BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses
pelacakan dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas
suatu organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa.Biaya didefinisikan sebagai
waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan
uang.Pengguna kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.
Definisi akuntansi biaya yang diutarakan oleh Kartadinata (2000:22) adalah “patner manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan kepada manajemen alat-alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan”. Menurut Usry dan Carter (2004:11) yang dialihbahasakan oleh Krista, akuntansi biaya adalah “perhitungan biaya yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis”. Menurut Schaum pengertian dari Akuntansi biaya adalah “suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa”. Fungsi utama akuntansi biaya adalah melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu proses kegiatan di bidang akuntansi dalam menetapkan biaya suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan manfaat, sedangkan biaya menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Definisi akuntansi biaya yang diutarakan oleh Kartadinata (2000:22) adalah “patner manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan kepada manajemen alat-alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan”. Menurut Usry dan Carter (2004:11) yang dialihbahasakan oleh Krista, akuntansi biaya adalah “perhitungan biaya yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis”. Menurut Schaum pengertian dari Akuntansi biaya adalah “suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa”. Fungsi utama akuntansi biaya adalah melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu proses kegiatan di bidang akuntansi dalam menetapkan biaya suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan manfaat, sedangkan biaya menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
1.2 Rumusan masalah
a. Apakah yang
dimaksud dengan biaya?
b. Apakah yang dimaksud
dengan klasifikasi biaya?
c. Apakah yang
dimaksud dengan klasifikasi biaya dalam perusahaan pabrikasi, dagang, dan jasa?
d. Apakah yang dimaksud
dengan biaya untuk perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan?
e. Bagaimanakah hubungan biaya dengan obyek biaya?
f. Apakah yang
dimaksud dengan unsur-unsur harga pokok produksi?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa
yang dimaksud dengan biaya.
b. Mengatahui apa yang
dimaksud dengan klasifikasi biaya.
c. Mengetahui apa
yang dimaksud dengan klasifikasi biaya dalam perusahaan pabrikasi, dagang, dan
jasa.
d. Mengetahui apa yang
dimaksud dengan biaya untuk perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan.
e. Mengatahui
bagaimana hubungan biaya dengan obyek biaya.
f. Mengetahui apa
yang dimaksud dengan unsur-unsur harga pokok produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biaya
Definisi biaya sendiri memiliki kemajemukan karena konsepnya berasal dari
istilah umum, sehingga tidak mudah untuk memberikan suatu batasan yang pasti
tanpa meninggalkan keraguan mengenai pengertiannya. Para ahli ekonomi, akuntan
dan pihak-pihak yang dihadapkan pada masalah biaya ini memiliki pengembangan
mengenai konsep dan istilah biaya menurut kebutuhan meraka.
Objek dari akuntansi biaya adalah biaya itu sendiri, ini dapat dilihat dari definisi biaya yang dikemukakan oleh para ahli. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.
Menurut Hansen Mowen (2000:38) yang dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan, mendefinisikan biaya sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisssi.Di sisi lain, Carter dan Usry (2004:29) biaya didefinisikan sebagai “Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”.
Menurut Bastian, dkk. (2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Objek dari akuntansi biaya adalah biaya itu sendiri, ini dapat dilihat dari definisi biaya yang dikemukakan oleh para ahli. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.
Menurut Hansen Mowen (2000:38) yang dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan, mendefinisikan biaya sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisssi.Di sisi lain, Carter dan Usry (2004:29) biaya didefinisikan sebagai “Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”.
Menurut Bastian, dkk. (2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang
dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar
persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang
digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas biaya adalah pengorbanan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal dimasa yang akan datang.
Sampai saat ini banyak orang yang terjebak dalam kata-kata biaya (cost) dan
beban (expense) yang digunakan dalam akuntansi. Dalam akuntansi terdapat
perbedaan yang mendasar antara dua kata tersebut.
Biaya (cost) merupakan bahan olah dasar akuntansi (pengukuran yang dilekatkan
pada suatu objek cost). Dengan pengertian tersebut semua objek yang dapat
diukur merupakan objek cost,dan hasil pengukuran tersebutlah yang disebut cost.
Biaya merupakan harga yang dibayarkan untuk mendapatkan, menghasilkan, atau
memelihara barang atau jasa. Misalnya harga-harga yang dibayarkan untuk bahan,
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Beban (expense) adalah “penurunan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.
Beban (expense) adalah “penurunan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.
Beban merupakan hasil dari penggunaan sebuah aktiiva, misalnya penyusutan,
beban juga lebih banyak diterapkan terhadap hal-hal rutin, misalnya beban gaji.
Biaya adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pendapatan (hasil).
Sedangkan kata beban tidak selaras dengan konsep upaya dan hasil, karena beban
mempunyai makna akan sesuatu yang harus ditanggung (seakan-akan pendapatan
didapat dahulu, dan karena mendapatkan pendapatan tersebut kita harus
menanggung beban). Dari beberapa pengertian biaya (cost) dan beban (expense)
dapat dilihat perbedaan antara biaya dan beban.
