Suatu
analisis ekonomi dan kegiatan usaha perusahaan yang menitikberatkan pada
mengkaji situasi dan kondisi yang berlaku sekarang maupun yang telah lalu, dan
melihat pengaruhnya pada situasi dan kondisi di masa yang akan mendatang,
membutuhkan suatu teknis dan metode analisis peramalan. Peramalan/forecasting
ialah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa akan
datang.
Peramalan
menjadi penting sebab situasi dan kondisi yang berkaitan dengan ekonomi dan
kegiatan usaha dihadapkan pada,
- Meningkatnya kompleksitas organisasi
- Meningkatnya ukuran-ukuran keberhasilan organisasi
- Perubahan lingkungan yang sangat cepat
Kegunaan
dari peramalan ialah akan membantu dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang baik ialah keputusan yang
didasarkan atas pertimbangan apa yang terjadi pada waktu keputusan itu
dilaksanakan. Apabila peramalan yang
dibuat kurang tepat, maka keputusan yang kita buat kurang baik, sehingga
diperlukan suatu kemampuan menguasai teknik dan metode secara benar. Ketepatan dalam melakukan peramalan akan
menunjang perencanaan yang ditetapkan.
A. JENIS-JENIS PERAMALAN
Peramalan
dilihat dari sifat penyusunannya terbagi atas dua macam, yaitu :
- Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif bersifat subyektif dan didasarkan
atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau judgement dari orang yang menyusunnya
sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.
2. Peramalan
Kuantitatif
Peramalan
kuantitatif didasarkan atas data historis yang relevan di masa lalu, mengikuti
pendekatan statistika formal dan pendekatan yang sistematis yang meminimumkan
kesalahan (error) peramalan.
Dalam peramalan kuantitatif,
memerlukan tiga kondisi yaitu :
a. Adanya
informasi masa lalu
b. Informasi
tersebut dapat dikuantifisir
c. Dapat
diasumsikan bahwa pola di masa lalu dapat berkelanjutan di masa yang akan
datang.
B. JENIS POLA DATA
Jenis
pola data dapat dilihat dalam gambar sbb :
(1) Pola
Data Horizontal (2)
Pola Data Musiman
(3) Pola Data Siklus (4)
Pola Data Trend
Keterangan :
(1)
Pola
data horizontal menunjukan bahwa nilai data berfluktuasi di sekitar nilai
rata-rata (stasioner terhadap nilai rata-ratanya)
(2)
Pola
data musiman menunjukan bahwa nilai data dipengaruhi oleh faktor musiman
(harian, mingguan, bulanan, semesteran, tahunan)
(3)
Pola
data siklus menunjukan bahwa nilai data dipengaruhi oleh flukstuasi dalam
jangka panjang
(4)
Pola
data trend menunjukan bahwa nilai data terjadi kenaikan atau penurunan dalam
jangka panjang.
C. TAHAPAN PERAMALAN
Tahapan peramalan yang baik meliputi 3 hal :
a. Menganalisis
Data Masa Lalu.
Tahap
ini berguna untuk mengetahui pola data yang tepat di masa lalu. Analisis
dilakukan dengan cara membuat tabulasi kemudian mem-plot-kan data untuk
mengetahui pola data
b. Menentukan
Metode
Tahap ini ialah menetapkan metode peramalan yang
baik. Metode yang baik ialah metode yang menghasilkan penyimpangan
terkecil.
c. Memproyeksikan
Data.
Tahap
ini ialah memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode terpilih dan
mempertimbangkan adanya faktor-faktor perubahan.
D. MODEL DAN DASAR-DASAR PERAMALAN
Dalam Peramalan Kuantitatif, dikenal dua model data yaitu
:
1. Model
deret berkala/ time series
2. Model
kausal/ eksplanantoris/ regresi
(1) Model Deret Berkala
Model deret berkala bertujuan
menemukan pola dalam deret data historis, kemudian mengeksplorasi data historis
tersebut untuk diekstrapolasi ke masa yang akan datang. Peramalan dengan model deret berkala
memperlakukan sistem sebagai suatu kotak hitam (black box) dan tidak ada upaya
untuk menemukan faktor yang berpengaruh pada perilaku sistem tersebut. Sistem
dianggap sebagai suatu proses bangkitan (generating process) yang tidak
diketahui mekanismenya.
|
Input Output
Terdapat dua alasan utama mempelakukan sebagai black box,
a. Sistem
tidak dimengerti dan kalaupun diketahui sulit untuk mengukur hubungan yang
mengaturnya
b. Perhatian
utama hanya untuk meramalakan apa yang akan terjadi dan bukan untuk mengetahui
mengapa hal itu terjadi
(2) Model Kausal/ Eksplanatoris/ Regresi
Model
kausal mengasumsikan adanya hubungan sebab dan akibat antara input dan output
sistem dengan satu atau lebih variabel bebas.
