BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggaran
Biaya Produksi
Anggaran merupakan alat accounting yang membantu pimpinan
perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran
memperlihatkan bagaimana sumber daya diharapkan akan diperoleh dan digunakan
selama periode waktu tertentu. Anggaran yang digunakan sebagai alat perencanaan
dan pengendalian merupakan jalan terbaik bagi pimpinan perusahaan untuk
menempatkan suatu organisasi pada arah tertentu.
Proses penganggaran yang dilakukan untuk membuat suatu induk anggaran
adalah alat bagi pengelolaan bisnis yang efisien dan efektif. Informasi
anggaran dimanfaatkan di seluruh proses manajemen bisnis, meskipun aplikasi
pokok anggaran dalam fungsi perencanaan dan pengendalian karena anggaran
merupakan rencana financial yang dipakai untuk pengelolaan sumber daya
organisasi.
2.1.1 Pengertian Anggaran Biaya
Produksi
Anggaran merupakan proses
pengoperasionalan rencana dalam bentuk pengekuantifikasian, biasanya dalam unit
moneter untuk kurun waktu tertentu. Hasil dari penyusunan anggaran adalah
anggaran.
Definisi
anggaran secara umum dapat dikatakan sebagai berikut :
Menurut Hansen dan Mowen
(2000:276) defisnisi budget adalah
“financial plans for the future, they
identify objectives and the actions needed to achieve them”.
Artinya
anggaran adalah “rencana keuangan yang disusun untuk masa depan, yang sesuai
dengan tujuan perusahaan meliputi tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapainya.”
Menurut Henry
Simamora (2002:202) dalam bukunya Akutansi Manajemen, menyatakan “Anggaran
adalah sebuah rencana kuantitatif aktifitas usaha sebuah organisasi, anggaran
mengidentifikasikan sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan tujuan organisasi selama periode anggaran”
Menurut Matz
and Usry (2002:3) dalam bukunya Cost
Accounting Planing and Control menjelaskan “Anggaran (budget) hanyalah merupakan suatu rencana yang dinyatakan dengan
nilai uang atau satuan kuantitas laninnya.”
Mulyadi
(2000:14) menyatakan anggaran biaya produksi adalah “rencana biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.”
Menurut
Aliminsyah (2003:242) Anggaran biaya produksi (Manufacturing budget) adalah “rencana biaya produksi yang terjadi
selama satu periode tertentu di masa datang.”
Satu periode
dalam penyusunan anggaran, umumnya adalah satu tahun anggaran. Tahun dapat
disusun dengan teknik anggaran kontinyu atau anggaran perpetual yaitu anggaran
yang terinci menjadi anggaran bulanan (12 bulan) dimana anggaran setiap bulan
yang bersangkutan dan saldo pada akhir bulan tersebut.
Jadi menurut
perusahaan beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya
produksi sangat penting peranannya untuk menentukan dan mengetahui jumlah
output, agar perusahaan memiliki keunggulan daya saing. Salah satu syarat
penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah kemampuan dalam meningkatkan
laba dan mengendalikan biaya-biaya lainnya.
2.1.2 Karakteristik Anggaran
Anggaran merupakan rencana manajemen
yang mendasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh
penyusunan anggaran agar realisasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Sedangkan perkiraan hanya merupakan prediksi mengenai apa yang
terjadi.
Menurut Anthony dan Govin Darajan
(2003:18) bahwa suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Anggaran adalah estimasi potensi keuangan dari unit
bisnis.
2.
Anggaran berdasarkan pelaporan keuangan meliputi keadaan
keuangan yang diperbaharui.
3.
Anggaran meliputi satu periode umum dalam satu tahun.
4.
Anggaran berbentuk komitmen manajemen manajer setuju
untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan penganggaran.
5.
Laporan penganggaran adalah peninjauan dan pembuktian
terhadap tingkat keuangan dari penganggaran.
6.
Salah satu bukti anggaran dapat diubah hanya pada
koordinasi tertentu atau khusus.
7.
Periode keadaan keuangan aktual diperbandingkan terhadap
anggaran dan jenis dari analisis dan penjelasan.
Karakteristik Anggaran menurut Mulyadi (2001:490) dalam bukunya Akuntansi Manajemen
yaitu sebagai berikut :
1.
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan
selain keuangan.
2.
Anggaran umumnya
mencakupi jangka waktu satu tahun.
3.
Anggaran berisi komitmen dan kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4.
Usulan anggaran review dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari Penyusunan Anggaran.
5.
Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah
kondisi tertentu
6.
Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Menurut Mulyadi (2001 : 511) selain
karakteristik-karakteristik umum yang telah diuraikan di atas, terdapat juga
karakteristik anggaran yang baik, yaitu :
1.
Anggaran disusun berdasarkan program.
2.
Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat
pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.
3.
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat
pengendalian.
2.1.3 Manfaat dan Kegunaan Anggaran
Anggaran
mempunyai beberapa manfaat, menurut M Nafarin (2000:12) menyatakan manfaat
anggaran adalah sebagai berikut :
1.
Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan
bersama.
2.
Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan dan
kekurangan pegawai dalam kemampuannya bekerja.
3.
Dapat memotivasi pegawai.
4.
Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
5.
Menghindari pemborosan dan pengeluaran atau pembayaran
yang kurang perlu.
6.
Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana
dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
Adapun
kegunaan dari anggaran tersebut adalah :
1.
Anggaran memberikan suatu pendekatan disiplin untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
2.
Anggaran memberikan arah dan tujuan bagi seluruh
tingkatan manajemen.
3.
Anggaran meningkatkan koordinasi dan aktivitas bisnis
dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.
4.
Anggaran menyediakan saran untuk memperoleh ide-ide dan
kerjasama dari seluruh tingkatan manajemen keahlian dan pengetahuan dari semua
manajer diperlukan untuk mengembangkan rencana yang paling efektif dan
memungkinkan partisipasi dari pihak yang ada pada setiap tingkatan, tidak hanya
membawa ide-ide yang baik menjadi nyata tetapi juga memberikan saran untuk
mengkomunikasikan sasaran dukungan untuk rencana terakhir.
2.1.4 Penyusunan Anggaran
Dalam
penyusunan anggaran memiliki prinsip-prinsip yaitu :
Menurut M. Nafrin (200:15) prinsip-prinsip dalam
penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
1.
Paduan adiquasi memberikan kemudahan bagi seluruh tingkat
manajemen untuk bekerja dan menggunakan asumsi, target dan agenda.
2.
Partisipasi dalam proses penganggaran harus mencakup
seluruh level di dalam suatu organisasi.
3.
Iklim dan persiapan penganggaran harus bisa di eliminasi
dan dipertahankan
4.
Persiapan anggaran harus terstruktur sehingga dapat
diterima dengan akal sehat dan dapat mendatangkan keuntungan yang besar dan
tujuan berjalan dengan sukses.
5.
Pengangkaan dari suatu asumsi harus dapat dievaluasi
dalam mengembangkan anggaran.
2.1.5 Jenis-Jenis Anggaran
Menurut pendapat M. Nafarin (2004:17) Anggaran dapat
dikelompokkan beberapa sudut pandang berikut ini :
1.
Menurut dasar penyusunan, Anggaran terdiri dari :
a.
Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu.
b.
Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
suatu tingkat kapasitas tertentu.
2.
Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari :
a.
Anggaran periodik yaitu anggaran yang disusun untuk satu
periode tertentu.
b.
Anggaran kontinyu yaitu anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
3.
Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :
a.
Anggaran jangka pendek`(anggaran taktis) adalah anggaran
yang dibuat jangka waktu paling lama setahun.
b.
Anggaran jangka panjang (strategis) adalah anggaran yang
dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang tidak
mesti berupa anggaran modal, anggaran jangka panjan diperlukan sebagai dasar
penyusunan anggaran jangka pendek.
4.
Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :
Anggaran
operasional yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran
operasional antara lain terdiri :
a.
Anggaran penjualan
b.
Anggaran biaya pabrik, meliputi anggaran biaya bahan
baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik.
c.
Anggaran beban usaha
d.
Anggaran laporan rugi laba.
2.1.6 Keterbatasan Anggaran
Keterbatasan
Penganggaran antara lain :
1.
Dalam banyak kejadian, anggaran cenderung terlalu
menyederhanakan fakta situasi nyata di lapangan dan tidak benar-benar menemukan
komplektisitas yang dihadapi oleh manajemen.
2.
Anggaran bisa saja terlampau menekan hasil, yaitu laba
bersih sesungguhnya dibandingkan jumlah laba yang dianggarkan, namun bukan pada
sebab musababnya, yaitu penjelasan mengapa biaya pemasaran lebih tinggi dari
pada biaya yang dianggarkan.
3.
Tema partisipasi pada anggaran menuntut dukungan penuh
keterlibatan manajemen.
4.
Anggaran dapat menggerogoti inisiatif manajemen dan
menghalangi pengembangan dan tindakan baru yang tidak tercakup dalam anggaran.