2.2 Klasifikasi Biaya
2.2.1. Klasifikasi Biaya Secara Umum
Akuntansi biaya menghasilkan biaya untuk memenuhi pencapaian tujuan antara lain
penentuan harga pokok, perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan
keputusan, maka dari itu penyajian biaya diklasifikasikan dengan tepat sangat
diperlukan agar data yang dihasilkan akurat sebab informasi tersebut diperlukan
untuk tindak lanjut dalam melaksanakan kegitan perusahaan dalam mengevaluasi
serta melakukan perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang akan dicapai dengan penggolongan tersebut, karena pada akuntansi biaya dikenal konsep different costs for different purposes, yang artinya biaya yang berbeda digunakan untuk kepentingan yang berbeda pula. Pada dasarnya klasifikasi biaya adalah preses pengelompokan biaya atas keseluruhan elemen biaya secara sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih rinci yang bertujuan memberikan informasi biaya yang lebih lengkap bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Pada akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang akan dicapai dengan penggolongan tersebut, karena pada akuntansi biaya dikenal konsep different costs for different purposes, yang artinya biaya yang berbeda digunakan untuk kepentingan yang berbeda pula. Pada dasarnya klasifikasi biaya adalah preses pengelompokan biaya atas keseluruhan elemen biaya secara sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih rinci yang bertujuan memberikan informasi biaya yang lebih lengkap bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.
2.2.2. Klasifikasi Biaya dalam
Perusahaan Pabrikasi
Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya
pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
- Bahan baku langsung
- Tenaga kerja langsung
- Overhead pabrikasi
Ø Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured
products)
a. Total Biaya :
Biaya Produk
+ Biaya periode
b. Biaya produk :
Biaya bahan
baku langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
c. Biaya Periode
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
Ø Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi
Bisnis
Jenis
Perusahaan
|
Biaya
Produk
|
Biaya
Periode
|
Perusahaan
Jasa
|
Biaya
penyerahan
|
Beban
pemasaran
|
Jasa.
|
||
Perusahaan
dagang
|
Biaya
pembelian brg
|
Beban
pemasaran
|
Dagangan
dari pema-
|
Beban
administratif
|
|
sok.
|
||
Perusahaan
pabri-
|
Semua
biaya pabri-
|
Beban
pemasaran
|
Kasi.
|
kasi,
termasuk bhn
|
Beban
administratif
|
Baku
langsung, tena
|
||
ga kerja
langsung,
|
||
dan
overhead pabri
|
||
kasi.
|
2.2.3.
Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.
Contoh : Laporan Laba Rugi
PT. Lintas
Media Nusantara
Laporan Laba
Rugi
31 Desember
2005
Pendapatan penjualan
……………………………………………Rp. xxx.xxx
Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 ….Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………Rp. xxx.xxx (+)
Barang dagangan tersedia utk dijual …….. Rp. xxx.xxx
Persediaan brg dagangan, 31/12/2006……Rp. xxx.xxx (-)
Biaya pokok penjualan
……………………………………………Rp. xxx.xxx
Laba kotor
………………………………………………………….Rp. xxx.xxx
Beban Penjualan dan Administratif
Biaya Periode :
Gaji …………………………………………. Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga ………………………….. Rp. xxx.xxx
Sewa ……………………………………….. Rp. xxx.xxx
Periklanan …………………………………. Rp. xxx.xxx
Utilitas ………………………………………. Rp. xxx.xxx
Asuransi ……………………………………. Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor ………………………….. Rp. xxx.xxx (+)
Jml beban penjualan dan administratif
….
Rp.xxx.xxx
Laba Operasi
……………………………………………………. Rp.xxx.xxx
2.2.4.
Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa.
Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
a.
Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi
b.
Tidak adanya persediaan untuk dijual.
Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
a.
Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa
tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
b.
Biaya Tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti
asuransi atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari
pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.
Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
PT Cahaya
Abadai
Laporan Laba
Rugi
31 Desember
2006
Pendapatan Jasa
Konsultasi
Rp. 18.000.000
Kompensasi dan Tunjangan
Rp. 8.500.000
Sewa Kantor
Rp. 1.200.000
Pelatihan dan Riset
Rp. 900.000
Rekruitmen Karyawan
Rp. 500.000
Asuransi Profesional
Rp. 350.000
Lain-Lain
Rp. 750.000
Jumlah Biaya
Rp. 12. 100.000
Laba Operasi
Rp. 7.900.000
2.2.5. Biaya untuk Perencanaan, Pengendalian dan Pengambilan Keputusan.
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan
sebagai : biaya langsung dan tidak langsung, ter- kendalikan dan tidak
terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai golongan lainnya.
2.2.6. Hubungan
Biaya dengan Obyek Biaya
Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau
segmen operasi, yang sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa
produk, kawasan penjualan, pelang- gan, divisi, pabrik, departemen atau suatu
aktivitas.
