approach). Tentunya ada perbedaan antara industri (jasa dan barang), konsumen,
dan pemerintah. Industrial Ecology is an emerging concept for the promotion of
environmentally sound manufacturing and consumption. It aims to balance
industrial development with the sustainable use of natural resources’ (van
Berkel et.al., 1997).
Pendorong
(drivers) bagi penerapan IE di perusahaan terbagi 2 yaitu pendorong internal
dan external. Pendorong internal perusahaan yaitu :
1.
Komitmen manajemen, komitmen senior manajemen untuk mempertimbangkan dampak
lingkungan diakibatkan oleh produk dan proses perusahaan sebagai bagian
integral dari operasi dan manajemen sehari-hari perusahaan.
2.
Keterlibatan karyawan, komunikasi efektif antara manajer, staf dan departemen
produksi sangat kritis bagi memulai dan menjaga kesuksesan aktifitas IE.
3.
Kepedulian pada biaya, kepedulian sewajarnya terhadap biaya -biaya lingkungan
akan meningkatkan minat perusahaan pada IE, karena IE akan menolong mengurangi
biaya lingkungan dan meminimalkan bahkan menghindarkan biaya lingkungan di masa
depan. Biasanya informasi biaya harus didasarkan pada metoda Total Cost
Accounting. Hal ini untuk mengenali biaya lingkungan nyata (obvious), seperti
biaya pembuangan dan pengolahan, dan nilai produk aliran limbah; dengan biaya
lingkungan kurang jelas (less -obvious) seperti pertanggungan (liability),
biaya asuransi, resiko kesehatan dan keselamatan kerja, pada produk atau unit
produksi.
4.
Program-program kesehatan dan keselamatan kerja.
Pendorong
eksternal bagi perusahaan untuk menerapkan IE antara lain :
1.
Peraturan lingkungan (environmental legislation), bersifat koersif, karena
dapat memaksa perusahaan mengurangi limbah, emisi dan/atau penggunaan material
beracun (B3). Sayangnya peraturan lingkungan cenderung fokus pada hasil akhir
(end -of-pipe), dan tidak berlaku sebagai pendukung aksi pencegahan pencemaran
seperti IE.
2.
Tekanan pasar,
3.
Tekanan publik, berasal dari tetangga yang menaruh perhatian, organisasi
lingkungan sekitar, dsb.
4.
Pertanggungan produk (product liability), inisiatif peraturan baru, seperti
peraturan pengembalian produk, spesifikasi kandungan material beracun,
pengunaan energi, dsb, juga dapat memaksa perusahaan.
Pendorong
internal bersifat jangka panjang bagi perusahaan, sedangkan pendorong eksternal
lebih bersifat jangka pendek. Perangkat berikut memungkinkan industri untuk
merencanakan dan mengorganisasi aktifitas IE, untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengimplementasi perbaikan lingkungan, dan untuk mengevaluasi
kemajuan dalam mereduksi dampak lingkungan pada produk dan proses:
1.
Perangkat inventory: memungkinkan identifikasi, kuantifikasi, dan alokasi
intervensi lingkungan pada proses produksi, produk, atau daur ulang. Seperti :
Life Cycle Inventory, Materials Energy Toxic emission Matrix, Eco-balance,
Material balance, Process Flow Chart, dsb.
2.
Perangkat perbaikan: untuk memfasilitasi pembangkitan pilihan -pilihan
perbaikan bagi produk, proses produksi, dan daur ulang dalam berbagai tahapan
rantai nilai. Seperti : prinsip ekology, Pollution Prevention Techniques, PP
Strategy, dsb.
3.
Perangkat penentu prioritas: menyediakan pendekatan struktural dengan kriteria
tertentu bagi evaluasi,dan prioritas penyetelan, diantara pilihan perbaikan
lingkungan. Seperti : Life Cycle Cost Calculation, Life Cycle Evaluation, Total
Cost Calculation (kriteria tunggal), Eco Portofolio, Eco Opportunity, Product
Summary Matrix (kriteria jamak), dsb.
4.
Perangkat manajemen: menjelaskan prosedur rutin bagi pengembangan proyek IE.
Seperti : Design for Environment, Clean Production Guide, Audit Proses, dsb.
Cleaner
Production Indicator
Adalah
nilai2x referensi dimana pengusaha dapat menggunakannya dalam rangka
membandingkan kinerja perusahaannya dengan kinerja perusahaan pembanding yang
telah mengimplementasi perbaikan lingkungan.