5.
Seandainya diberlakukan tekanan berlebihan terhadap
individu manajer untuk pencapaian tujuan anggaran, maka para manajer dapat
bereaksi dengan keputusan yang mempengaruhi secara buruk tujuan organisasi.
6.
Proses penganggaran bukan ilmu murni.
7.
Proyeksi dan estimasi tidak cepat.
8.
Kondisi dan asumsi berubah.
9.
Tidak ada kerjasama dan koordinasi.
10.
Dipandang sebagai pengganti pertimbangan manajemen.
2.2 Pengeluaran Biaya Produksi
Dalam pengeluaran biaya produksi sangat dibutuhkan
ketelitian perencanaan pengeluaran biaya produksi untuk menghindari terjadinya
pemborosan atau penyimpangan dana dalam manajemen perusahaan agar kegiatan
perusahaan dalam pencapaian tujuan yang lebih efektif dan efisien.
2.2.1 Pengertian Pengeluaran Biaya Produksi
Sebelum membahas tentang pengertian pengeluaran biaya
produksi, maka perlu diketahui terlebih
dahulu mengenai pengeluaran dan biaya produksi.
Pengertian pengeluaran
menurut Aliminsyah (2003:348) adalah “biaya tunai untuk mendapatkan barang,
jasa atau hasil usaha.”
Pengertian biaya produksi menurut Aliminsyah (2003 : 318)
adalah “biaya untuk memproduksi yang terdiri dari bahan langsung, upah
langsung, dan biaya tidak langsung.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengeluaran biaya produksi merupakan suatu cara atau sarana
untuk memenuhi kebutuhan biaya-biaya produksi secara periodik dan barang yang
diperlukan dalam kegiatan produksi dapat tersedia sesuai rencana sehingga CV
SARTIKA SUKABUMI dapat melaksanakan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan
pelanggan/konsumen.
2.2.2 Unsur-Unsur Biaya Produksi
Menurut objek
pengeluarannya secara garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari :
1.
Biaya bahan baku
Biaya bahan baku yaitu berbagai macam bahan yang diolah
menjadi produk jadi dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung
yang merupakan bagian integral dari produk tertentu.
Menurut
M. Munandar (2000 : 25) bahwa biaya bahan baku adalah “harga yang terdiri dari
semua bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi untuk diubah menjadi
barang lain yang nantinya akan dijual.”
Jadi
biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk bahan baku dan
menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah dimana biaya bahan baku ini
tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja, tetapi
ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
2.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Adalah
jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh perusahaan.
Menurut
Supriyono (1999 : 194) mengemukakan bahwa “biaya tenaga kerja langsung adalah
balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan
jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan oleh produk tertentu.”
Jadi
berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja
langsung merupakan biaya tenaga kerja yang langsung dapat diidentifikasi dengan
produktif unit tertentu dari barang jadi. Anggaran tenaga kerja langsung ini
harus menunjukkan jam tenaga kerja langsung yang direncanakan.
3.
Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)
Biaya
overhead pabrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh
kegiatan perusahaan dalam proses pencapaian tujuan. Biaya overhead terdiri dari
biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua jenis
biaya pabrik seperti pajak, asuransi, penyusutan, barang persediaan, perbaikan
dan pemeliharaan.
Menurut
Welsch et. AL (1998 : 265) menyatakan bahwa :
“Biaya
overhead adalah biaya produksi total yang tidak dapat langsung
diidentifikasikan pada produk atau pekerjaan tertentu.”
Jadi
berdasarkan pengertian di atas biaya overhead pabrik merupakan seluruh biaya
pabrik yang terjadi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
baik berupa biaya variable maupun tetap.
Dalam
penyusunan anggaran biaya produksi, perlu diperhatikan unsur-unsur yang
terdapat dalam anggaran biaya produksi agar dalam kegiatan pengrealisasiannya
dapat berjalan dengan mudah ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
dalam jangka waktu yang dianggarkan.
2.3
Laba
2.3.1 Pengertian
laba
Umumnya perusahaan didirikan
untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan
pengorbanan yang minmal untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan
dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat
membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus menerus.
Pengertian laba menurut Zaky baridwan
( 2004 ; 29)
Kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari trnsaksi sampingan atau transaksi yang jarang
terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari
pendapatan (revenue) atau investasi
oleh pemilik.