Terdapat dua jenis obuek biaya : obyek biaya antara dan obyek
biaya akhir. Obyek biaya antara (intermediate cost object) adalah
penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada obyek biaya
lainnya.
Obyek biaya Akhir (final cost object), adalah titik
penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan lagi alokasi biaya. Obyek biaya
akhir yang palim lazim adalah produk.
2.2.7. Biaya
Terkendalikan dan Biaya Tgaidak Terkendalikan
a.
Biaya Terkendaliakan :
Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen
tertentu manakala lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk
mengotorisasi biaya tadi. Contoh biaya iklan surat kabar menjadi biaya
terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di mempunyai kekuasaaan untuk
mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
b.
Biaya tidak Terkendaliakan :
Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat
mengotorisasinya. Misal biaya penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer
pemasaran menjadi biaya tidak terkendalikan, karena manajer tsb tidak mempunyai
wewenang untuk mengotorisasi pemakain mesin pabrik.
2.2.8. Biaya
Bergabung dan Biaya Bersama
Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya
bergabung. Biaya Bersama (Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat
kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya ini terjadi ketika dua produk, yang
mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana
bermacam-macam keluaran berasal dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat
diolah menjadi bermacam-macam produk (misal solar, oli, premium dll).
2.2.9. Biaya
Relevan dan Biaya Tidak Relevan.
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki
manfaat yang paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya
tersebut :
a.
Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila
suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu
tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
b.
Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak
berubah untuk semua alternatif.
2.3 Pengertian dan Unsur-unsur Harga Pokok
Produksi
2.3.1 Pengertian Harga
Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi sangat mempengaruhi penetapan harga jual suatu
produk sekaligus penetapan laba yang diinginkan. Dengan demikian ketepatan
dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi benar-benar diperhatikan
karena apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan akan menyebabkan kerugian bagi
perusahaan.
Pada umumnya, sebagian besar dari perusahaan yang menghasilkan barang-barang
dan jasa-jasa masih menghadapi persoalan dalam menentukan harga pokok produksi.
Penentuan harga pokok produksi memegang peran yang sangat penting dalam perusahaa
industri. Salah satu kegunaan dan penentuan harga pokok produksi adalah untuk
menentukan harga jual.
Permasalahan yang sering dihadapi perusahaan manufaktur adalah permasalahan
penentuan harga pokok. Harga pokok ini memegang peranan penting karena
kesalahan dalam penentuan harga pokok akan mempengaruhi harga jual produk yang
dihasilkan. Harga jual produk akan mempengaruhi laba yang diharapkan
perusahaan, juga kemampuan bersaing produk sejenis yang dihasilkan perusahaan
lain.
Pengertian harga pokok produksi menurut Hansen dan Mowen (2000:48) yaitu;Harga
pokok produksi mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode
tersebut. Satu-satunya biaya yang diberikan pada barang yang diselesaikan
adalah biaya produksi dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
biaya lain-lain.
Dipihak lain Bastian, dkk. (2006:60), harga pokok produksi adalah “kumpulan
biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik
ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk
dalam proses akhir”
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa harga pokok produksi
adalah semua biaya, baik langsung maupun tidak lansung yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang selama periode tertentu.
2.3.2 Unsur-unsur Harga
Pokok Produksi
Unsur-unsur harga pokok produksi menurut Kartadinata (2000:7) ada 3, yaitu
bahan baku dan bahan pembantu, upah langsung, biaya produksi tidak langsung.
Definisi biaya bahan baku langsung Bastian, dkk (2006:10), adalah “biaya bahan
baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan
dapat ditelusuri langsung dari produk selesai”.
Hansen dan Mowen (2000:45), “biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga
kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan.
Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah kerja yang digunakan
untuk menghasilkan jasa atau pelayanan”.
Usry dan Carter (2004:411), “biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung,
pekerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah dapat
dibebankan langsung ke pekerja atau produk”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda
biaya beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu
pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini
dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada
hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada
hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai
cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
3.2 Saran
Adanya konsep dan klasifikasi biaya akan mempermudah pemimpin perusahaan dalam
mengelola perusahaanya secara efisien dan efektif. Untuk itu penulis
menyarankan kepada pembaca dan calon pemimpin perusahaan pada khususnya, untuk
lebih mendalami semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi biaya. Khususnya
tentang biaya produksi atau operasional, di sistem industri memainkan peran
yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan
antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi
dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan,
sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat
harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Hamanto,
M.Soc.Sc., Akt., Drs., 1992, Akuntansi Biaya untuk Perhitungan Biaya
Matz-Usry,
1991, Akuntansi Biaya- Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta : Erlangga.
Mulyadi,
2007, Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE-UGM.
Pokok Produksi (Sistem Biaya Historis),
Yogyakarta:BPFE-UGM.
Tresno
Lesmono, MSPA., AKT., Drs., 1998, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama , Yogyakarta
: Pusat penerbitan Akaderni YKPN.
0 komentar:
Post a Comment