Setiap perubahan dalam input akan berakibat pada output sistem dengan
carta yangdapat diramalkan dengan
menganggap hubungan sebab dan akibat itu tetap
|
Input Output
Kedua model tersebut pada dasarnya
mempunyai keuntungan dalam kondisi tertentu.
Model deret berkala seringkali dapat digunakan dengan mudah untuk
meramal sedangkan model kausal dapat digunakan dengan keberhasilan yang lebih
besar dalam pengambilan keputusan.
Contoh
data deret berkala :
Data
Penjualan Benang Type TC 600 30 KW Tahun 2010 (PT Gramatex)
Waktu
|
Data Penjualan (Kg)
|
Januari
|
73.236,43
|
Pebruari
|
85.554,97
|
Maret
|
153.556,63
|
April
|
168.997,7
|
Mei
|
68.905,17
|
Juni
|
103.501,17
|
Juli
|
45.212,59
|
Agustus
|
67.186,55
|
September
|
111.979,88
|
Oktober
|
5.150,65
|
Nopember
|
129.424,66
|
Desember
|
88.137,96
|
Contoh data deret berkala :
Data Penjualan Deterjen Merk A, Harga Deterjen Merk A dan
Pendapat per Kapita 2006-2010
Waktu
|
Penjualan (ton)
|
Harga
(Rp per Kg)
|
Pendapatan
Perkapita ($)
|
2006
|
1.400
|
6.000
|
10.300
|
2007
|
1.550
|
6.750
|
10.500
|
2008
|
1.620
|
7.350
|
10.750
|
2009
|
1.900
|
8.000
|
11.000
|
2010
|
2.300
|
8.200
|
11.500
|
Didalam mengamati output terdapat
dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
a.
Hubungan
fungsional yang mengatur sistem (untuk seterusnya disebut Pola)
b. Unsur
random (kesalahan/galat)
Dari kedua hal tersebut di atas, maka data adalah
gabungan pola dan kesalahan atau :
Masalah kritis dalam
peramalan yaitu memisahkan pola dari komponen kesalahan, sehingga pola tersebut
dapat digunakan untuk peramalan.
Prosedur umum untuk menduga pola hubungan baik kausal maupun deret
berkala ialah dengan mencocokan suatu bentuk fungsional sedemikian rupa,
sehingga komponen kesalahan pada persamaan di atas dapat diminimumkan. Salah satu bentuk penduga ialah kuadrat
terkecil, istilah kuadrat terkecil didasarkan atas kenyataan bahwa prosedur
penaksiran berusaha meminimumkan jumlah kuadrat kesalahan atau nilai tengah
kesalahan kuadrat
E. METODE NILAI TAKSIRAN DAN NILAI
RATA-RATA
Salah
satu metode dalam model deret berkala dapat menggunakan nilai taksiran atau
nilai taksiran. Nilai rata-rata
membuthkan suatu kondisi bahwa data harus stasioner atau berada dalam
keseimbangan di sekitar nilai kosntan.
Adapun nilai taksiran merupakan metode coba-coba (trial and error) di
mana yang menggunakan metode ini, sebagaimana layaknya metode-metode dalam
model deret berkala, dapat melakukan coba-coba untuk setiap perhitungannya.
Contoh Soal : (Peramalan dengan metode nilai taksiran dengan penyimpangan terkecil
MSE)
Seorang
manajer sebuah toko ingin mengetahui berapa banyak jumlah uang yang
dibelanjakan oleh pelanggan khsususnya setiap kali berbelanja, lalu ia
mengambil 12 orang sebagai ukuran sampel, dengan data sebagai berikut :
Pelanggan
|
Jumlah
Pengeluaran ($)
|
1
|
9
|
2
|
8
|
3
|
9
|
4
|
12
|
5
|
9
|
6
|
12
|
7
|
11
|
8
|
7
|
9
|
13
|
10
|
9
|
11
|
11
|
12
|
10
|
Kemudian dengan memperhatikan data
di atas, manajer toko mencoba untuk membuat suatu perkiraan degan menetapkan nilai
taksiran dengan nilai $7 (artinya bahwa setiap pelanggan khusus yang berbelanja
di tokonya akan membelanjakan sebesar $7), lalu dibuatlah tabelnya sebagai
berikut :
Pelanggan
|
Jumlah Pengeluaran ($)
|
Nilai Taksiran = $7
|
|
Kesalahan
(e)
|
Kesalahan
Kuadrat (e2)
|
||
1
|
9
|
2
|
4
|
2
|
8
|
1
|
1
|
3
|
9
|
2
|
4
|
4
|
12
|
5
|
25
|
5
|
9
|
2
|
4
|
6
|
12
|
5
|
25
|
7
|
11
|
4
|
16
|
8
|
7
|
0
|
0
|
9
|
13
|
6
|
36
|
10
|
9
|
2
|
4
|
11
|
11
|
4
|
16
|
12
|
10
|
3
|
9
|
Jumlah
|
144
|
Hasil
: SSE = 144
MSE = 12
Coba
hitung dengan nilai taksiran 8, 9, 10, 11, 12 kemudian hitung MAPE yang paling kecil
diantara ke enam nilai taksiran yang dibuat.
