Pages

Friday, 3 October 2014

Bab 9 Penganggaran Modal


http://sh.st/yQP1o



  1. MANAJEMEN AKTIVA MODAL
Suatu hal yang membedakan antara perusahaan jasa dengan perusaan industri yaitu kondisi penyerapan dana invetasi. Perusahaan industri barang  lebihbesar dana investasi terserap pada aktiva lancer (surat berharga, piutang, persediaan, dll) dibanding investasi pada aktiva tetap. Sedangkan pada perusahaan jasa dana investasi terbesar terserap pada aktiva tetap (mesin, gedung, peralatan, kenderaan, dll). Keseluruhan macam aktiva tetap yang ada, sebagian merupakan keharusan bagi perusahaan industry, karena tanpa aktiva tetap tersebut aktivitas produksi tidak dapat berjalan.
Dengan demikian maka menajer keuangan hendaknya member perhatian terhadap manjemen aktiva tetap, bukan hanya keputuasan pengadaan aktiva tetap baru, melainkan juga persoalan yang berkaitan dengan pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap. Berdasarkan usia teknis dan usia ekonomis aktiva mempunyai masa lebih dari satu tahun, sehingga investasi pada aktiva tetap merupakan investasi jangka panjang. Pada saat berakhirnya usia teknis, aktiva tetap tidak dapat digunakan lagi, kecuali  memerlukan perbaikan atau penggantian dengan aktiva tetap baru. Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka keputusan pengeluaran investasi dana pada aktiva tetp memerlukan ketelitian.
  1. PENGELUARAN MODAL
Pengeluaran modal (capital expenditure) merupakan pengeluaran yang dilakuakn leh perusahaan  guna keperluan investasi untuk jangka waktu lebih dari satu tahun dengan harapan akan member manfaat atau hasil (benefit).
Pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap merupakan  expenture, akan tetapi tidak semua capital expenture akan di gunakan untuk pembelian atau pengadaan aktiva tetap. Terdapat beberapa tujuan perusahaan melakukan capital expenture :
  • Untuk membeli aktiva tetap baru
  • Untuk penggantian aktiva tetap lama
  • Untuk perbaikan atau modernisasi  aktiva tetap lama
  1. KONSEP DASAR PENGANGGARAN MODAL
Penganggaran modal merupakan keseluruhan aktivitas pengumpulan –pengepaluasi- penyeleksian dan penentuan alterative penanaman modal yang akan member penghasilan bagi perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Keterbatasan jumlah dana yang dimilki perusahaan seringkali menghambat peruses capital budgeting. Perusahaan selanjutnya akan memisahkan antara penentuan besarnya pengeluaran investasi (cash outflow) dan pengembalian investasi (cash inflow) dengan diwali pembahasan tentang jenis proyek.
  1. JENIS PEROYEK
Pada umumnya jenis peroyek yang dibiayai dalam suatu investasi  terbagi menjadi 2 (dua) jenis peroyek berdasarkan ketersediaan dana yang dimilki perusahaan yaitu :
  1. Independen project
Merupakan proyek atau investasi yang tidak bergantung pada peroyek lain, dalam arti diterima atau ditolak suatu proyek tidak mempengaruhi maupun di pengaruhi oleh kesempatan diterimanya usulan peroyek yang lain. Apabila perusahaan memilki dana yang cukup guna keperluan investasi, maka keseluruhan seluruh usulan idependent yang memenuhi kreteria investasi dapat dibiayai.,
  1. Mutually exclusive project
Merupakan proyek atau investasi yang tidak bergantung pada proyek lain, dalam arti deterima atau di tolak suatu proyek tidak mempengaruhi atau tidak di pengaruhi oleh kesempatan diterimanya usulan proyek yang lain. Hal ini berlaku karna keterbatasan dana investasi yang dimiliki prusahaan hanya mampu membiayai usulan yang paling menguntungkan.
  1. PENGELUARAN INVESTASI
Pengeluaran untuk membiayai investasi merupakan permasalahan pertama yang harus di perhitungkan dalam pengambilan keputusan kelayakan investasi. Apabila prusahaan melakukan investasi baru (pembelian aktiva baru) maka net investment ditentukan sebagai berikut :
Ø  Harga prolehan aktiva                   RP XXX
Ø  Biaya intalasi                                 RP XXX