Sedangkan menurut Henry Simamora
( 2002 ; 45 )
Laba adalah perbandingan antara
pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah
laba bersih.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa laba berasal dari semua transaksi atau kejadian atau kejadian
yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada
periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban,
apabila pendapatan lebih besar dari pada beban maka perusahaan akan mendapatkan
laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi.
2.3.2 Kegiatan
Laba
Urutan yang sering dipakai untuk
menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan untuk laba yang
diperoleh nantinya, laba ini akan dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam standar akutansi
keuangan PSAK no 25. (menurut IAI disebutka sebagai berikut :
Laporan laba rugi merupakaan
laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatau perusahaan, terutama tentang
propitabilitas dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang
akan dikelola oleh sebuah perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi
tersebut juga sering kali dipergunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang akan disamakan dengan kas
dimasa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga
penting dalam hal ini.
Dari uraian di atas dapat
diketahui bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan sistematis mengenai
penghasilan biaya laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan pada satu periode.
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi meliputi :
a.
Bagian Pertama
Menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
(penjualan barang dagangan / memberikan service)
diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual, sehungga
dipeoleh laba kotor.
b.
Bagian Kedua
Menunjukan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya
umum / administrasi (operating expense).
c.
Bagian Ketiga
Menunjukan harga hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan yang
diiktui dengan biaya di luar usaha pokok perusahaan.
d.
Bagian Keempat
Menunjukan laba rugi yang insidentil (extra
ordinary gain or loss) sehingga
akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
2.3.3 Tujuan
Laba
Menurut Anis dan Imam ( 2003 ; 216 )mengutarakan bahwa tujuan pelaporan
laba adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai indikator efesiensi pengguanaan dana yang
tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya
b.
Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen
c.
Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak
d.
Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu
negara
e.
Sebagai konpensasi dan pembagian bonus
f.
Sebagai alat
motivasi mamanjemen dalam pengendalian perusahaan
g.
Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran
h.
Sebagai dasar pembagian depiden
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau
lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi
penggunaan dana yang digunakan sebagi dasar untuk pengukuran, penentuan,
pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran
serta dasar pembagian depiden untuk para investor yang menenemkan modalnya pada
perusahaan.
2.3.4 Jenis-Jenis
Laba
Jenis laba dalam hubungannya dengan perhituingan laba
perusahaan biasanya dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1.
Laba kotor yaitu penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan
2.
Laba usaha yaitu laba yang diperoleh semata-mata dari
kegiatan utama perusahaan yang merupaka selisih antara laba kotor dengan total
beban usaha
3.
Laba bersih yaitu selisih lebih semua pendapatan dan
keuntungan terhadap semua beban dan kerugian jumlah ini merupakan kenaikan
bersih terhadap modal
2.3.5 Pengklasifikasian
Laba
Dalam menyajikan laporan laba rugi berdasarkan bentuk multiple step akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan
pengukuran laba sebagai berikut :
1.
Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari
penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Laba ini dinamakan laba kotor
hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk
periode tertentu.
2.
Laba bersih usaha atau laba bersih perusahaan yaitu laba
kotor dikurangi dengan jumlah biaya administrasi dan umum
3.
Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan
perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan yaitu perolehan
apabila laba operasi ditambah atau dikurangi dengan selisih pendapatan dan
biaya lain-lain.
4.
Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih
setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan
dikurangi dengan pajak perseroan.
2.4
Pengaruh
Anggaran Biaya Produksi terhadap Laba
Dalam usaha merencanakan sebuah anggaran biaya produksi, perusahaan selalu
menunjukan kesan dan menaruh kepercayaan kepada manajemen untuk mlaksanakannya.
Anggaran mempunyai peranan penting dalam meningkatkan laba, karena
bertambahnya permintaan anggaran, maka pemasukan (income) yang diperoleh suatu perusahaan akan semakin bertanbah.
Dengan semakin bertambahnya pemasukan (income)
tersebut, maka laba yang akan diperoleh suatu perusahaan juga akan meningkat.
Selain menjalankan suatu usaha atau kegiatan, tentu harapan yang pertama
kali yang diinginkan adalah memperoleh laba. Untuk memperoleh laba berbagai
cara dilakukan oleh perusahaan sebagi bisnis keuangan, dalam mencari laba juga
memiliki cara tersendiri.
Menurut Nafarin (2000 : 29), menyatakan bahwa :Anggaran biaya
produksi merupakan hasil penyusunan anngaran, sedangkan anggaran biaya produksi
di buat untuk mencapai tujuan perusahan dalam memperoleh laba.
0 komentar:
Post a Comment