Nilai taksiran dengan MAPE yang terkecil ialah nilai ramalan yang paling
tepat.
F. METODE
PEMULUSAN (SMOOTHING)
Apabila suatu model deret berkala
(time series) ditunjukan suatu proses konstan yang mengandung kesalahan random,
maka nilai tengah akan sangat bermanfaat sebagai nilai ramalan di masa yang
akan datang. Akan tetapi apabila deret
berkala mengandung kecenderungan trend (naik atau turun) atau pengaruh musiman
atau kecenderungan dan musiman sekaligus, maka nilai tenagh tidak dapat
menggambarkan pola sata tersebut. Untuk
hal seperti ini, maka metode pemulusan/ smoothing akan lebih baik dibandingkan
dengan nilai tengah.
Klasifikasi
metode pemulusan ialah sebagai berikut :
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
|
|||||||||||
|
|
|||||||||||
|
|
|||||||||||
|
1)
Metode Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average/SMA)
SMA merupakan suatu cara untuk mengubah pengaruh data
masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan, dengan cara menentukan sejak
awal berapa nilai observasi masa lalu yang akan digunakan untuk menghitung
nilai tengah. Pengertian rata-rata
bergerak digunakan untuk nilai ramalan di masa mendatang, hal yang harus
diperhatikan ialah jumlah titik dalam setiap rata-rata ialah konstan dan
observasi yang digunakan ialah yang paling akhir.
2) Metode Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving
Average/DMA)
DMA merupakan variasi dari prosedur rata-rata bergerak
yang diinginkan untuk dapat mengatasi adanya trend yang lebih baik, DMA selanjutnya disebut Metode rata-rata
bergerak linier. Dasar metode ini ialah menghitung rata-rata bergerak yang
kedua, sehingga disebut juga rata-rata bergerak dari rata-rata bergerak.
3) Metode Pemulusan Eksponensial
Metode
pemulusan eksponensial menjelaskan sekelompok metode yang menunjukan pembobotan
menurun secara eksponensial terhadap nilai observasi yang terdahulu. Metode pemulusan eksponensial terdiri atas
metode pemulusan tunggal, metode pemulusan ganda dan metode pemulusan lainnya,
mempunyai sifat yang sama yaitu bahwa nilai yang lebih baru diberikan bobot
yang relatif lebih besar dibanding dengan nilai observasi yang terdahulu.
G. METODE
REGRESI
Metode
regresi merupakan model sebab dan akibat/ eksplanatoris, yaitu pendekatan yang
mencoba mengajukan variabel lain yang berkaitan dengan rangkaian data dan
mengembangkan suatu model yang menyatakan adanya saling ketergantungan
fungsional diantara semua variabel tersebut.
Model-model regresi ialah sebagai berikut :
|
|
|
RUMUS-RUMUS
i.
RATA-RATA SEDERHANA
X
= ( ∑ Xi / n) ; i = 1,2,3, …, n
ii.
RATA-RATA BERGERAK TUNGGAL (SINGLE
MOVING AVERAGE)
T à X = (X1 + X2
+ X3 + … + XT)/T à F T+1 = X = ( ∑ Xi / T)
; i = 1,2,3, …, T
T+1 à X = (X2 + X3
+ X4 + … + XT+1)/T
à
F T+2 = X = ( ∑ Xi / T) ; i = 1,2,3, …, T+1
T+2 à X = (X3 + X4
+ X5 + … + XT+2)/T
à
F T+3 = X = ( ∑ Xi / T) ; i = 1,2,3, …, T+2
iii.
RATA-RATA
BERGERAK GANDA/ RATA-RATA BERGERAK LINIER (LINEAR MOVING AVERAGE)
S’ t = (Xt + Xt-1 + Xt-2 +
… + Xt-N+1)/N
S” t = (S’t + S’t-1 + S’t-2
+ … + S’t-N+1)/N
at = 2
S’ t - S” t
bt = (2/(N-1)) (S’ t - S” t)
Ft+m = at
+ btm
0 komentar:
Post a Comment