Ø  Biaya-biaya operasi lainnya          RP XXX +
Net investment                              RP XXX
Apabila prusahaan melakukan penggantian aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetab baru, maka net investment detentukan sebagai berikut :
Ø  Harga beli aktiva tetap                              RP XXX
Ø  Biaya-biaya intalasi                                   RP XXX (+)
RP XXX
Ø  Proceeds aktiva tetap lama                       RP XXX (-)
RP XXX
Ø  Pajak atas penjualan aktiva tetap lama      RP XXX
net investment                                           RP XXX
berdasarkan pormat perhitungan di atas, maka faktor-fakor yang perlu di pertimbangkan dalam bentuk menentukan cash outflow atau net initial investmen suatu investasi adalah
  1. Harga beli aktiva tetap
Merupakan harga yang dibayar perusahaan terhadap aktiva yang dibelinya. Harga beli aktiva tetap merupakan net investment apabila perusahaan tidak mengeluarkan biaya investasi atau perusahaan mengganti aktiva tetap lama dengan aktiva tetap yang baru.
  1. Biaya-biaya instalasi
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan guna keperluan menginstalai aktiva tetap yang baru dibeli hingga siap beroperasi. Berdasarkan fungsinya biaya instalasi harus diperhitungkan atau ditambah sebagai harga beli aktiva tetap.
  1. Proceeds aktiva  tetap lama
Apabila aktiva tetap baru dibeli untuk menggantikan aktiva tetap lama yang akan dijual, maka hasil penjualan aktiva tetap lama diperhitungkan sebagai proceeds atau cash inflow. Proceeds yang dihitung sebagai cash inflow merupakan net sales dalam arti harga jual setelah dikurangi dengan biaya-biaya penjualan.
  1. Pajak penjualan aktiva tetap lama
Apabila pengeluaran modal ditunjukan untuk menganti aktiva tetap lama dengan aktiva tetap baru maka pajak yang dibayarkan atas penjualan aktiva tetap lama akan menentukan besarnya net investment. Net investment akan lebih kecil dari nilai buku aktiva tetap (apabila mengalami kerugian). Sebaliknya apabila hasil penjualan aktiva tetap lama  lebih besar dari pada nilai buku aktiva tetap maka pajak yang di bayar akan memperbesar net investment (karana adanya keuntungan).
Sehubung dengan tingkat pajak ini, maka pajak atas penjualan diatas harga beli aktiva tetap (long term capital gain) lebih kecil dari pada pajak atas penjualan diatas nilai buku aktiva (ordinary gains)
Contoh implikasi pajak terhadap proceeds aktiva tetap lama dan pengaruh terhadap net investmen sebagai berikut. PT ARINTA membeli sebuah mesin tiga tahun yang lalu seharga RP 500.000.000. depresiasi menggunakan metode garis lurus (straight line methode), usia ekonomis 10 tahun dan tidak memiliki nilai sisa (salvage value) pada akhir usia ekonomis. Dengan demikian nilai bukan aktiva tetap lama (mesin) dapat dihitung sebagai berikut :
 ∑ Depresiasi               = 3 [ 500.000.000 ]
                                                10
                                    = 150.000.000
Nilai buku aktiva         = 500.000.000-150.000.000
                                    = 350.000.000
Apabila dimisalkan long term capital gains sebesar 25% dan ordinary gains sebasar 30% maka pengaruh terhadap net investment dapat duhitung berdasarkan harga jual aktiva tetap sebagai berikut ini :
a.       RP 600.000.000
b.      RP 400.000.000
c.       RP 350.000.000
d.      RP 200.000.000
1)      Apabila penjualan seharga Rp. 600.000.000
Dengan mesin lama laku terjual seharga Rp. 600.000.000 berarti lebih besar dari pada harga beli yang bearti pula  lebih besar  dari pada nilai buku aktiva. Terhadap dua jenis pajak yang dikenakan terhadap hasil penjualan, yaitu long tern capital gains (25%) dikenakan pada selesih harga jual dengan harga beli aktiva dan ordinary gains (30%) dikenakan terhadap selelisih harga beli dengan nilai buku aktiva. Dengan demikian jumlah pajak yang dibayar dapat dihitung sbb:

-          Long term capital gains
=25%X RP. 100.000.000 =    RP 25.000.000
-          Ordinary gains
= 30%X RP 150.000.000 =    RP 45.000.000 (+)
                                               RP 70.000.000
2)      Apabila penjualan sehaharga Rp. 400.000.000
 Dengan penjualan mesin lama seharga RP 400.000.000 bearti perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 500.000.000 yaitu selisih harga jual Rp 400.000.000 dengan nilai buku Rp 350.000.000. pajak yang dikenakan hanyalah ordinary gains sebesar 30%X Rp 50.000.000 = Rp 15.000.000 yang akan menambah net investment atau mengurangi proceeds penjualan aktiva tetap.
3)      Apabila penjualan seharga Rp 350.000.000
Pada penjualan sebesar Rp 350.000.000 sama dengan nilai buku berarti perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun tidak mengalami kerugian. Dengan demikian penjualan diatas aktiva tetap lama tidak berimplikasi terhadap pajak atau prusahaan tidak membayar pajak atau hasil penjualan aktiva tetap lama.
Contoh :
PT. BARANUSA             akan menentukan besar net investmen dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru. Mesin baru dibeli seharga Rp 114.000.000 dan biaya intalasi sebesar Rp 6.000.000. usia ekonomis mesin baru selama 5 tahun dan depresiasi menggunakan metode garis lurus yang diperkirakan tidak memiliki nilai sisa pada akhir tahun ke 5. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu seharga Rp 72.000.000 dan depresiasi menggunakan metode garis lurus. Usia ekonomis lama 8 tahun dan diperkirakan laku terjual seharga Rp 60.000.000 dengan tingkat pajak 35%.
Hitung berapa net investment mesin baru ?.
Penyelesaian :
Menghitung pajak atas proceeds mesin lama,
-          Harga belimesin                                              RP 72.000.000
-          Akumulasi depresiasi selama 3 tahun             Rp 27.000.000 (-)
-          Nilai buku mesin lama                                    Rp 45.000.000
Keuntungan penjualan mesin lama
-          Harga jual mesin                                 Rp 60.000.000
-          Nilai buku mesin                               Rp 45.000.000 (-)
-          Keuntungan penualan mesin              Rp 15.000.000
-          Pajak atas keuntungan 35%               Rp 5.250.000  (-)
-          Net proceeds atas penjualan               Rp 9.750.000
Dengan mengetahui besarnya pajak atas penjualan mesin lama, maka besar net investment mesin baru dapat dihitung sbb:
-          Harga beli mesin baru                         Rp 114.000.000
-          Biaya –biaya intalasi                          Rp 6.000.000
Rp 120.000.000
-          Proceeds penjualan mesin lama          Rp 120.000.000
-          Net initial investmen                          Rp 54.750.000
  1. PENGEMBALIAN INVESTASI
Pengembalian investasi yang diharapkan karena adanya pengeluaran modal diukur dari tambahan aliran kaas masuk (cash inflow sesudah pajak). Karena cash inilah yang mencerminkan jumlah sesungguhnya yang dapat digunakan oleh perusahaan, bukan laba bersih sebagaimana yang sering dijumpai dalam laporan laba rugi. Perhitungan cash inflow dapat dilakukan sebagaimana format perhitungan berikut ini :
Pendapatan sebelum depresiasi dan pajak                              Rp. Xxxxxx
Depresiasi                                                                                Rp. Xxxxxx (-)
Proyeksi pendapatan sebelum pajak                                       Rp. Xxxxxx
Pajak                                                                                       Rp. Xxxxxx (-)
Proyeksi pendapatan sesudah pajak                                        Rp. Xxxxxx
Depresiasi                                                                                Rp. Xxxxxx (-)
Proyeksi cash inflow                                                               Rp. Xxxxxx
               Berdasarkan format perhitungan di atas berikut ini contoh bagaiman manentukan proyeksi cash inflow sebuah perusahaan.
7.      KRITERIA PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI
               Setelah mengetahui penentuan pembiayaan modal atau cash outflow dan pengembalian investasi (cash inflow) selanjutnya akan dibahas berbagai criteria  yang digunakan dalam mengukur kelayakan suatu investasi dapat dibiayai atau ditolak. Masing-masing kriteria memiliki teknik perhitungan dan standar penilaian masing-masing. Walupun demikian diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi bukan berdasarkan ukuran parsial atau kriteria melainkan secara komprehensif seluruh kriteria yang ada. Adapun kriteria kelayakan usulan investasi dapat diukur dengan teknik pengukuran sebagai berikut:
a.       Average rate of retrun
Berdasarkan kriteria ini kelayakan usulan investasi diukur dengan jalan membandingkan antara rata-rata keuntungan bersih yang dihasilkan dengan sejumlah investasi bersih yang dikeluarkan. Perhitungan rata-rata keutungan yang sering juga disebut dengan “Acounting rate of retrun” didasarkan pada keeuntungan bersih sesudah pajak yang tampak dalam laporan laba-rugi. Adapun perhitungannya menggunakan formula sebagai berikut :