Cleaner
Production Guide
Adalah
alat manajemen, bertujuan pada implementasi pilihan2x perbaikan lingkungan dan
inisiasi aktifitas2x IE yang telah dikerjakan dalam suatu perusahaan.
Prosedurnya sebagai berikut :
· Persiapan. Komitment umum pihak
manajemen dan membentuk tim proyek.
· Pra-penanganan. Identifikasi
peluang2x dan hambatan perbaikan lingkungan dari proses2x produksi.
· Investigasi dan implementasi.
Rangkaian aktifitas yang dilakukan paralel, seperti implementasi pilihan2x
fisibel saat pra-penanganan.
· Kelanjutan. Kelanjutan implementasi
pilihan2x fisibel dan perulangan siklus perbaikan lingkungan bagi daerah
prioritas tersisa dan pembangunan EMS preventif.
Activity
Based Costing / Management (ABC/M)
ABC
adalah metode pengukuran biaya dari kinerja aktifitas, sumberdaya, dan
obyek biaya. Sumberdaya ditelusuri ke aktifitas sumbernya, kemudian
aktifitas tersebut dimasukkan ke obyek2x biaya berdasarkan penggunaannya. ABC
menjelaskan hubungan kausal penyebab biaya an aktifitas penyebabnya. ABM adalah
disiplin yang memfokuskan pada manajemen aktifitas sebagai jalan memperbaiki
nilai yang diterima konsumen dan keuntungan yang dicapai dengan menyediakan
nilai tersebut. Disiplin meliputi analisa penyebab biaya, analisa aktifitas,
dan pengukuran kinerja. ABM berhubungan dengan ABC karena ABC sebagai sumber u
tama informasi. Jadi : ABC --> menangkap elemen2x biaya dalam proses2x, ABM
--> menggunakan data untuk membuat keputusan “ABC mengarahkan biaya2x ke
penyebab biaya2x atau akar2 masalah. Banyak biaya2x lingkungan tetap dimasukkan
dalam pos overhead bagi fasilitas dan dialokasikan menggunakan toda2x yang
mungkin hanya cocok dengan operasi buruh intensif. Namun hal tersebut tidak
akan terjadi di industri elektronik teknologi tinggi sekarang ini dimana buruh
akan secara kontinyu berkurang menjadi porsi yang kecil dari biaya produk
total” (Dambach & Allenby, AT&T Research Vice President for Technology
and Environment). Faktor yang menunjang kesuksesan implementasi ABC (EPA
742-R-00-002):
1.
Bekerja dengan grup perusahaan untuk
mengerti pendekatan mereka saat i ni sehingga pertimbangan EH&S dapat
dialamatkan dengan perubahan minimal pada proses yang ada
2.
Pelibatan konsultan eksternal untuk
secara cepat mengembangkan kemampuan akuntansi biaya EH&S
3.
Menggunakan seri interview dengan
individual dari baik fasilitas pab rik dan grup EH&S perusahaan untuk
mengidentifikasi isu2x biaya utama
4.
Menegaskan pola isu2x biaya dengan
mewawancarai berbagai rekaman, termasuk rekaman pelatihan, pengiriman barang,
dan pelaporan produksi
5. Memulai fase implementasi dengan
cara mendapatkan persetujuan senior manajemen Environment
- Oriented Cost Management (EoCM) adalah satu perangkat dari Profitable
Environmental Management (PREMA) yang meningkatkan kemampuan industri menengah
kecil secara sistematis dan berkesinambungan untuk:
- Mengurangi baik biaya produksi yang tampak dan yang tersembunyi melalui pengurangan biaya NPO, seperti:bahan baku, air dan energi yang digunakan dalam produksi
- Mengurangi dampak lingkungan negatif perusahaan
- Mempromosikan perubahan proses internal, yang meningkatkan efisiensi organisasi secara keseluruhan, transparansi dalam perusahaan dan efektifitas penerapan langkah-langkah, dan jgua partisipasi dan motivasi setiap pekerja yang selanjutnya akan mendorong proses perbaikan yang berkesinambungan
·
Bagaimana meningkatkan keuntungan melalui
pengambilan keputusan yang lebih baik? Bagaimana mengukur dan meningkatkan
eko-efisiensi? EMA dapat mengintegrasikan secara sistematis isu lingkungan di
perusahaan dalam manajemen akuntasi konvensional dan dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini akan membekali para manajer untuk meningkatkan kinerja
finansial maupun kinerja lingkungan. Beberapa perangkat EMA seperti akuntansi
alur bahan dan energi, akuntansi biaya lingkungan, dan penilaian investasi
lingkungan, serta pembiayaan lingkungan hidup.
Monetary Environmental
Project Investment Appraisal
·
Tools ini merupakan salah satu tools dasar dari
EMA yang bertujuan menghitung efek netto dari biaya dan keuntungan dari
berbagai opsi investasi yang tersedia. DEngan melakukan appraisal investasi ini,
termasuk kuantifikasi keuntungan lingkungan yang didapat dan adanya penghematan
biaya. Walaupun perhitungan biaya langsung merupakan bagian terpenting dari
berbagai metode appraisal investasi, membuat biaya dengan keuntungan lingkungan
yang biasanya tersembunyi menjadi biaya dan untung transparan. Aspek lainnya
dari tool appraisal investasi ini adalah untuk memperhitungkan indicator
finansial jangka panjang, dikarenakan investasi lingkungan seringkali mempunyai
waktu payback yang lebih panjang dibandingakan dengan investasi lainnya.
Perhitungan indicator finansial jangka panjang akan membantu para manajer untuk
mempertimbangkan dampak finansial di masa yang akan datang yang terimbas dari
dampak lingkungan.
Perkembangan
suatu perusahaan berpengaruh pada dampak-dampak yang ditimbulkan akibat
aktivitas industri bagi masyarakat. Perusahaan selain bertujuan untuk mencari
laba yang sebesar-besamya, hendaknya dalam menggunakan sumber-sumber ekonomi
yang ada juga memikirkan dampak sosial yang akan berpengaruh terhadap
masyarakat. Dampak yang diakibatkan diantaranya adalah polusi udara, air,
tanah, kebisingan, dan lain-lain. Untuk mengantisipasi dampak tersebut, maka
perusahaan hendaknya menerapkan suatu manajemen biaya lmgkungan untuk
memperbaiki kualitas lingkungan alam disekitar perusahaan sebagai akibat dari
aktivitas perusahaan. Pada manjemen biaya lingkungan dilaporkan suatu laporan
keuangan lingkungan yang memuat keuntungan lingkungan dan biaya lingkungan.
Laporan keuangan lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah karena sebagai
sumber infonnasi yang amat penting untuk perencanaan dan pengendalian dalam
meningkatkan kinerja lingkungan
Penelitian ini dilakukan di pabrik kawat PT Sidoarjo Universal Metal Works di Sidoarjo dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif Rumusan maasalah yang akan dibahas adalah "Bagaimana identifikasi dan penentuan biaya limbah yang dilakukan perusahaan dan bagaimana usaha perusahaan dalam mengolah limbah cair sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup sekitar?" Data yang diguniakan dalam penelitian ini adalah data proses produksi, data proses pengolahan limbah, dan data biaya operasional perusahaan pada tahun 2004.
Laporan keuangan lingkungan belum diterapkan dalam perusahaan, sehingga terlebih dahulu menyusun laporan keuangan lingkungan dengan menggunakan model laporan keuangan lingkungan Hansen dan Mowen yang terdiri dari empat klasifikasi biaya lingkungan. Dari data dan basil analisis dapat diketahui bahwa perusahaan telah mampu menerapkan manajemen biaya lingkungan pada perusahaan, hal ini dapat dilihat dari adanya upaya-upaya dari penisahaan untuk mencegah adanya kegagalan-kegagalan baik internal maupun eksternal dan perusahaan mampu mewujudkan eksistensinya sebagai industri berwawsan lingkungan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menerapkan manajemen biaya lingkungan dengan adanya keuntungan lingkungan yang cukup besar. Meskipun demikian, perusahaan hendaknya secara berkala mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan lingkungan sehingga kualitas lingkungan di masa mendatang meningkat.
Penelitian ini dilakukan di pabrik kawat PT Sidoarjo Universal Metal Works di Sidoarjo dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif Rumusan maasalah yang akan dibahas adalah "Bagaimana identifikasi dan penentuan biaya limbah yang dilakukan perusahaan dan bagaimana usaha perusahaan dalam mengolah limbah cair sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup sekitar?" Data yang diguniakan dalam penelitian ini adalah data proses produksi, data proses pengolahan limbah, dan data biaya operasional perusahaan pada tahun 2004.