                                              Average earning after tax
Average rate of retrun (ARR) = ---------------------------------------
                                                                  Average investment
Rata-rata keuntungan bersih setelah pajak Average Earning After Tax dihitung dengan jalan menjumlah kan keseluruhan keuntungan besih yang dihasilkan selama usia ivestasi (∑EAT) dibagi dengan usia investasi.
                                              ∑ EAT
                  Average EAT =                                   
                                                               n
Dimana :
Average EAT  = rata-rata keuntungan bersih
∑ EAT             = jumlah seluruh keuntungan bersih
 n                     = umur investasi / umur ekonomis aktiva tetap
sedangkan rata-rata investasi ( average investment) dihitung dengan jalan jumlah dana investasi dibagi 2 (dus).
                   Average investment  =   Net Initial Investment
                                                                  2
Net investment dibagi menjadi dua dengan asuransi bahwa perusahaan menggunakan metode garis lurus dan tidak ada nilai sisa pada akhir usia investasi.
Kebaikan dan Kelemahan Teknik AAR
      Hal yang menguntungkan dengan menggunakan teknik AAR berkaitan dengan kemudahan dalam perannya dimana input data cukup menggunakan data net investment dan keuntungan bersih sesudah pajak. Data keutungan bersih setelah pajak dengan mudah diperoleh melalui laporanlaba rugi. Sedangan kelemahan teknik AAR karena : teknik AAR dalam peranannya mengabaikan nilai waktu terhadapp uang. Sebagaimana dibahas pada bagian terdahulu bahwa sejumlah uang yang dimiliki saat ini nilainya lebih besar dari pada jumlah yang sama pada apabila baru dimiliki waktu yang akan datang. Walaupun demikian teknik AAR tetap dibutuhkan dalam penilaian kelayakan investasi.
b.      Payback proiod
Teknik lain yang dapat digunakan dalam penilaian kelayakan usulan investasi yaitu payback priod. Dengan teknik ini, akan dapat diukur berapa lama waktu yang diperlukan guna menutup net investment melalui cash inflow yang dihasilkan melalui investasi/proyek tersebut.suau investasi juga mengharapkan pengembalian investasi dalam jangka waktu  yang lebih cepat. Maka semakin kecil payback period yang dihasilkan semakin cepat pengembalian investasi dan itulah yang dipilih antara usulan investasi. Dalam menghitung payback period suatu investasi akan menghasilkan antara pengembalian invstasi dimana cash inflow yang sama besar setiap periode.
Pay back period dengan cash inflow yang sama besar
Dasar perhitungan pay back period adalah :
Maka perhitungan payback period dapat melakukan dengan membagi net investment dengan rata-rata cash inflow.
Payback period =Net investment
                               Rata-rata cash inflow
Cara menghitung payback period sebagai berikut :
Payback period “X” =  Rp 150.000.000 x 1 tahun
                                       Rp  50.000.000
                                  = 3 tahun
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa dana yang diinvestasikan dalam / proyek X  dapat menutup dalam waktu 3 tahun.
Payback period dengan inflow yang tidak sama besar.
Guna menghitung payback period dimana cash inflow tidak sama besar setiap tahun dapat dihitung dengan mengurut tahun demi tahun.
Kabaikan dan kelemahan payback period
Kebaikan :
-          Dalam pengambilan keputusan secara tidak langsung sudah mempertimbangkan factor likuiditas investasi.
-          Walaupun tidak sepenuhnya, namun payback period telah mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang.
kelemahan :
-          Tidak sepenuhnya mempertimbangkan waktu terhadap uang melainkan implicit dengan pertimbangan beberapa kecepatan atau waktu dana yang terinvestasikan dapat menutupi.
-          Tidak mempertimbangkan adanya cash inflow yang diterima setelah total cash inflow menutupi net investment
c.       Net present value (NPV)
Salah satu teknik pengukuran investasi yang mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang.
NPV dengan cash inflow yang sama besar
Karenan cash inflow setiap tanhun sama besar maka tidak perlu menghitung rata-rata cash inflow setiap tahun.
d.      Internal rate of return (IRR)
Merupang akan teknik menggunakan pengukuran kelayakan investasi yang banyak digunakan.
IRR untuk cash inflow yang sama besar         
 Langka perhitungan:
1.      Hitung besar payback period untuk usulan investasi yang sedang dievaluasi.
e.       Indeks profitability
Teknik atau kriteria penilaian usulan investasi yang terakhir disebut jugs dengan istilah Benefit cost ratio (B/C ratio).

0 komentar:

Post a Comment

DAFTAR ISI