Laporan keuangan lingkungan belum diterapkan dalam perusahaan, sehingga terlebih dahulu menyusun laporan keuangan lingkungan dengan menggunakan model laporan keuangan lingkungan Hansen dan Mowen yang terdiri dari empat klasifikasi biaya lingkungan. Dari data dan basil analisis dapat diketahui bahwa perusahaan telah mampu menerapkan manajemen biaya lingkungan pada perusahaan, hal ini dapat dilihat dari adanya upaya-upaya dari penisahaan untuk mencegah adanya kegagalan-kegagalan baik internal maupun eksternal dan perusahaan mampu mewujudkan eksistensinya sebagai industri berwawsan lingkungan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menerapkan manajemen biaya lingkungan dengan adanya keuntungan lingkungan yang cukup besar. Meskipun demikian, perusahaan hendaknya secara berkala mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan lingkungan sehingga kualitas lingkungan di masa mendatang meningkat.
SML ISO adalah siswtm
management dari suatu organisasi yang keluarnya adalah proses untuk
meningkatkan pengelulaan lingkungan yang baik dan berkesinambungan. PEndekatan
utama yang dilakukan dalam SML ini adalah berupa pencapaian perbaikan yang
berkelanjutan, maka secara bertahap kinerja lingkungan yang semakin baik akan
dicapai, yang berarti pula akan menuju pada penataan terhadap peraturan
perunadang untdangan yang berlaku. Proses perbaikan yang berkelanjutan ini
dapat dicapai melalui berbagai program lingkungan ajtara lain: Program 3R,
Produksi bersih, dll.
Meskipun SML merupakan
standar yang sukarela, namun apabila suatu organisasi telah memberikan komitmen
akan menerapkan standar tersebut, maka organisasi tersebut harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditetapkan dalam standarnya. Kunci utama keberhasilan
penerapan SML ISO 14001 adalah adanya komitmen top management untuk mengelola
lingkungannya. Konsep SML ISO 14001 adalah mengikuti
Contoh
kasus
Permasalahan terkait dengan perangkat pengambil keputusan
khususnya yang berhubungan dengan investasi lingkungan seringkali dihadapi oleh
pihak manajemen. PT Astra internasional mengundang PPBN dalam workshop untuk
berbagi ilmu terkait dengan manfaat Environmental Management Accounting bagi
industri.
Selama ini biaya lingkungan yang dimasukkan dalam overhead cost
hanya terkait dengan biaya-biaya pengolahan dan pembuangan limbah saja. Hal ini
menyebabkan pihak manajemen selalu merasa terbebani oleh biaya-biaya lingkungan
yang timbul akibat proses produksi. Namun bila ditinjau lebih dalam, biaya
lingkungan sebenarnya memiliki kesamaan dengan fenomena gunung es, dimana biaya
yang tampak dipermukaan hanya sebagian kecil dari pada biaya yang sesungguhnya,
bahkan menurut penelitian bisa mencapai hingga 8-9 kali lipat dari biaya yang
selama ini diperhitungkan.
Sehingga bila ada teknologi yang mampu mereduksi limbah dengan
harga yang cukup tinggi, pihak manajemen tidak menyadari bahwa kemungkinan
besar biaya investasi tersebut akan kembali lebih cepat dari pada yang
diperkirakan apabla nilai biaya yang tersembunyi selama ini telah disadari oleh
pihak management
Dalam scientific disscussion yang dilaksanakan pada tanggal 17
Maret 2010 di PT Astra Internasional, perwakilan anak-anak perusahaan astra
yang datang dalam diskusi tersebut mendapatkan gambaran yang jelas terkait
dengan ruang lingkup dan manfaat dari EMA dan bagaimana cara
mengimplementasikan EMA yang efektif melalui manajemen lingkungan berorientasi
keuntungan (MeLOK)
Diskusi ini dibuka oleh Manager ESRD kemudian dilanjutkan sambutan
dari PPBN IbuTitiresmi. Acara yang berlangsung selama 3 jam ini diisi oleh
narasumber dari PPBN yaitu Bpk Ario Tranggono, Bpk Chandra Wirman, dan
Bpk Adi Sulaksono
0 komentar:
Post a Comment